Oleh. dr.Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG (K)., MARS, FISQua, FIHFAA, FRSPH
Pendahuluan
Teknologi drone, yang awalnya berkembang untuk keperluan militer, kini telah bertransformasi menjadi alat revolusioner dalam berbagai sektor, termasuk kesehatan. Di negara-negara berkembang seperti Botswana, Rwanda, dan Indonesia, yang memiliki masalah geografis dan infrastruktur terbatas, drone membuka jalan baru untuk memastikan distribusi yang cepat dan efisien dari darah dan produk medis penting lainnya. Penggunaan drone tidak hanya membantu mengatasi hambatan jarak dan medan yang sulit dijangkau, tetapi juga memberikan solusi nyata dalam menurunkan angka kematian ibu dan anak. Dengan potensi yang besar, teknologi ini menawarkan jalan keluar dari salah satu masalah logistik medis paling mendesak di dunia: bagaimana menyediakan darah dan obat-obatan kritis dengan cepat di daerah-daerah terpencil.
Tantangan dalam Distribusi Darah dan Produk Medis di Daerah Terpencil
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh banyak negara berkembang adalah keterbatasan akses terhadap layanan kesehatan di daerah terpencil. Botswana, sebuah negara yang luas dengan populasi yang tersebar, memiliki angka kematian ibu yang masih tinggi, yaitu 166 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019, yang jauh di atas rata-rata negara berpenghasilan menengah ke atas (UNFPA Botswana, 2021). Salah satu penyebab utamanya adalah perdarahan pascapersalinan (postpartum hemorrhage), yang memerlukan intervensi medis segera, terutama transfusi darah.
Di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau, distribusi darah dan produk medis sering kali terhambat oleh kondisi infrastruktur yang buruk. Jalan yang rusak atau bahkan tidak ada, keterbatasan kendaraan, dan masalah rantai pasokan yang tidak efisien membuat proses pengiriman darah memakan waktu berjam-jam, bahkan berhari-hari. Padahal, dalam kasus kegawatdaruratan obstetri seperti perdarahan pascapersalinan, setiap menit berharga. Dalam skenario seperti itu, stabilisasi pasien dengan transfusi darah yang tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa. Namun, bagaimana memastikan bahwa darah tersedia dengan cepat dan aman di daerah-daerah terpencil ini?
Studi yang dilakukan oleh Ghelichi et al. (2021) memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana drone dapat menjadi solusi efektif dalam masalah ini. Dalam penelitian mereka di Louisville, Kentucky, drone digunakan untuk mengirimkan produk medis ke daerah yang sulit dijangkau dan berhasil mengurangi waktu pengiriman hingga 50% untuk jarak pendek dan hingga 80% untuk jarak menengah. Pengurangan waktu yang signifikan ini sangat relevan dalam konteks distribusi darah di daerah terpencil di Botswana dan negara-negara berkembang lainnya, di mana infrastruktur transportasi masih menjadi tantangan besar.
Drone sebagai Solusi Inovatif dalam Penanganan Perdarahan Pascapersalinan
Perdarahan pascapersalinan adalah salah satu penyebab utama kematian ibu di banyak negara berkembang. Menurut Zailani et al. (2020), penanganan cepat dalam kasus ini sangat bergantung pada ketersediaan darah untuk transfusi. Namun, distribusi darah ke daerah-daerah terpencil sering kali terhambat oleh kondisi geografis dan infrastruktur yang terbatas. Di sinilah drone masuk sebagai solusi inovatif.
Dalam kasus perdarahan pascapersalinan, darah perlu tersedia segera di fasilitas kesehatan setempat sebelum pasien dapat dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar. Namun, seperti yang ditunjukkan dalam laporan UNFPA Botswana (2021), banyak fasilitas kesehatan di Botswana tidak memiliki stok darah yang memadai, terutama di daerah-daerah terpencil. Dalam skenario ini, drone dapat dikirimkan untuk mengirimkan darah langsung ke fasilitas kesehatan lokal dalam hitungan menit, sehingga pasien dapat distabilkan sebelum dipindahkan ke rumah sakit yang lebih besar untuk perawatan lebih lanjut.
Di Rwanda, penerapan teknologi drone untuk distribusi darah telah memberikan hasil yang signifikan. Nisingizwe et al. (2022) melaporkan bahwa penggunaan drone di Rwanda telah menurunkan waktu pengiriman darah hingga 30% dan mengurangi pemborosan darah hingga 67%. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa drone tidak hanya efisien dalam hal waktu pengiriman, tetapi juga membantu mengurangi pemborosan produk darah yang sering kali terjadi karena keterlambatan pengiriman dan ketidaktersediaan fasilitas penyimpanan yang memadai.
Keunggulan Logistik Medis Berbasis Drone
Secara teori, drone memberikan keunggulan signifikan dibandingkan metode transportasi tradisional dalam distribusi medis. Menurut Ghelichi et al. (2021), drone mampu mengatasi banyak tantangan yang dihadapi oleh metode pengiriman konvensional, seperti hambatan geografis, lalu lintas, dan keterbatasan infrastruktur. Dalam hal kesehatan ibu, keunggulan ini menjadi sangat penting, terutama dalam situasi kegawatdaruratan obstetri.
Model optimasi logistik yang dikembangkan oleh Ghelichi et al. (2021) menunjukkan bahwa penggunaan drone dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik lokasi dan kebutuhan medis. Dalam model ini, drone dapat menjangkau beberapa stasiun pengisian ulang untuk memperpanjang jangkauan penerbangan dan memastikan bahwa produk medis yang dibutuhkan dapat dikirimkan dengan cepat dan efisien ke fasilitas kesehatan yang membutuhkan.
Selain itu, drone juga memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas operasional. Dalam laporan dari MDPI (2022), drone yang dilengkapi dengan kapsul pintar dapat menjaga suhu dan kondisi lingkungan yang diperlukan untuk transportasi produk medis yang sensitif, seperti darah, organ, dan jaringan. Teknologi ini memungkinkan drone untuk digunakan dalam berbagai kondisi cuaca dan medan, serta memastikan bahwa produk medis tetap dalam kondisi optimal selama perjalanan.
Kolaborasi dan Implementasi Teknologi Drone di Botswana
Penerapan teknologi drone dalam distribusi medis di Botswana merupakan hasil kolaborasi antara beberapa pihak, termasuk universitas, kementerian kesehatan, dan organisasi internasional seperti UNFPA. Proyek “Drones for Health” yang diluncurkan di Botswana pada tahun 2021 merupakan langkah besar dalam upaya negara tersebut untuk mengatasi tantangan logistik medis yang dihadapi oleh daerah-daerah terpencil (UNFPA Botswana, 2021).
Dalam proyek ini, drone digunakan untuk mengirimkan darah, vaksin, dan komoditas kesehatan penting lainnya ke empat desa terpencil yang dipilih untuk uji coba. Menurut Mpoeleng, pemimpin proyek ini, drone mampu mengurangi waktu pengiriman secara signifikan dibandingkan dengan metode transportasi darat, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Drone yang digunakan memiliki jangkauan hingga 100 kilometer dan dapat membawa hingga 2 kilogram muatan, yang cukup untuk mengirimkan beberapa kantong darah atau produk medis lainnya (UNFPA Botswana, 2021).
Kolaborasi antara berbagai pihak dalam implementasi teknologi ini menunjukkan pentingnya dukungan lintas sektor dalam pengembangan dan penerapan solusi teknologi di bidang kesehatan. Dukungan dari pemerintah, akademisi, dan organisasi internasional sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini, serta untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul dalam penerapannya.
Tantangan dan Peluang Masa Depan Teknologi Drone dalam Pelayanan Kesehatan
Meskipun drone memiliki potensi besar untuk mengubah cara distribusi medis dilakukan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan daya baterai drone, yang membatasi jangkauan dan durasi penerbangannya. Selain itu, kondisi cuaca yang ekstrem, seperti hujan deras atau angin kencang, juga dapat mempengaruhi kinerja drone. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ghelichi et al. (2021), optimalisasi rute dan penempatan stasiun pengisian ulang sangat penting untuk mengatasi tantangan ini.
Selain tantangan teknis, penerimaan publik terhadap teknologi drone juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan implementasi teknologi ini. Beberapa masyarakat masih meragukan keamanan dan efektivitas penggunaan drone, terutama dalam hal transportasi produk medis yang sensitif seperti darah. Oleh karena itu, diperlukan upaya edukasi dan sosialisasi yang lebih luas untuk meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap teknologi ini. Penelitian yang dilakukan oleh Zailani et al. (2020) menunjukkan bahwa meskipun ada minat yang tinggi terhadap penggunaan drone di bidang kesehatan, masih ada kekhawatiran terkait keamanan dan privasi, yang perlu ditangani melalui kampanye edukasi yang efektif.
Di sisi lain, peluang masa depan untuk teknologi drone dalam layanan kesehatan sangat besar. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, drone tidak hanya akan digunakan untuk mengirimkan darah, tetapi juga untuk berbagai komoditas medis lainnya, seperti vaksin, alat medis, dan sampel laboratorium. Teknologi drone memungkinkan peningkatan akses ke layanan kesehatan yang sebelumnya tidak terjangkau, terutama di daerah-daerah terpencil.
Kesimpulan
Penggunaan drone dalam distribusi darah dan produk medis lainnya merupakan solusi inovatif yang berpotensi menurunkan angka kematian ibu dan anak secara signifikan, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan dukungan teknologi dan kolaborasi lintas sektor, penggunaan drone dapat menjadi bagian integral dari sistem kesehatan di masa depan. Implementasi teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas distribusi medis, tetapi juga membuka peluang baru dalam pengembangan sistem kesehatan yang lebih adil dan merata.
Referensi
1. Ghelichi, Z., Gentili, M., & Mirchandani, P. B. (2021). Logistics for a fleet of drones for medical item delivery: A case study for Louisville, KY. Computers & Operations Research, 135, 105443. https://doi.org/10.1016/j.cor.2021.105443
2. MDPI. (2022). Preliminary clinical validation of a drone-based delivery system in urban scenarios using a smart capsule for blood. Drones, 6(8), 195. https://doi.org/10.3390/drones6080195
3. UNFPA Botswana. (2021). Drones deliver blood to prevent maternal death in Botswana. United Nations. https://botswana.un.org/en/133999-drones-deliver-blood-prevent-maternal-death-botswana
4. Zailani, M. A. H., Sabudin, R. Z. A. R., Rahman, R. A., Saiboon, I. M., Ismail, A., & Mahdy, Z. A. (2020). Drone for medical products transportation in maternal healthcare: A systematic review and framework for future research. Medicine, 99(36), e21967. https://doi.org/10.1097/MD.0000000000021967