320 Prajurit Muda Resmi Sandang Baret Ungu Korps Marinir TNI AL

 

Jalesveva Jayamahe,
Jakarta, 19 Maret 2025,– Ditandai dengan upacara pembaretan yang dipimpin langsung Komandan Korps Marinir (Dankormar) Mayor Jenderal TNI (Mar) Dr. Endi Supardi, sebanyak 320 Prajurit Petarung muda Korps Marinir yang terdiri dari Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat II Angkatan LXXII (44 personel), Siswa Pendidikan Pertama Bintara (Dikmaba) XLIV/1 (90 personel), dan Siswa Pendidikan Pertama Tamtama (Dikmata) XLIV/1 (186 personel) akhirnya resmi memakai baret Ungu Korps Marinir TNI AL yang disematkan di Pantai Baruna Kondang Iwak, Kabupaten Malang. Selasa (18/03).

Sebelumnya, pada Senin (17/03) di tempat yang sama, sebanyak 320 Prajurit Petarung Muda ini telah melaksanakan penutupan Pendidikan Komando (Dikko) Angkatan 175 yang dipimpin oleh Komandan Kodikmar (Dankodikmar) Kodiklatal, Brigjen TNI Marinir Ahmad Fajar. Dengan terlaksananya penutupan Dikko, para siswa berhak memakai Brevet Komando Hutan (Kohut), karena para siswa telah dinyatakan lulus dan mampu melewati rangkaian Pendidikan Komando.

Sebelum mengenakan baret ungu yang melambangkan kehormatan dan kesetiaan mereka kepada bangsa dan negara, para Prajurit Petarung ini harus melewati berbagai ujian berat yang ditempa dalam Kawah Candradimuka Marinir. Lima tahapan latihan menjadi gerbang utama bagi mereka untuk membuktikan ketangguhan fisik, mental, dan semangat juang yang tak tergoyahkan. Dimulai dari tahap dasar komando, mereka dibentuk untuk memiliki disiplin, keberanian, dan ketahanan fisik yang luar biasa.

Selanjutnya, mereka diuji dalam tahap kemampuan dan ketahanan di laut, dimana mereka harus bertahan dalam kondisi ekstrem dan menguasai teknik bertempur di perairan. Setelah itu, tahap pertempuran hutan menuntut mereka untuk memahami seluk-beluk medan, bertahan di lingkungan yang sulit, dan mengasah kemampuan survival di tengah rimba yang penuh tantangan. Pada tahap keempat, mereka dididik dalam teknik dan taktik perang gerilya, sebuah seni bertempur yang mengajarkan mereka cara menghadapi musuh dengan strategi cerdas dan taktik yang efektif.

Puncaknya, tahap lintas medan dari Banyuwangi menuju Pantai Baruna Kondang Iwak menjadi ujian akhir yang menguras tenaga dan mental. Perjalanan panjang ini tidak hanya menguji fisik mereka, tetapi juga memperkokoh jiwa korsa dan solidaritas antar prajurit. Hanya yang mampu melewati seluruh tahapan inilah yang akhirnya layak mengenakan baret ungu, simbol kehormatan dan kebanggaan seorang prajurit Korps Marinir TNI AL sejati.

Dalam amanatnya, Dankormar menekankan bahwa dunia saat ini menghadapi dinamika geopolitik yang semakin kompleks. Ancaman keamanan maritim dan perkembangan teknologi militer modern menuntut prajurit Korps Marinir TNI AL untuk selalu adaptif, berkompeten, dan siap hadir kapan pun negara memanggil. Oleh karena itu, beliau mengingatkan bahwa pendidikan dan pembaretan ini bukanlah akhir, melainkan awal dari perjalanan panjang mereka sebagai prajurit pasukan pendarat amfibi yang profesional, militan, dan berkarakter.

“Keberhasilan kalian melewati berbagai tahap latihan ini adalah bukti ketangguhan dan tekad yang kuat. Namun ingatlah, perjalanan kalian baru saja dimulai. Jadikan kebanggaan ini sebagai motivasi untuk terus berlatih dan mengabdi dengan penuh dedikasi,” ujar Dankormar dalam sambutannya.

Pelaksanaan kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Program Prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali yang menekankan bahwa setiap prajurit muda harus memiliki daya juang sehingga dapat memiliki rasa tanggap, tanggon dan trengginas di kedinasan nantinya.

Related posts