Dunia kesehatan adalah salah satu sektor yang memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan kita. Terutama saat pandemi virus corona melanda, kita semua menjadi saksi betapa pentingnya sistem kesehatan yang efisien dan produktif. Namun, tantangan ini tampaknya masih ada, terutama di negara-negara berkembang, di mana masalahnya lebih kompleks. Inilah mengapa metodologi Lean Six Sigma (LSS) muncul sebagai alat potensial yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan.
Sebelum kita terlalu jauh, mari kita kenali apa itu Lean Six Sigma. Metodologi ini merupakan kerangka kerja yang telah terbukti efektif dalam berbagai industri, yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses dengan mengurangi cacat dan pemborosan. Meskipun berasal dari dunia industri, LSS kini semakin populer dalam dunia kesehatan. Implementasinya di organisasi kesehatan membantu mengidentifikasi dan mengatasi masalah dalam proses medis dan manajemen, dengan harapan akhir adalah meningkatkan pelayanan kepada pasien dan efisiensi operasional.
Namun, sebelum kita menjelajahi lebih dalam tentang LSS dalam dunia kesehatan, mari kita pertimbangkan beberapa hal yang penting. Sebagian besar penelitian yang ada lebih menitikberatkan pada perbaikan proses manajemen daripada perbaikan proses medis. Mungkin ini karena aspek manajemen sering kali menjadi target utama dalam upaya meningkatkan efisiensi. Meskipun begitu, tidak boleh kita lupakan bahwa perbaikan dalam proses medis adalah hal yang sangat penting dalam dunia kesehatan.
Kemudian, kita juga perlu mencatat bahwa penelitian tentang LSS dalam hal negara-negara berkembang masih terbatas. Ini adalah tantangan yang harus kita atasi, mengingat bahwa masalah kesehatan di negara-negara berkembang sering kali lebih kompleks dan memerlukan pendekatan yang berbeda. Maka dari itu, perlu ditingkatkan lagi jumlah penelitian yang fokus pada negara-negara berkembang.
Namun, yang patut diperhatikan adalah bahwa sebagian besar penelitian di negara-negara berkembang bersifat empiris. Ini berarti penelitian tersebut lebih fokus pada implementasi praktis LSS, sedangkan sedikit sekali penelitian yang bersifat konseptual atau eksploratif yang dapat memberikan pemahaman mendalam tentang potensi LSS dalam sektor kesehatan. Ini adalah suatu perdebatan yang menarik, apakah lebih baik fokus pada implementasi praktis atau menciptakan pemahaman teoritis yang lebih dalam. Mungkin jawabannya adalah perlu adanya keseimbangan antara keduanya.
Dalam upaya untuk mengatasi tantangan ini, kita dapat memberikan beberapa rekomendasi. Pertama, penting bagi para peneliti untuk lebih banyak melakukan studi konseptual yang membahas teori-teori dasar LSS dalam hal kesehatan. Hal ini dapat membantu menciptakan dasar pemahaman yang kuat untuk implementasi praktis. Selanjutnya, kita perlu mendorong lebih banyak penelitian yang fokus pada negara-negara berkembang. Ini dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang unik di negara-negara tersebut. Terakhir, resistensi terhadap perubahan adalah hal yang umum dalam dunia kesehatan. Edukasi dan dukungan yang kuat diperlukan untuk mengatasi resistensi terhadap perubahan dalam organisasi kesehatan.
Sebagai penutup dari tinjauan kritis ini, kita harus mengingat bahwa sektor kesehatan adalah salah satu yang paling penting dalam kehidupan kita. Lean Six Sigma adalah alat yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas dalam pelayanan kesehatan. Namun, tantangan dan kerumitan yang ada tidak boleh diabaikan. Dengan kerja keras, kolaborasi antara peneliti, profesional kesehatan, dan organisasi kesehatan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan. Seperti kata seorang filsuf bijak, “Perubahan adalah harga yang harus kita bayar untuk terus hidup,” dan dalam hal sektor kesehatan, perubahan ini dapat membawa kita ke arah yang lebih baik. Sebagai surveior akreditasi di LAFKI, saya berharap bahwa rekomendasi ini akan menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih cerah dalam dunia kesehatan. Referensi: Rathi, R., Vakharia, A., & Shadab, M. (2022). Lean six sigma in the healthcare sector: A systematic literature review. Materials today. Proceedings, 50, 773–781. https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.05.534
Oleh: Friedrich Max Rumintjap (Ketua Umum Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI)