Teluk Bintuni — PW.Sabtu 26 April 2025 — Misi kemanusiaan melalui Operasi SAR Polda Papua Barat 2025 yang tergabung dalam Operasi Alfa Bravo Moskona 2025 Mabes Polri terus mengintensifkan pencarian terhadap Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, S.Trk, yang dilaporkan hilang beberapa bulan lalu. Pencarian kini memasuki hari keempat, dimulai sejak pagi dengan dua metode utama: penyisiran menggunakan long boat di Kali Rawara serta penyisiran darat dengan berjalan kaki menembus hutan lebat dan rawa-rawa.
Fokus utama pencarian berada di wilayah yang dikategorikan sebagai Zona Merah, area rawan perlintasan KKB yang diyakini menjadi titik hilangnya korban. Zona Merah ini memiliki luas total area pencarian mencapai sekitar 132 kilometer persegi, membentang sepanjang 22 kilometer mengikuti aliran Kali Rawara, dengan lebar sekitar 300 meter dari bibir kali ke sisi kiri dan kanan, menyesuaikan dengan kontur serta hambatan medan.
Kegiatan penyisiran darat ini dipimpin langsung oleh Kapolda Papua Barat, Irjen Pol. Johnny Eddizon Isir, S.I.K., M.T.C.P., bersama 120 personel gabungan yang terdiri atas 60 personel SAR Brimob, 50 personel pengamanan Brimob, dan 10 personel Polres Teluk Bintuni. Seluruh tim bergerak dengan berjalan kaki, menyisir setiap sektor secara menyeluruh.
Kabid Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom., mengatakan bahwa pencarian dilakukan dengan penuh kehati-hatian, memeriksa secara teliti setiap bagian area yang dilintasi.
“Selain penyisiran menggunakan perahu, personel juga melakukan pencarian darat dengan berjalan kaki, menyisir semak belukar, hutan belantara, tumpukan kayu, hingga area-area tersembunyi di sepanjang tepian kali,” ujarnya.
Operasi pencarian ini akan terus dilanjutkan hingga memperoleh titik terang keberadaan Iptu Tomi. Polda Papua Barat menegaskan komitmennya untuk menuntaskan proses ini serta memberikan kejelasan bagi keluarga maupun institusi.
“Kami mengharapkan kesabaran dari semua pihak terhadap hasil proses pencarian ini. Upaya pencarian telah dimaksimalkan, namun hambatan alam seperti hujan lebat, angin kencang, kuatnya arus sungai pascahujan, serta medan hutan dan rawa-rawa menjadi tantangan. Kami juga mempertimbangkan keselamatan personel di lapangan,” pungkas Kombes Benny.*