Noach – Somar Pukul Tifa Buka KTD GMNI MBD

 

TIAKUR, peloporwiratama.co.id – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Maluku Barat Daya menggelar Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) dengan mengusung tema “Bersatu Melawan Penjajahan Gaya Baru” di Aula Bappedalitbang, Tiakur, Kamis hingga Sabtu (24-26 April 2025).

Sekretaris Jenderal DPP GMNI, Sujahri Somar, dalam sambutannya menekankan bahwa kaderisasi bukan sekadar formalitas. “Kaderisasi ini harus terus menjadi denyut nadi kader GMNI. Bicara soal GMNI tanpa momentum kaderisasi tidak mungkin hidup, karena di situlah ada regenerasi kepemimpinan dan ideologi yang terus berkembang mengawal Pancasila,” ujarnya.

Somar menggarisbawahi bahwa pertarungan geopolitik dunia masih diwarnai oleh Eropa dan Amerika sentris yang dihegemoni kapitalisme. Konstelasi tersebut, menurutnya, berdampak pada sektor politik, ekonomi, dan budaya Indonesia.

“Kita lihat kebijakan pemerintah Prabowo di awal memangkas semua anggaran yang kita kenal dengan efisiensi anggaran,” kata Somar. Ia juga menyoroti pengesahan RUU TNI yang menurutnya berpotensi menghentikan supremasi sipil dan membangkitkan kembali Dwifungsi ABRI.

“Dalam pidatonya, Bung Karno telah menjelaskan bahwa TNI harus berkobar semangat dalam menjaga kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan, tidak boleh ikut dalam politik. Ini adalah pesan ideologis,” tegasnya.

Somar menambahkan, efisiensi anggaran memang menguntungkan masyarakat kecil dan menggenjot pembangunan di wilayah 3T, tetapi di sisi lain, pengesahan RUU TNI menjadi pertanyaan besar. “Kita boleh bermitra dengan pemerintah, tetapi harus menjadi mitra kritis sehingga check and balance tetap berjalan dalam berbangsa dan bernegara,” ujarnya.

Kebersamaan, menurut Somar, menjadi nilai penting yang ditanamkan dalam diri kader Marhaenis. “Perbedaan kita dengan kapitalisme dan komunisme sangat jelas. Kapitalisme sifatnya individualis, komunisme adalah pertentangan kelas dalam melakukan revolusi, sementara Marhaenis adalah gotong royong,” jelasnya.

Somar juga mengumumkan bahwa dalam waktu dekat akan diselenggarakan Kongres GMNI. “Kongres besok ini tidak lain dilakukan hanya Kongres Persatuan,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua DPC GMNI MBD, Ridolof Loimalitna, menyampaikan bahwa tema yang diangkat sangat relevan dengan tantangan saat ini. “Setelah merdeka dari penjajahan fisik, kita kini menghadapi tantangan baru berupa penjajahan gaya baru yang hadir dalam bentuk pemiskinan mental, ketergantungan ekonomi, dan penghancuran nilai-nilai budaya,” ujarnya.

Loimalitna mengidentifikasi bahwa di era globalisasi, nilai-nilai luhur bangsa tergerus oleh budaya konsumtif, gaya hidup hedonistik, dan individualisme. “Kita tidak hanya berhadapan dengan kekuatan luar, tetapi juga dengan arus besar perubahan yang mempengaruhi cara berpikir dan bertindak,” kata Loimalitna.

Menurutnya, kaderisasi menjadi cara ampuh untuk melawan penjajahan gaya baru. “Kaderisasi tingkat dasar merupakan fondasi penting untuk membangun gerakan yang kokoh. Ini adalah saat menanamkan nilai-nilai perjuangan, semangat kebersamaan, dan cinta tanah air,” tuturnya.

Loimalitna mengajak seluruh kader untuk membangun diri dengan integritas, kecerdasan, dan kepekaan sosial. “Bersatu adalah kunci utama dalam menghadapi penjajahan gaya baru. Dengan bersatu, kita menjadi kekuatan yang tak terbendung,” pungkasnya. (PW.19)

Related posts