Kelangkaan BBM Di Kabupaten MBD Menjelang Nataru Tokoh Masyarakat dan Pemuda Suarakan Kritik

 

Tiakur, Pelopor Wiratama
Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) kembali menghadapi persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Situasi ini mengakibatkan antrean panjang kendaraan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan keresahan masyarakat.

Salah satu tokoh masyarakat yang namanya enggan di publikasikan mengkritik keras kurangnya langkah antisipasi dari pihak terkait. Menurutnya, situasi ini terjadi setiap tahun, namun tidak ada solusi jangka panjang yang diberikan.

“Kelangkaan ini bukan hal baru. Pemerintah daerah dan pengelola distribusi BBM seharusnya sudah memiliki mekanisme cadangan, terutama menjelang hari raya. Apakah kita harus terus bergantung pada pola distribusi yang kerap terhambat cuaca atau birokrasi?” ujarnya kepada
SentralNusantara. Com Selasa, (10/12/2024).

Ia juga menyoroti jam kerja petugas SPBU yang menurutnya tidak fleksibel. “Jika kelangkaan sudah di depan mata, kenapa SPBU masih menerapkan jam kerja tidak normal? Harusnya ada layanan 24 jam untuk mengurangi dampak kelangkaan,” tambahnya.

Senada dengannya Pemuda MBD, Hendrik Lekipera turut memberikan tanggapan kritis. Ia meminta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang baru dilantik untuk segera bertindak menyelesaikan permasalahan ini. “DPRD tidak boleh diam. Ini momentum bagi anggota baru untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kepentingan rakyat,” tegas Lekipera Kepada SentralNusantara. Rabu, (11/12/2024).

Ia juga mendesak Bupati Maluku Barat Daya untuk mengevaluasi Kepala Bagian Energi dan Sumber Daya Alam (EKSDA) yang dianggap gagal mengantisipasi kebutuhan masyarakat. “Kepala Bagian EKSDA harus dievaluasi. Kalau tidak mampu menyelesaikan permasalahan tahunan ini, sudah saatnya diganti dengan yang lebih kompeten,” katanya.

Beredar sebuah video yang disebarkan oleh Marthen Luter, pemilik SPBU, telah memicu keresahan ditengah masyarakat MBD

Dalam video tersebut, Marthen Luter mengungkapkan
“Ini Jaya Pura antriannya gila kalian di sana antri 10 – 15 mobil aja sudah cerewet datang disini boleh Jayapura supaya lihat ini antri kilo ratus mobil yang antri disana antri 5 – 10 mobil saja cerewet,” katanya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Lekipera menyampaikan Menurutnya, tidak sepantasnya membandingkan kondisi Jayapura dengan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) secara langsung.

“Kelangkaan BBM dengan antrian 2-3 kilometer di Papua sudah menjadi hal biasa karena mereka memiliki pelayanan 24 jam penuh,” jelas Lekipera.

Lekipera menekankan bahwa sesuai aturan, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) seharusnya beroperasi selama 24 jam. Namun, kondisi di Kabupaten MBD berbeda, dengan jam operasional yang terbatas dari pukul 09.00 hingga 14.00 WIT.

“Hal ini tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku,” tambahnya.

Masyarakat berharap lanjut Lekipera agar persoalan kelangkaan BBM dapat segera diatasi, mengingat mobilitas yang meningkat signifikan menjelang akhir tahun. Mereka mendesak pemerintah daerah dan DPRD untuk bergerak cepat, memastikan distribusi BBM lebih lancar dan pelayanan yang lebih optimal di SPBU,”kuncinya (PW. 19)

Related posts