Sekjen DPP GMNI Kukuhkan 26 Kader Baru di MBD

 

TIAKUR, peloporwiratama.co.id — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Sujahri Somar, secara resmi menutup Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) DPC GMNI Maluku Barat Daya (MBD) sekaligus mengukuhkan 26 anggota baru menjadi kader Organisasi Gerakan tersebut. Acara berlangsung di Ruangan Peradilan Semu Hukum PSDKU MBD Universitas Pattimura, Sabtu (26/4).

Sujahri Somar menekankan bahwa kaderisasi bukan sekadar agenda rutin organisasi, melainkan harus menjadi “nafas perjuangan” bagi seluruh kader. “Kaderisasi ini bukan sekadar momentum dalam melakukan agenda-agenda organisasi di tingkat cabang dan komisariat, tapi tentu ini harus menjadi nafas perjuangan teman-teman,” ujar Somar dalam sambutannya.

Sekjen DPP GMNI itu mengingatkan para kader bahwa politik yang dijalankan GMNI bukanlah politik praktis, melainkan politik ideologi. “Hari ini teman-teman jalankan bukan politik praktis, tapi politik ideologi,” tegasnya.

Menurut Somar, politik ideologi di GMNI hanya berfokus pada dua konsep utama: Machtsvorming (penggalangan kekuatan) dan Machtsaanwending (pemakaian kekuatan). “Dalam Politik Ideologi di GMNI ini cuman hanya dua, Machtsvorming dan Machtsaanwending. Ini adalah bagian dari penggalangan kekuatan, penyamaan persepsi itu ada di sini. Penyamaan persepsi itu soal satunya frekuensi, satunya pikiran dalam memahami cara berfikir Bung Karno,” jelasnya.

Ia menambahkan, “Ketika Machtsvorming itu dilakukan, penguatan basis massa sudah dilakukan, maka yang berikut teman-teman lakukan adalah Machtsaanwending, pemakaian kekuatan ini untuk kemudian bagaimana teman-teman mampu mendistribusikan kader, mampu mengawal agenda-agenda para senior di sini yang menamakan kita sebagai murid-murid Bung Karno untuk berjuang yang kemudian mengelola Kabupaten ini ke depan lebih baik.”

Somar juga mengapresiasi pemetaan politik di Maluku Barat Daya yang menurutnya “sangat luar biasa” oleh alumni GMNI. Namun, ia mengingatkan agar kader tidak terlena dengan keberhasilan masa lalu. “Yang paling terpenting kita jangankan terbuai dengan kebesaran masa lalu, yang paling terpenting adalah kalau kalian-kalian inilah yang besok mengisi jabatan strategis di Maluku Barat Daya,” katanya.

Kepada para kader baru, Somar mengingatkan untuk memiliki ekspektasi dan impian yang tinggi. “Besok pasca dari sini janganlah pernah jadi ASN, punya impian yang tinggi biar teman-teman punya gerak, suasana gerak dalam organisasi itu juga dinamis. Jangan juga semua mau jadi politisi, tetapi juga harus dibagi juga. Tetapi impian itu harus lebih tinggi supaya itu yang menjadi motivasi teman-teman dalam melakukan kaderisasi yang memang ril di jalannya,” pesannya.

Somar menegaskan bahwa “lapangan pertandingan” GMNI hanya ada dua: kampus dan masyarakat. “Kalau teman-teman belum turun ke masyarakat, belum cium bau keringat rakyat, berarti teman-teman bukan Gerakan Mahasiswa, kalian hanya Mahasiswa kampus,” tegasnya.

Ia menambahkan, “Begitupun kalau teman-teman tidak melakukan agenda politik ideologi di kampus, maka teman-teman kalah dalam pertarungan politik kampus. Maka kedua-duanya harus balance sehingga kita mampu menemukan search of direction, arah untuk bagaimana kita melihat organisasi itu ke depan lebih baik.”

Sekjen DPP GMNI juga berkomitmen untuk memperkuat silabus kaderisasi GMNI ke depannya. “Harapan kami dari DPP ke depan, kami DPP juga akan memperkuat silabus Kaderisasi kita karena mengingat kultur organisasi dan kultur pemahaman tentang kaderisasi ini masih sangat terbatas dan itu berbeda-beda sangat variatif,” ujarnya.

“Harapan saya tetap kobarkan spirit api perjuangan teman-teman,”Imbuh Somar.

Sementara Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) GMNI Maluku, Roni Pormes, menyampaikan dengan pengukuhan 26 kader baru ini, GMNI Maluku Barat Daya diharapkan semakin solid dalam menjalankan peran sebagai organisasi mahasiswa yang berorientasi pada politik ideologi sesuai ajaran Bung Karno,”tegasnya.(PW.19)

Related posts