Jalesveva Jayamahe,
Jakarta, 25 April 2025—TNI AL terus menunjukkan perannya dalam menguatkan nilai kemanusiaan dan solidaritas sosial dengan membangun karakter bangsa yang berwawasan kemaritiman, kali ini melalui Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) menggelar kegiatan Naval Historical Diver (NHD) yaitu pelatihan selam bagi penyandang Disabilitas Tuna Netra yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur. Kamis (24/4).
Bekerja sama dengan Komunitas Mata Hati, kegiatan yang mengangkat tema “TNI AL menyelam dengan Mata Hati” ini terbagi dalam dua rangkaian kegiatan, pertama para peserta diajak menelusuri jejak sejarah perjuangan TNI AL di Museum Pusat TNI AL (Muspusal) Surabaya Jawa Timur dengan pendekatan khusus bagi tuna netra melalui media audio, pemandu pribadi, dan pengalaman sentuh langsung terhadap artefak militer seperti torpedo, ranjau, meriam, dan peluru kendali. Selain itu, peserta juga diajak merasakan suasana pertempuran laut melalui narasi audio dan wahana imersif yang dimiliki Muspusal, menjadikan museum sebagai sarana edukatif yang membangkitkan rasa nasionalisme.
Rangkaian kegiatan kedua yaitu pelatihan selam yang dilaksanakan di Kolam Renang Jala Krida Tirta Akademi TNI AL (AAL) Surabaya Jawa Timur, para penyandang disabilitas tuna netra ini dapat merasakan langsung penugasan para penyelam TNI AL melalui kegiatan Historical Diving dengan didampingi dan dilatih oleh para penyelam dari Naval Historical Diver (NHD) Disjarahal yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Yudho Ponco.
Para peserta dikenalkan pada teknik dasar selam, mulai dari bubble maker atau bernafas dalam air hingga metode komunikasi suara bawah air dimana penggunaan isyarat tangan dirubah dengan isyarat suara. Sebelumnya para peserta juga diajarkan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan permukaan dan bawah air melalui kepekaan indra mereka, pendekatan ini dirancang khusus agar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta tuna netra, tanpa mengurangi esensi latihan militer dasar.
Kegiatan ini melibatkan empat orang peserta disabilitas serta relawan pendamping dari Komunitas Mata Hati, seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman, tertib, dan penuh antusiasme yang mencerminkan keberhasilan TNI AL dalam menyampaikan pesan bahwa keterbatasan fisik bukanlah halangan untuk mencintai sejarah dan laut.
Kegiatan yang dibuka oleh Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Dr. Hariyo Poernomo ini bertujuan menumbuhkan kesadaran sejarah, meningkatkan rasa percaya diri dan kemandirian, serta memberikan pengalaman menjelajahi dunia bawah air bagi penyandang disabilitas tuna netra. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan kepada publik bahwa mereka mampu melakukan aktivitas selayaknya orang pada umumnya.
Terlaksananya kegiatan ini tentu selaras dengan tugas pokok TNI AL yang tidak hanya berfungsi sebagai kekuatan pertahanan laut, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang memuliakan kemanusiaan dan hadir untuk semua lapisan masyarakat. Hal ini sejalan dengan program prioritas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, yang menekankan pentingnya peran TNI AL dalam mendukung pembangunan sosial dan memberikan kontribusi positif bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk saudara-saudara penyandang disabilitas agar dapat merasakan kebanggaan terhadap sejarah serta potensi laut Indonesia.