Pengaruh Kepemimpinan dan Kedisiplinan Terhadap Peningkatan Kinerja Prajurit Korps Marinir

Penulis : Tombak Lantik Sibaran Program Magister Terapan, Sekolah Staf Dan Komando Angkatan Laut
Email : Sibaranitombak@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh peran kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap peningkatan kinerja prajurit Korps Marinir. Dengan tugas menyelenggarakan operasi dan pembinaan kemampuan dalam operasi amfibi, operasi pertahanan pantai, dan operasi pengamanan pulau terluar strategis dalam rangka Operasi Militer Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain perang (OMSP) serta operasi lainnya dan membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan matra laut sesuai kebijakan Dankormar.

Sampel penelitian diambilkan dari prajurit Brigif-1 Marinir sejumlah 313 orang dari 1.442 populasi yang merupakan personel siap dari Brigif-1 Marinir.

Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel kepemimpinan (X1) berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja prajurit (Y) di Brigif-1 Marinir, secara parsial kedisiplinan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja prajurit (Y) di Brigif-1 Marinir, dan juga secara simultan kepemimpinan (X1) dan kedisiplinan (X2) berpengaruh terhadap peningkatan kinerja prajurit (Y) di Brigif-1 Marinir

Kata Kunci : Pengaruh, Kepemimpinan, Keidisiplinan, Kinerja, Dan Korps Marinir

Peningkatan kinerja prajurit dalam lingkungan militer adalah aspek krusial yang memegang peranan penting dalam menjamin keberhasilan pelaksanaan tugas dan misi yang diemban oleh organisasi militer (Pasaribu, 2019). Kepemimpinan sebagai suatu gaya kepemimpinan yang berfokus pada memotivasi dan menginspirasi anggota tim untuk mencapai kinerja luar biasa dan tujuan bersama, menjadi landasan utama untuk memahami peran pemimpin dalam mengarahkan prajurit menuju potensi maksimal (Mızrak, 2024).

Fokus transformasional ini mencakup upaya untuk mengubah karyawan agar mencapai performa yang optimal.

Kepemimpinan adalah topik yang kompleks dan dapat dipelajari dengan berbagai cara yang membutuhkan definisi yang berbeda. Manajer adalah orang yang memiliki jabatan dan wewenang formal.

Seorang pemimpin adalah mungkin seorang manajer atau bukan, tetapi dapat mempengaruhi orang lain. Menjadi pemimpin yang memegang posisi formal atau menjadi manajer adalah tidak wajib. Para pemimpin dihadapkan pada lingkungan yang terus berubah, kompleks, dan menantang.

Untuk dapat memimpin secara efektif di dunia saat ini, pemimpin perlu meningkatkan pemahaman dan praktik kepemimpinan mereka untuk memenuhi tantangan baru yang menghadang dari segala arah dengan perubahan yang sangat cepat.

Teknologi militer memiliki potensi mengubah karakteristik peperangan dan ancaman di masa depan. Dampak dari pengaplikasian komputer dan otomatisasi, peperangan elektromagnet, sensor cerdas dan teknologi canggih lainnnya meningkatkan perubahan radikal pada budaya militer.

Institut Riset Perilaku dan Sosial Tentara Amerika Serikat (2000) menjabarkan secara umum lingkungan operasi militer di masa depan akan berubah menjadi lebih susah diprediksi, ambigu dan lebih kompleks. Kepemimpinan (Nadeak, 2019) juga terkarakterisasi oleh politik serta pengawasan kritis publik melalui berbagai media informasi.

Disaat masyarakat mengonsumsi informasi yang berlebihan dan tidak berimbang, maka akan membuka potensi luas intervensi langsung dan pengawasan kritis terhadap keputusan dan tindakan pemimpin. Semua pemimpin harus memiliki pandangan bersama tentang tujuan misi di semua tahap.

Disiplin waktu, penerapan kerapihan, dan pematuhan terhadap aturan seragam merupakan elemen-elemen yang diperhatikan oleh Komandan sebagai upaya memberikan contoh kepemimpinan yang konsisten dan terlihat. Konsistensi dalam perilaku disiplin dari pemimpin yang transformasional menciptakan lingkungan di mana staf terinspirasi untuk mengikuti jejaknya.

Komitmen pada nilai-nilai disiplin waktu dan penampilan yang rapi memberikan motivasi intrinsik bagi staf untuk mencerminkan kualitas yang sama. Sebagai pemimpin transformasional, Komandan tidak hanya memberikan peringatan tetapi juga memperlihatkan contoh nyata, membentuk budaya organisasi yang terfokus pada nilai-nilai positif dan kedisiplinan.

Dalam pelaksanaannya, Komandan menunjukkan kemampuan yang baik dalam mengambil keputusan dengan melibatkan stafnya dalam menyelesaikan masalah di unitnya.

Meskipun memiliki hak prerogatif untuk mengambil keputusan mendesak, Komandan berusaha untuk konsultasi atau berdiskusi sebelumnya untuk menjaga keterlibatan staf dalam proses pengambilan keputusan.

Konsistensi Komandan dalam melibatkan staf terkait berbagai permasalahan membuat keputusannya cenderung diterima oleh staf, meskipun terkadang terdapat pro dan kontra terhadap keputusan tersebut.

Keputusan Komandan diakui memiliki kecakapan yang baik dalam menyelesaikan masalah dan memberikan contoh perilaku yang menginspirasi rasa hormat dari stafnya.

Menurut (Freddy, 2010) dalam bukunya “Kepemimpinan Sepanjang Zaman” mengatakan tugas pemimpin dalam kelompok adalah sebagai berikut:

Memelihara struktur kelompok, menjamin interaksi yang lancar, dan memudahkan pelaksanaan tugas-tugas.

Menyesuaikan ideologi, ide, pikiran dan ambisi anggotaanggotakelompok dengan pola keinginan pemimpin.

Memberikan rasa aman dan status yang jelas kepada setiap anggota, sehingga mereka bersedia memberikan partisipasi penuh.

Memanfatkan dan mengoptimalkan kemampuan, bakat, dan produktivitas semua anggota kelompok untuk berkarya dan berprestasi.

Menegakkan peraturan, larangan, disiplin, dan normanorma kelompok agar tercapai kepaduan kelompok, meminimalisasi konflik dan perbedaan-perbedaan.

Merumuskan nilai-nilai kelompok, dan memilih tujuan kelompok sambil menentukan sarana dan cara-cara operasional guna mencapainya.

Mampu memenuhi harapan, keinginan, dan kebutuhan para anggota, sehingga mereka merasa puas. Juga membantu mereka beradaptasi terhadap tuntutan-tuntutan eksternal di tengah masyarakat, serta memecahkan kesulitan- kesulitan hidup anggota kelompok setiap harinya.

Selain perang tradisional, pengaruh pemimpin dari atas ke bawah harus mampu menghadapi peningkatan kompleksitas politik dan budaya dari perang proxy, operasi perdamaian, kehadiran dan keterlibatan ke depan, keamanan internal dan manajemen bencana. Perwira muda kita secara rutin didorong ke dalam situasi yang tidak stabil, tidak pasti, kompleks, dan ambigu di mana lebih banyak yang dituntut dari mereka dalam halkecerdasan, inisiatif, dan kepemimpinan daripada yang biasanya terlihat selama era perang konvensional. (VojkoPotocan, 2021)

Sementara Kinerja organisasi merujuk pada tingkat pencapaian tujuan dan efektivitas suatu organisasi dalam melaksanakan fungsi-fungsinya.

Secara umum, kinerja organisasi mencakup sejauh mana suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, memenuhi harapan stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan), dan beroperasi secara efisien (M. Nahak, 2023)

Sedangkan menurut (Hasibuan, 2018) menjelaskan bahwa kedisiplinan merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen SDM, merupakan fungsi operatif terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.

Tanpa disiplin karyawan yang baik, maka sulit bagi organisasi mencapai hasil yang optimal. Hasibuan menambahkan bahwa kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati segala peraturan perusahaan dan norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati segala aturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Kesediaan adalah sikap, perilaku, dan tindakan seseorang sesuai dengan peraturan organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis.

Dari faktor kepemimpinan dan kedisiplinan yang diberikan oleh Komandan di atas, dapat meningkatkan kinerja Prajurit Korps Marinir. Menurut (Moeheriono, 2020), kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya masing-masing.

Kinerja dapat dinilai atau diukur dengan beberapa indikator, yaitu:

Kualitas. Kualitas adalah setiap pekerjaan yang diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan.

Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dalam bentuk angka seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan dalam suatu pekerjaan.

Ketepatan waktu adalah tingkat aktivitas yang diselesaikan pada awal waktu yang ditentukan, dari sudut pandang koordinasi dengan hasil keluaran dan memaksimalkan waktu yang tersedia untuk kegiatan atau aktivitas lain.

Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) yang dimaksimalkan dengan maksud untuk meningkatkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya tersebut.

Kemandirian. Merupakan tingkat kemampuan seorang pegawai dalam menjalankan fungsi pekerjaannya.

Hubungan antar perseorangan/kemauan untuk bekerjasama (Cooperation) dengan orang lain atau sesama karyawan.

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian akan dikaji tiga variabel yaitu : kepemimpinan, kedisiplinan dan kinerja.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada Satuan Dibawah Korps Marinir yaitu Brigif 1 Marinir yang merupakan salah satu Komando Pelaksana (Kolak) dari Pasukan Marinir 1 yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka perhitungan dimana peneliti menyampaikan data dalam bentuk tabel dan disertai dengan analisisnya. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Observasi, kuisioner dan dokumentasi. Sampel penelitian diambilkan dari populasi personel Brigif 1 Marinir didasarkan pada rumus Slovin dengan asumsi bahwa populasi

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 313 prajurit Brigif 1 Marinir

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk mengukur variabel dan penilaiannya menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Jawaban : sangat setuju

Nilai skor:

Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi kumpulan hasil dan penemuan baru berupa pembuktian suatu hipotesis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif yaitu teknik analisia data dengan menggunakan perhitungan angka dan rumus statistik dari data primer yang telah dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 25

KESIMPULAN

Peneliti mendapatkan kesimpulan dari penelitian mengenai pengaruh yang signifikan antara peran kepemimpinan dan kedisiplinan terhadap peningkatan kinerja prajurit di Brigif 1 Mar. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 25 for windows dan pembahasan dari hasil penelitian yang telah di kemukakan, sebagai berikut:

Peran kepemimpinan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja prajurit Brigif 1 Mar dengan nilai koefisien regresi melalui uji t sebesar 7,880, dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal dapat diartikan bahwa semakin meningkat peran kepemimpinan, maka akan meningkatkan kinerja prajurit di Brigif 1 Mar.

Sebaliknya, jika peran kepemimpinan menurun maka akan diikuti dengan penurunan tingkat kinerja prajurit prajurit di Brigif 1 Mar

Kedisiplinan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja prajurit Brigif 1 Mar dengan nilai koefisien regresi melalui uji t sebesar 13,720 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000. Hal dapat diartikan bahwa semakin baik kedisiplinan, maka akan meningkatkan kinerja prajurit di Brigif 1 Mar.

Sebaliknya, jika peran kedisiplinan menurun maka akan diikuti dengan penurunan tingkat kinerja prajurit prajurit di Brigif 1 Mar Secara simultan atau bersama-sama antara peran kepemimpinan dan kedisiplinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kinerja prajurit Brigif 1 Mar dengan nilai koefisien regresi melalui uji F sebesar 661,122 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.

Hal dapat diartikan bahwa semakin meningkat peran kepemimpinan dan kedisiplinan, maka akan meningkatkan kinerja prajurit di Brigif 1 Mar. Sebaliknya, jika peran kepemimpinan dan kedisiplinan menurun maka akan diikuti dengan penurunan tingkat kinerja prajurit prajurit di Brigif 1 Mar.

Related posts