Danrem 071/Wijayakusuma Pimpin Apel Gelar Pasukan Satuan Kodam IV/Diponegoro di Wilayah Korem 071/Wijayakusuma

Purbalingga – PW:  Komandan Korem 071/Wijayakusuma, Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., mewakili Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto, memimpin Apel Gelar Pasukan Satuan Kodam IV/Diponegoro di wilayah Korem 071/Wijayakusuma. Sabtu (19/3/2022) di Alun-alun Purbalingga.

Apel gelar pasukan tersebut sebagai lanjutan dari Drill Tempur Latihan Pertempuran Kota Yonif 406/Candra Kusuma Brigif-4/Dewa Ratna.

Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto dalam amanat tertulisnya yang dibacakan Danrem 071/Wijayakusuma Kolonel Inf Dwi Lagan Safrudin, S.I.P., mengatakan, apel gelar pasukan satuan-satuan diwilayah Korem 071/Wijayakusuma tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro dalam mendukung tugas pengamanan dan sekaligus mengantisipasi ancaman Radikalisme yang mungkin timbul diwilayah Jawa Tengah dan D.I.Y.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa Jawa Tengah merupakan salah satu barometer nasional, karena apapun yang terjadi di Jawa Tengah baik dibidang politik, ekonomi maupun sosial budaya dan pertahanan keamanan pasti akan berpengaruh terhadap situasi nasional”, jelas Pangdam.

Ditegaskan orang nomor satu di Kodam IV/Diponegoro ini, Jawa Tengah merupakan provinsi yang cukup besar dengan masyarakat yang memiliki berbagai latar belakang suku, agama dan ras. Karenanya, kondisi ini jika tidak dikelola dengan baik, sangat berpotensi menimbulkan konflik dan dapat dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok radikal yang disinyalir cukup banyak tersebar diberbagai daerah di Jawa Tengah.

“Menilik hal tersebut, kita harus siap menghadapi setiap potensi ancaman yang mengarah pada kemungkinan terjadinya tindak kekerasan dan aksi-aksi terorisme”, terangnya.

Oleh karenanya, lanjut Pangdam. Kita harus segera mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat guna mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok radikal tersebut.

Pada kesempatan yang, Pangdam juga menekankan kepada aparat intelijen agar memaksimalkan kinerja aparat intelijen dilapangan dan lakukan koordinasi secara terpadu dengan berbagai komponen masyarakat guna menumbuhkan kepedulian terhadap keamanan lingkungannya. Disamping itu, peran Babinsa agar dioptimalkan untuk mencegah masuknya pengaruh kelompok-kelompok radikal dalam masyarakat.

“Saat ini kita hidup dalam era digital yang mendorong terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat. Daya tarik kota besar mengundang masyarakat untuk tinggal di daerah perkotaan dan menyebabkan padatnya penduduk yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan dan tantangan, termasuk di bidang pertahanan dan keamanan. Karenanya, Kodam IV/Diponegoro sebagai salah satu Kotamaops TNI dengan segenap jajarannya memiliki tugas untuk menyelenggarakan operasi pertahanan dan keamanan di wilayah Jawa Tengah dan D.I.Y., salah satunya yaitu menggelar pertempuran kota”, paparnya.

Diungkapkan Pangdam, latihan pertempuran kota yang dilaksanakan oleh Yonif 406/CK merupakan latihan dalam satuan (LDS) yang bertujuan untuk membina kemampuan tempur prajurit Satpur, Satbanpur dan Satbanmin agar senantiasa siap menghadapi tantangan tugas kedepan yang semakin kompleks.

Menurutnya, kemampuan satuan dalam melaksanakan pertempuran kota dianggap perlu dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis dan perubahan spektrum ancaman yang terjadi saat ini. Kemampuan pertempuran kota ini harus dimiliki oleh seluruh satuan jajaran Kodam IV/Diponegoro, bukan hanya dimiliki oleh pasukan khusus atau Raider. Untuk itu, latihan pertempuran kota seperti ini harus dilaksanakan secara rutin untuk menjaga dan meningkatkan kemampuan prajurit.

(Nyaman)

Related posts