Sat Reskrim Polres Dairi Gerak Cepat Amankan Pelaku Aksi Premanisme (Pungli)

Dairi-Sumut, PW: Kapolres Dairi Akbp Wahyudi Rahman, SH, SIK, MM melalui Kasat Reskrim Polres Dairi Akp Rismanto J Purba, SH, MH, MKn membenarkan penangkapan 3 Orang terduga pelaku aksi premanisme (pungli) di desa kaban julu simpang juma petak kec. Lae parira dan di dusun Amborgang desa sosor lontung kec. Siempat nempu kab. Dairi, pada hari selasa tgl 11 januari 2022 sekira pukul 18.00 wib.

Identitas pelaku Pungli yang di amankan Polres Dairi Sebagai berikut (SS,) 46 tahun, kristen, wiraswasta, Ds sumbul kec. Lae parira kab. Dairi (MS,)55 tahun, kristen, wiraswasta, Ds sumbul kec. Lae parira kab. Dairi. (HN,) 55 tahun, Kristen, Tani, Amborgang Ds. Sosor lontung kec. Siempat nempu kab. Dairi.Dan Para korban pungli adalah supir truk yg mengangkut batu kapur dari dari tangkahan di desa kaban julu kec. Lae parira kab. Dairi.Barang bukti yang di sita Uang sejumlah Rp.79.000,- disita dari Tersangka SS. Uang sejumlah Rp.39.000,- dari Tersangka MS. Uang sejumlah Rp.130.000,- dari tersangka HN

Awal diamankannya para tersangka, diperoleh informasi tentang aktifitas dari oknum kelompok serikat buruh ( SPSI ) yang melakukan pengutipan terhadap supir truk bermuatan batu kapur dari tangkahan Ria Baru Ds. Kaban julu kec. Lae parira dengan jumlah kutipan Rp.5000,- setiap mobil truk yang bermuatan melintas pada tiga pos pengutipan di jalan raya dengan jarak antara 1 pos pengutipan dengan pos pengutipan yang lain sekitar 1 Km, terhadap supir yang tidak memberikan uang sesuai permintaan dimungkinkan akan dilakukan intimidasi verbal dan kekerasan oleh para pelaku dan kelompoknya,

Setelah mendapatkan informasi tersebut Kasat Reskrim menugaskan unit Opsnal untuk melakukan penindakan secara tertangkap tangan, Adapun metode yang digunakan adalah memantau sejumlah mobil bermuatan yang keluar dari tangkahan, selanjutnya pada saat mereka melintas di pos Pengutipan, oleh oknum petugas jaga pos SPSI diberhentikan dan langsung diminta untuk melakukan pembayaran kutipan, setelah uang diberikan supir, personil opsnal langsung melakukan penangkapan secara tertangkap tangan.

Selanjutnya terhadap supir truk dihimbau untuk datang ke Polres Dairi untuk memberikan keterangan sebagai saksi korban dan dalam penindakan yang dilakukan yang pertama sekali dilakukan penangkapan adalah pengutip di Pos 1 SPSI yakni a.n.SS dengan jumlah barang bukti yang disita sejumlah Rp79.000,- sudah termasuk sejumlah Rp5.000,- yang baru diterima dari supir sesaat sebelum penangkapan, dipos kedua SPSI yakni a.n.MS dengan jumlah barang bukti yang disita sejumlah Rp39.000,- sudah termasuk sejumlah Rp5.000,- yang diterima dari supir truk sesaat sebelum penangkapan dan di pos yang ketiga yakni a.n.HN dengan jumlah barang bukti sejumlah Rp130.000,- sudah termasuk uang sejumlah Rp5.000,- yang diterima dari supir truk sesaat sebelum dilakukan penangkapan.

Setelah dilakukan interogasi singkat terhadap para pelaku pungli sesaat setelah ditangkap, para pelaku tidak memahami dengan baik apa yang sebenarnya menjadi tujuan dari adanya Serikat Buruh / Serikat Pekerja (SPSI) sesuai peraturan perundang-undanga. Menurut pemahaman para pelaku, setelah bergabung dengan SPSI, para pelaku sudah memiliki hak dan wewenang untuk melakukan pungli dijalanan dan menyerahkan sebahagian hasil kutipan masing masing kepada pihak yang menyuruh mereka melakukan pengutipan (Ketua).

Ketiga tersangka pelaku premanisme ini diamankan bersama barang bukti kemudian dibawa ke Sat Reskrim Polres Dairi guna Proses penyidikan selanjutnya, ketiga tersangka premanisme ( pungli ) ini dipersangkakan dengan pasal 368 KUHP dengan ancaman hukuman 9 Tahun penjara.

Para supir truk yg merasa keberatan dengan pungutan liar ini membuat Laporan pengaduan ke Polres Dairi dan mereka sangat berterima kasih kepada Polres Dairi Atas Gerak cepat dengan keluh kesah mereka atas Pungutan liar yg sangat meresahkan para supir truk.

Kapolres Dairi melalui kasat Reskrim menyampaikan pemberitahuan kepada khalayak masyarakat luas tentang tindakan yg dilakukan guna memberi kenyamanan kepada masyarakat, kemudian juga disampaikan kepada pihak yg berpotensi melakukan perbuatan yg sama agar mengurungkan niatnya melakukan tindakan premanisme yg melanggar hukum ini, karena konsekuensinya sudah jelas, yakni akan Ditangkap, demikian Rismanto Purba mengakhiri keterangannya.(Cikwan.Tarigan)

Related posts