Perbaiki Hubunganmu Dengan Tuhanmu, Maka Tuhan mu Akan Memperbaiki Urusan mu

Kepri, PW: Saat ini segenap umat islam di seluruh dunia tanpa terkecuali sedang melaksanakan Hari Raya Idul Adha 1442 H/2021 M. Dalam memperingati salah satu hari besar agama islam tersebut, keluarga besar RSAL dr. Midiyato Suratani melaksanakan Sholat Idul Adha dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, mengenakan masker dan menjaga jarak bertempat di Mushola Ar Rasyid Rumkital dr. Midiyato Suratani bagi jamaah laki-laki dan ruang Hyperbaric Center rumah sakit terkait bagi jamaah perempuan. Bertindak selaku imam dan khotib dalam pelaksaan tersebut adalah Ustadz Dinul Qaiyum dan pembaca kaifiyah tata cara Sholat Id adalah Ketua Takmir Mushola sekaligus sebagai Kabag Bangdiklat Letkol Laut (K) Edy Heryana, SKM.

Dilaksanakannya kegiatan tersebut masih dalam koridor sesuai anjuran dari Kementerian Agama (Kemenag) RI dalam masa aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Dilaksanakannya sesuai anjuran tersebut, mengingat terkait dengan masih tingginya penyebaran Covid 19 di wilayah setempat dan lebih umum di Indonesia, sehingga agar tetap dapat menjalankan untuk memenuhi perintah dari Alloh SWT dengan tidak mengesampingkan anjuran dari pemerintah, atas kebijakan dari pimpinan RSAL dr. Midiyato Suratani, kegiatan pelaksanaan sholat tersebut dilaksanakan secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan menjaga jarak.

Dalam pelaksanaan sholat id tersebut, didahului dengan memperbanyak bacaan takbir, tahmid dan tasbih, kemudian memasuki waktu pelaksanaan sholat, Ketua Ta’mir Mushola Kabag Bangdiklat Letkol Laut (K) Edy Heryana, SKM menjelaskan kaifiyah tata cara Sholat Idul Adha kepada para jamaah, kemudian dilanjutkan pelaksanaan sholat di imami oleh Ustadz Dinul Qaiyum. Selesai pelaksanaan sholat dilanjutkan pembacaan khutbah oleh khotib dengan mengambil tema “Jadikan Hikmah Idul Adha 1442 H/2021 M Sebagai Momentum Peningkatan Ketaqwaan dan Semangat Rela Berkorban, Guna Mendukung Tugas Pokok TNI di Tengah Pandemi Covid 19”.

Dalam khutbahnya, Ustadz Dinul Qaiyum selaku khotib menyampaikan, latar belakang dan alasan mengapa umat islam melaksanakan berkorban di Hari Raya Idul Adha. Sebagai umat islam kita harus bisa meneladani jejak Nabi Ibrahim. A.S dan Nabi Ismail, A.S. Lebih lanjut disampaikan bahwasannya niat orang berkurban itu dikarenakan dua alasan. Yang pertama karena perbuatan tersebut dilaksanakan untuk memenuhi perintah Alloh SWT dan yang kedua karena untuk mengutarakan rasa syukur kepada Alloh SWT.
Jika rela dan ikhlas berkorban, inilah yang harus diteladani dan selalu melandasi dalam setiap tugas yang diemban oleh prajurit TNI, pungkasnya.

Selesai khotbah, pelaksanaan Sholat Idul Adha selesai, Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban sebanyak 4 ekor sapi dan 4 ekor kambing yang dilaksanakan di areal lahan kosong depan Gedung Serba Guna Pulau Serasan RSAL dr. Midiyato Suratani dengan disaksikan oleh Karumkit beserta para Kadep dan segenap panitia serta keluarga besar RSAL dr. Midiyato Suratani.

Dalam pelaksanaan penyembelihan hewan korban tersebut didahului dengan penyerahan secara simbolis hewan kurban dari Karumkital dr. Midiyato Suratani kepada Ketua Panitia penyembelihan hewan kurban Letkol Laut (K) Sofhian Arief, AMD, kemudian pembacaan doa, dilanjutkan pelaksanaan penyembelihan.

3 (tiga) ekor sapi dan 3 (tiga) ekor kambing tersebut merupakan hewan kurban dari personil keluarga besar RSAL dr. Midiyato Suratani. Sementara 1 ekor sapi dan 1 ekor kambing, masing-masing a.n dari RSAL dan primkopal terkait, kemudian dari daging hewan kurban tersebut diperuntukkan dan dibagikan kepada warga dan masyarakat yang berhak menerima.

Dari dua kegiatan (sholat dan kurban) dalam satu rangkaian yang dapat dilaksanakan tersebut, menunjukkan bahwa keluarga besar RSAL dr. Midiyato sebagai abdi negara yang saat ini dari bagian elemen yang ada yang diharuskan taat pada aturan pemerintah, bisa dapat menjalankan keduanya tanpa mengabaikan perintah dan himbauan yang ada. Dari Kegiatan ini bisa dapat dijadikan contoh bagi yang lainnya, ditengah wabah pandemi Covid 19, tidak malah menjauhi perintah agama dengan alasan mencegah dari penyebaran penularan virus Corona dengan menganjurkan secara munfarid/sendirian atau berjamaah di rumah. Mengingat alasan ini dapat dianggap tidak berpihak dan menciderai serta menimbulkan banyak pertanyaan, mengapa setiap ada pelaksaan ibadah, seperti sholat id baik idul fitri maupun idul adha yang dilaksanakan oleh umat yang menjalankan perintah tersebut, seolah ada saja kebijakan yang dikeluarkan, seakan ada unsur rencana kesengajaan menghambat umat untuk bertaqwa kepada Tuhan YME, lebih cenderung diarahkan untuk lebih takut pada aturan yang seharusnya tidak saklak dijalankan. Padahal sejatinya keduanya bisa tetap dilaksanakan dengan dihimbau agar tetap dapat mematuhi protokol kesehatan.

Tanpa bermaksud menyudutkan siapapun, selama adanya aturan yang ditekankan dengan tidak diselaraskan pada perintah agama, maka diyakini hal itu akan menimbulkan ketimpangan dan permasalahan yang dianggap besar selama ini tersebut, tidak akan terselesaikan, mengingat semua kejadian yang terjadi di dunia ini, sudah ada yang berhak mengatur, tinggal manusianya mau mengikuti perintahNya atau malah melanggarnya.

Dapat diambil hikmah dari kegiatan yang dilaksanakan. Hidup ini hanya sebuah wasilah atau wadah bagi makhlukNya untuk mengabdi kepada penciptanya atau dengan kata lain, ibadah adalah kebutuhan premier bagi setiap makhlukNya, selain aktivitas tersebut adalah merupakan faktor pendukung atau kebutuhan sekunder atau kebutuhan tersier, sehingga jangan sampai kebutuhan lain-lain mengalahkan kebutuhan premier yang merupakan tujuan dari diciptakannya manusia dan juga makhluk lainnya hanya untuk beribadah kepadaNya. Sholat adalah ibadah seorang hamba yang bersinggungan secara langsung dengan penciptanya. Maka merugilah bagi siapa saja yang menjadikan sholat hanya biasa-biasa saja dan hanya sebagai penggugur kewajiban. Mengingat Sholat mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan manusia di dunia. Jika sholatnya baik, kehidupannya juga akan baik, sebaliknya jika sholatnya kurang baik, maka dapat dipastikan dalam kehidupannya pun akan kurang baik. Jika pun ada yang tidak menjalankan ibadah dengan baik tapi dalam hidupnya diberikan kenikmatan yang seakan tiada habisnya, itu adalah istidraj, yang sebenarnya itu menjadi azab untuk manusia mau bertobat ataukah malah menjadikan semakin jauh dari tuhannya. Karena ibadah sholat merupakan cerminan diri. Maka untuk menyelesaikan segala permasalahan yang ada yang dianggap besar seperti saat ini adalah dengan melakukan dan perbaikan hubungan manusia dengan penciptanya melalui ibadah sholat.

Dengan sholat yang baik, maka Alloh akan menghindarkan manusia dari perbuatan munkar dan keji, menentramkan jiwa, menghapuskan segala kesalahan dosa yang ada, kecuali syirik, menolong keseharian manusia dan menjadikannya termasuk orang-orang yang beruntung.

Dalam pelaksanaan kedua kegiatan tersebut, dihadiri oleh Karumkital dr. Midiyato Suratani, Kolonel Laut (K) dr. Tanto Budiharto, Sp.JP.,M.A.R.S, Ka. SPI Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah, S.E.,M.Kes.,M.H, Kadep KIA Kolonel Laut (K) dr. Hanung S, Spot, Kadep Kesla, Kolonel Laut (K) dr. Anang Mufti Sumarsono,M.Adm.Kes.,Sp.B.Onk (K), Kadep Far, Kolonel Laut (K) Kolonel Laut (K) Drs. Amir Agus Said, Apt.M.Kes beserta para Kadep lainnya di lingkup RSAL dan segenap prajurit TNI, PNS, PPNPN serta keluarga besar Rumkital dr. Midiyato Suratani yang beragama muslim. Meskipun dilaksanakan secara terbatas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, kegiatan tersebut dapat berjalan dengan khidmat. (MJA/Onasis/Humas Pen RSAL dr. MDTS).

Related posts