Astaga, Mau Nilai Tuntas? Oknum Guru SMKN 5 Manado Minta Siswa Berikan Ultramilk Dan Silverqueen

Manado (9/7) PW- Sebelum menerima hasil akhir (raport), biasanya siswa-siswi diberikan kesempatan oleh para guru untuk memperbaiki nilai-nilai semester yang kurang, baik itu pada semester ganjil ataupun semester genap. Dengan adanya kesempatan tersebut, seorang siswi kelas XI Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran (OTKP) II di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Manado bermaksud memperbaiki nilai-nilai yang kurang.

Siswi yang berinisial PB yang akrab di panggil Dede ini, menurut Syane Mongdong selaku orang tua ingin memperbaiki nilai-nilai yang kurang. Sehingga saat menerima raport kenaikan kelas ke kelas XII semua nilai sudah tuntas. Namun sebagai orang tua, kami menyayangkan ada beberapa oknum guru yang meminta imbalan sebagai pengganti menuntaskan nilai-nilai semester tersebut. Syane mengaku bahwa selaku orang tua, mereka tidak terima dengan adanya permintaan tersebut. Apalagi permintaan tersebut diduga mengarah ke kepentingan pribadi.

“Kami tidak terima ada oknum guru yang meminta susu ultra 2 buah dan diharuskan susu ultra yang besar. Bukan hanya itu, oknum guru tersebut juga meminta Silverqueen 2 buah. Ada juga oknum guru yang meminta tissue 1 kg dan bunga. Kami orang tua dengan penghasilan pas-pasan dan dalam kondisi pandemi seperti ini koq dimintai seperti itu. Kalau diminta sapu atau lainnya untuk kebutuhan sekolah, mungkin kami akan penuhi. Tapi ini juga kan tidak ada aturan kalau memperbaiki nilai, harus memberikan sesuatu. Ini namanya pungli”, jelas Syane yang didampingi suami dan orang tuanya dengan nada kesal.

Syane bersama keluarga yang merupakan penduduk jaga XII Desa Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara ini, meminta agar hal ini dipublikasikan. “Ini harus dipublikasikan, supaya siswa-siswi di SMKN 5 Manado ataupun di sekolah yang lain tahu, jika tidak ada aturan memberikan sesuatu dalam memperbaiki/menuntaskan nilai-nilai yang kurang. Inipun sudah dimintai ultra dan Silverqueen, masih disuruh selesaikan tugas. Model macam apa ini?”, ujar Syane Dengan suara tinggi.

Yane Kawulur selaku Wali Kelas XI OTKP II mengaku bahwa tidak mengetahui hal tersebut. Yane yang saat di konfirmasi sedang dalam kesehatan terganggu sehingga tidak ke sekolah, melalui sambungan telepon selular maupun via WhatsApp messenger meminta bukti dan akan menegur oknum guru yang bersangkutan. Sedangkan oknum guru bahasa Indonesia yang berinisial MM, yang dihubungi melalui WhatsApp messenger mengakui kekhilafannya dan berjanji tidak akan mengulangi serta akan memohon maaf secara pribadi.

Informasi adanya permintaan sesuatu kepada siswa-siswi terkait penuntasan nilai di konfirmasi langsung ke Kepala Sekolah. Gratianus Gagarin Sumenda Sentinuwo S.pd Kepala Sekolah SMKN 5 Manado yang beberapa kali ingin dikonfirmasi di alamat sekolah JL. A. A. Maramis Paniki Bawah Kecamatan Mapanget, Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara tidak dapat ditemui. Begitu juga di hubungi melalui panggilan telepon selular serta panggilan juga chatting via WhatsApp messenger, namun terkesan cuek dan tidak menanggapi sampai berita ini dipublikasikan.

Syane menambahkan jika permintaan tersebut tidak jadi diberikan, karena diganti dengan yang lain. Namun begitu dikatakannya, sebagai orang tua sudah terlanjur merasa kecewa dengan adanya hal ini. Dirinya mengatakan bahwa sampai dengan sore ini, keluarga belum menerima penyampaian apapun dari pihak sekolah ataupun guru. “Sampai dengan sore ini kami belum dihubungi oleh pihak sekolah ataupun guru. Kami mengartikan bahwa tidak ada itikad baik dari pihak sekolah untuk meluruskan masalah ini”, ujar Syane.

Jacob Sumampouw

Related posts