Saat Tinjau Ksatrian, Pandangan Mata Danlantamal X Tertuju Pada Benda Bersejarah

Jayapura, PW: Menginginkan area komplek ksatriannya terlihat indah dan rapi, Komandan Lantamal X Laksma TNI Yeheskiel Katiandagho, S.E., M.M., sedikit demi sedikit mulai menata lingkungan Markas Komando yang ia pimpin.

Sejak dilantik menjadi orang nomor satu di Lantamal X, Laksma Yeheskiel telah membenahi dan merapikan dibeberapa sudut lingkungan ksatrian. Kali ini, parhatiannya tertuju di area Komplek Perumahan Dinas para prajurit Lantamal X yang berada tepat di tepian pantai Hamadi. Perumahan yang berdiri sekitar tahun 60’an, keberadaannya sekarang tenggelam oleh kemajuan dan pembangunan Kota Jayapura yang begitu pesat.

Bila hujan mengguyur, hampir dipastikan air hujan akan membanjiri area komplek yang dulunya merupakan pendaratan tentara sekutu pada Perang Dunia II. Oleh karenanya, ia mencanangkan program bersih dan rapi Lantamal X, salah satunya dengan membuat drainase di area perumahan prajurit, meneruskan pragram yang telah di buat pimpinan terdahulu.

Bersama sang istri tercinta, Laksma Yeheskiel, di pagi hari berselimut awan mendung, ia menyempatkan diri mengelilingi Komplek TNI-AL Hamadi, sekaligus mengintip dari dekat aktifitas kehidupan prajurit beserta keluarganya.

Saat meninjau pembuatan drainase yang langsung mengarah ke laut, pandangan mata sang Komandan tertuju pada tiga buah benda yang dirasa menarik namun sekaligus membuatnya prihatin. Ya tiga buah benda yang dimaksud adalah tank panser peninggalan sekutu pada Perang Dunia II, lokasinya berada di belakang perumahan, tepat di bibir pantai.

Dengan kondisi bodi yang sudah mulai terkorosi akibat air laut, dan dibeberapa bagian terdapat coretan cat oleh tangan jahil, namun saksi bisu sejarah PD II ini masih terlihat gagah, mungkin disebabkan nilai historisnya.

“Ada 3 buah tank panser di lokasi ini, yang menjadi saksi bisu pendaratan pertama tentara sekutu di Hollandia (Jayapura), di bawah pimpinan Jendral Douglas Mac Arthur pada 22 April 1944.”, ungkapnya kepada sang istri dan beberapa staf yang mendampingi.

“Sayang tak terawat, padahal tempat ini tempat yang penuh sejarah dan merupakan saksi bisu pendaratan sekutu pada Perang Dunia ke II.”, imbuhnya.

Karena lokasinya berdekatan dengan Ksatrian Lantamal X, Danlantamal X sangat berkeinginan untuk membersihkan dan memperindah tempat yang bersejarah ini, dengan menggandeng instansi dan stakeholder terkait.

“Pantai ini sebenarnya termasuk deretan pantai wisata Hamadi. Mungkin karena ditepian pantai cukup banyak pemukiman warga, jadi pantai ini tak sepopuler Pantai Hamadi.”, ungkapnya menyayangkan.

“Namun bila dikelola dengan baik dan rapih tempat ini akan menjadi tujuan wisata Kota Jayapura dan otomatis akan meningkatkan perekonomian warga sekitarnya, termasuk para warga Komplek TNI AL.”, tambah sang penyandang Pasukan Katak ini.

Ia pun membayangkan apabila dikelola dengan baik, ia menyakini Pantai Hamadi tak kalah dengan pantai-pantai yang berada di Pulau Dewata, Bali maupun pantai yang berada di Kota Manado.

“Sebenarnya tempat ini cukup menarik, tepi pantainya teduh, apalagi kalau ada caffe dan tempat untuk bersantai sambil minum secangkir kopi, tempat ini akan semakin ramai dikunjungi.”, pungkasnya penuh keyakinan.

Related posts