Aksi Palang Jalan oleh Pekerja PT SIM Desa Kawa, Protes Janji DPR yang Tak Dipenuhi

 

SBB PW Puluhan pekerja PT SIM Pisang Abaka kembali turun ke jalan dan melakukan aksi pemalangan sebagai bentuk kekecewaan terhadap Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), yang dinilai tidak menepati janji terkait penyelesaian tuntutan para pekerja.

Aksi pemalangan jalan dilakukan pada Sabtu pagi (26/07/2025) sekitar pukul 10.00 WIT di beberapa titik berbeda, yakni di Dusun Waitoso, Desa Kawa Kecamatan Seram Barat. Desa Hatusua; dan Desa Nuruwe.

Para pekerja yang melakukan aksi berasal dari Desa Hatusua, Lohiatalla, Nuruwe, dan Kawa, yang semuanya merupakan tenaga kerja lokal pada perusahaan PT SIM yang bergerak di bidang budidaya dan pengolahan pisang abaka.

Aksi tersebut merupakan tindak lanjut dari aksi damai yang dilakukan beberapa hari sebelumnya di kantor DPRD SBB. Saat itu, Ketua DPRD berjanji akan menyelesaikan tuntutan para pekerja dalam waktu tiga hari.

Namun, hingga hari ketiga, tidak ada satu pun pernyataan resmi maupun tindak lanjut yang diberikan oleh pihak dewan. Hal inilah yang memicu kekecewaan dan membuat para pekerja merasa dibohongi.

Menurut keterangan salah satu massa aksi Anwar latumakulita , para pekerja telah bersabar dan menunggu komitmen DPR, namun tidak ada respon nyata yang mereka terima.

Pemalangan jalan yaitu di ruas Jalan Trans Seram tepat di depan area pembibitan PT SIM, sempat mengganggu lalu lintas kendaraan. Beberapa kendaraan harus memutar arah, sementara sebagian lainnya terpaksa berhenti menunggu hingga situasi mereda.

Pihak keamanan dari TNI dan Polri, khususnya personel dari Koramil 1513-01/Piru dan Polsek Piru, segera turun tangan untuk mengamankan aksi agar tetap berjalan damai. Pukul 11.30 WIT, Kapolsek Piru, IPTU Muslim, datang langsung ke lokasi dan melakukan negosiasi dengan massa aksi.

Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa para pekerja akan menunda aksi lanjutan dan memberikan waktu tambahan hingga hari Selasa kepada pihak kepolisian SBB untuk memberikan jawaban dan menyelesaikan permasalahan.

Apabila hingga Selasa belum ada penyelesaian, maka para pekerja berjanji akan kembali melakukan aksi serupa pada hari Rabu mendatang dengan massa yang lebih banyak.

Setelah tercapai kesepakatan sementara itu, pemalangan jalan dihentikan dan lalu lintas kembali normal pada siang hari.

Situasi saat ini dipantau secara intens oleh aparat keamanan guna mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Para pekerja berharap DPRD SBB dapat menepati janji dan segera menyelesaikan persoalan yang telah berlarut-larut.

Aksi ini menjadi bentuk peringatan keras bahwa masyarakat tidak akan tinggal diam ketika hak-haknya diabaikan. Pemerintah daerah dan DPRD diharapkan segera bertindak cepat dan responsif terhadap suara rakyat yang mereka wakili.@dy

Related posts