Jalesveva Jayamahe,
Jakarta, 10 November 2023 — Hari Pahlawan 2023 merupakan waktu yang tepat untuk merenungkan kontribusi kita dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang diperjuangkan oleh para pahlawan dengan mengorbankan jiwa dan raganya.
Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Erwin S. Aldedharma mendampingi Menteri Sosial RI Dr. (H.C.) Ir. Tri Rismaharini, M. T. pada Upacara Tabur Bunga di Laut dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Tahun 2023 dari atas KRI Radjiman Wedyodiningrat-992 (KRI RJW-992) di tengah Perairan Laut Jakarta, Jumat (10/11).
Hari Pahlawan tahun ini mengambil tema “Semangat Pahlawan untuk Masa Depan Bangsa dalam Memerangi Kemiskinan dan Kebodohan”, yang bermakna supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat merenungkan peran para pahlawan kusuma bangsa dalam memandu kita menuju masa depan yang lebih baik. Para pahlawan tidak hanya berjuang untuk kemerdekaan fisik tetapi juga untuk kemerdekaan ekonomi dan intelektual.
Seperti dikatakan Mensos RI dihadapan awak media mengatakan, “pengambilan tema tersebut untuk pahlawan saat ini yang sedang memerangi kemiskinan dan kebodohan karena itu adalah musuh utama ke depan supaya bangsa Indonesia bisa lebih semangat memerangi kemiskinan dan kebodohan”, ungkap Tri Rismaharini.
Lebih lanjut Mensos RI menyampaikan bahwa semua bisa jadi pahlawan. Seperti contoh saat media memberikan informasi untuk seseorang yang mempunyai masalah dan kemudian mereka terselamatkan karena informasi itu, maka media tersebut dapat dikatakan sebagai seorang pahlawan.
Pintu gerbang kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan dibuka lebar oleh para pahlawan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para generasi muda penerus bangsa untuk bergerak dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan.
Dengan semangat para pahlawan yang dapat memperjuangkan bangsa Indonesia, harus bisa menjadi inspirasi bagi semua generasi penerus bangsa dalam memerangi kemiskinan dengan menciptakan kesetaraan dan lapangan pekerjaan, serta menginspirasi generasi muda penerus bangsa memerangi kebodohan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ilmu pengetahuan dan literasi.
Peringatan Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November oleh seluruh bangsa Indonesia ini erat kaitannya dengan peristiwa pertempuran yang terjadi di Surabaya. Pertempuran ini berkobar setelah rakyat Surabaya mendapat ultimatum sekutu yang isinya bahwa semua pimpinan bangsa Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus menyerahkan senjata, menghentikan perlawanan dan datang selambat-lambatnya tanggal 10 November 1945, pukul 06.00 pagi pada tempat yang telah ditentukan.
Namun ultimatum itu tidak digubris oleh rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada tanggal 10 November 1945, selama lebih kurang tiga minggu lamanya. Peristiwa ini merupakan konflik militer antara pasukan Indonesia dan pasukan Sekutu yang mencoba menguasai kembali Indonesia.
Pertempuran itu merupakan salah satu momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Pertempuran tersebut juga membangkitkan semangat nasionalisme dan tekad bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Sehingga pada akhirnya tanggal 10 November ditetapkan sebagai Hari Palawan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 untuk memperingati dan mengenang jasa serta pengorbanan para pahlawan.