Surabaya, PW: Direktur Pendidikan dan Latihan (Dirdiklat) Koamndo Pembinaan Doktrin pendidikan dan latihan Angkatan laut (Kodiklatal) Laksma TNI Judijanto, M.Si., MA selaku Kepala Pengawas dan Pengendali (Kawasdal) membuka penataran peserta E-Geladi Posko Pra Latihan Armada Jaya Ke 38 tahun 2020. Penataran yang dilaksanakan secara Vidio Conference (Vicon) tersebut Dirdiklat berada di gedung R. Sudomo Kesatrian Bumimoro Kodiklatal sedangkan para peserta berada di ruang Olah Yudha Kotama Operasi TNI AL.
Adapun Peserta penataran tersebut terdiri personil Koarmada II sebagai Komando Tugas Laut Gabungan (Kogaslagab), Koarmada I sebagai KomandoTugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), Koarmada III sebagai Komando Tugas Gabungan Pertahanan pantai (Kogasgabhantai), Kolinlamil sebagai Komando Tugas Pendaratan Administrasi (Kogasratmin), Kormar sebagai Pasukan Pendarat (Pasrat), Denjaka sebagai Satgasdukpasus, Disinfolahta Koarmada II sebagai Satgasdukinfo dan Diskes Koarmada I sebagai Satgasdukkes.
Dalam sambutanya Dirdiklat yang juga Kawasdal ini menyampaikan bahwa tujuan dari E-Geladi Posko latihan Armada Jaya ke-38 Tahun 2020 ini adalah meningkatkan kemampuan unsur Pimpinan dan Staf Komando Tugas Gabungan dalam melaksanakan Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada pelaksanaan Operasi Gabungan TNI dan meningkatkan profesionalisme prajurit TNI Angkatan Laut dan kesiapan operasional serta keterpaduan komponen SSAT.
Adapun sasaran Latihan latihan Armada Jaya antara lain terciptanya kemampuan perorangan maupun satuan untuk mengaplikasikan dan menerapkan doktrin Operasi Laut Gabungan, Operasi Amfibi, operasi pendaratan administrasi, operasi pertahanan pantai dan operasi dukungan doktrin-doktrin matra laut lainya. Selain itu terciptanya kesamaan presepsi/pemahaman dalam tata cara/mekanisme Proses Pengambilan Keputusan Militer (PPKM) pada Operasi Gabungan TNI.
Menurutnya dalam pelaksanaan E-Geladi Posko Latihan Armada Jaya Ke 38 tahun 2020 ini adalah hal baru dalam latihan puncak TNI Angkatan Laut. Dalam metode latihan ini proses perencanaan militer yang dilaksanakan dengan memanfaatkan teknologi informasi dimana penyelenggara latihan dengan pelaku hanya berinteraksi melalui jaringan internet.