Jadi Satu-Satunya Wakil MTF, KRI Sultan Iskandar Muda-367 Ikuti Kompetisi SASCO Di Lebanon

Lebanon, PW: Memanfaatkan waktu sandar di Pelabuhan Beirut Lebanon, KRI Sultan Iskandar muda-367 (KRI SIM-367) yang dikomandani Letkol Laut (P) Abdul Haris sekaligus Komandan Satgas (Dansatgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Konga XXVIII-M/UNIFIL mengikuti kompetisi menembak senjata ringan pada ajang Small Arm Shooting Competition (SASCO,  di Lapangan Tembak Sektor Timur UNP 7-2 Lebanon.

SASCO merupakan kompetisi menembak senjata ringan yang diselenggarakan oleh UNIFIL dan diikuti oleh beberapa Kontingen dari negara asing yang tergabung didalamnya. Kontingen Garuda dari Indonesia mengirimkan beberapa tim dari Satgas Darat untuk bertanding unjuk kemampuan dan ketepatan membidik.

“Sementara itu bagi KRI SIM-367, keikutsertaan di ajang bergengsi  tersebut merupakan kehormatan tersendiri karena selain medan tugas yang berbeda dengan satgas lainnya,  KRI SIM-367 menjadi satu-satunya kapal perang yang dipercaya MTF Commander untuk mewakili unsur-unsur MTF lainnya mengenalkan bahwa MTF itu ada, dan bagian dari misi UNIFIL di Lebanon ,” terang Abdul Haris, pada Sabtu (5/3/2022)  di Lebanon.

Untuk tampil di ajang SASCO, prajurit KRI SIM-367 melaksanakan latihan secara bertahap dan kontinyu di Laut Mediterania dan di Naqoura Firing Range UNIFIL HQ Lebanon. Senjata ringan yang digunakan adalah senjata organik KRI SIM-367 yaitu senapan serbu (SS-1) dengan jarak 100 meter. Sedangkan dalam Pertandingan, para peserta menembak sasaran  dengan 3 (tiga) teknik gaya menembak yaitu Tiarap, Duduk Dan Berdiri. Sebelum dilaksanakan menembak, penembak wajib melakukan 3 gerakan fisik seperti Jumping Jack, Squat dan Squat Trust dengan target dan waktu yang telah ditentukan.

Lebih lanjut Abdul Haris menambahkan, Selain sebagai salah satu bentuk implementasi pembinaan dasar militer personel Satgas selama tugas di luar negeri, partisipasi mengikuti kompetisi menembak ini juga dimaksudkan untuk tetap melatih mental dan naluri seorang tentara agar selalu mampu menerima, memahami dan melaksanakan setiap perintah pimpinan sekalipun didalam kondisi dibawah tekanan serta mendukung pelaksanaan tugas didaerah misi. Hal ini berkaitan dengan arahan Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Yudo Margono bahwa pentingnya membangun chemistry antara prajurit dengan senjatanya, karena alat utama seorang prajurit adalah senjata.

Related posts