Mempawah, PW: Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) XII Pontianak Letkol Marinir Sofian Cahyo Utomo, M.Tr.Opsla., dalam kesempatan ini diwakili Perwira Seksi Intelijen (Pasi Intel) Kapten Marinir Agus Hartono menghadiri Rapat Koordinasi Karhutla, bertempat di ruang rapat Balai Patih Lantai II Kantor Bupati Mempawah. Jl. Opu Daeng Manambon No 1 – Tengan. Mempawah – Kalimantan Barat, Selasa (14/07/2020).
Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Persiapan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang melibatkan jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) serta seluruh stakeholder di wilayah kerja Kabupaten Mempawah, dalam rangka persiapan menghadapi musim kemarau Tahun 2020 berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mulai akhir bulan Juli atau awal Agustus, yang mana biasanya akan diikuti dengan aktivitas pembakaran lahan oleh pemilik kebun dalam membuka dan bercocok tanam maka dikhawatirkan akan mengakibatkan adanya kabut asap sebagaimana kejadian tahun – tahun sebelumnya.
Rapat diawali sambutan Wakil Bupati Mempawah H. Muhammad Pagi,. S.HI., M.M., sekaligus ketua pelaksana penanggulangan dan penanganan bencana alam banjir dan kebakaran hutan dan lahan menyampaikan bshwa berangkat dari kejadian Karhutla tahun 2019, di Provinsi Kalimantan Barat khususnya Kabupaten Mempawah Indeks Standar Pencernaan Udara (ISPU) berkisar di angka 129 yang artinya kondisi yang tidak sehat bagi kehidupan. Dan menurut kajian Yayasan Madani Berkelanjutan bahwa Area Rawan Terbakar (ART) tahun 2020 masih cukup tinggi di daerah atau kawasan yang kontur tanahnya bermaterial gambut. Dia meminta, semua pihak waspada dan tetap menangani karhutla tahun ini. Pengendalian karhutla katanya, secara teknis di lapangan, penegakan hukum, teknologi dan lain-lain harus jalan dengan memperhatikan protokol kesehatan. Untuk itu, katanya, kehadiran TNI Polri dan Instansi Pemerintah Daerah bersama dengan mitra kerja dan stakeholder hadir di ruangan ini untuk menentukan tindakan apa yang harus diambil menghadapi karhutla yang sudah terbayang didepan mata.
Dalam kesempatan tersebut Perwira Seksi (Pasi) Intel Yonmarhanlan XII menyampaikan bahwa langkah – langkah kongkrit dalam menghadapi Karhutla, yaitu pemetaan lokasi atau area /wilayah yg rawan timbulnya hotspot, pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan dan Penanganan Karhutla. Berikutnya melaksanakan sosialisasi dan edukasi serta training kepada warga sekitar dalam rangka menghadapi situasi Kontijensi Karhutla serta pemahaman kepada masyarakat agar tidak menciptakan timbulnya hotspot. Rekrut tim ahli pemanfaatan lahan gambut atau tidur menjadi lahan produktif. Komupulerisasi sarpras yg ada dari seluruh instansi terkait. Libatkan BRG (Badan Restorasi Gambut) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) TNI Polri, masyarakat serta warga tingkat RT/RW dalam upaya pencegahan, penanggulangan dan penanganan bencana alam karhutla.