Oleh. DR. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA (Reviewer Jurnal PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik)
Pendahuluan
Di lapangan Dr. Murdjani, Banjarbaru, di bawah teduhnya pohon beringin yang rimbun, seorang pria yang tampak berusia sekitar 60 tahun sedang berolahraga dengan semangat yang luar biasa. Kulitnya tampak segar, gerakannya lincah, dan senyumnya memancarkan kebahagiaan sejati. Sebaliknya, tak jauh darinya, seorang pria yang tampak lebih muda berjalan dengan langkah berat dan napas terengah-engah, seolah-olah setiap detik kehidupan telah menjadi beban baginya. Pemandangan ini menggugah pertanyaan mendalam: Bagaimana mungkin dua orang yang hidup di dunia yang sama memiliki tampilan dan energi yang begitu berbeda? Jawabannya mungkin terletak pada perbedaan antara usia kronologis dan usia biologis mereka.
Fenomena ini bukanlah hal yang asing. Di sekitar kita, seringkali kita menemukan orang-orang yang tampak lebih muda atau lebih tua dari usia sebenarnya. Kita menyebutnya sebagai tampak awet muda atau terlihat lebih tua dari umur mereka. Ini adalah bukti bahwa usia tidak selalu dapat diukur hanya berdasarkan jumlah tahun yang telah kita jalani. Ada dimensi lain yang lebih dalam dan kompleks, yaitu usia biologis.
Usia Kronologis dan Usia Biologis
Usia kronologis adalah jumlah tahun yang telah berlalu sejak seseorang dilahirkan. Ini adalah cara konvensional untuk mengukur usia yang diakui secara luas (Basaraba, 2023). Namun, usia biologis lebih dari sekadar hitungan tahun. Ini adalah cerminan sejati dari kondisi fisiologis tubuh seseorang, mencerminkan bagaimana sel-sel dan jaringan dalam tubuh kita berfungsi dan seberapa baik kita menjaga diri kita sendiri (Ranney, 2023).
Usia biologis dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang kesehatan seseorang dan risiko penyakit di masa depan. Penelitian menunjukkan bahwa usia biologis bisa menjadi indikator yang lebih akurat untuk menilai kesehatan masa depan seseorang dibandingkan dengan usia kronologis. Misalnya, telomere, struktur kecil di ujung kromosom kita, memendek seiring bertambahnya usia kronologis. Telomere yang lebih pendek telah dikaitkan dengan penyakit kronis dan umur yang lebih pendek (Aubert & Lansdorp, 2008). Proses metilasi DNA juga menjadi kunci dalam menentukan usia biologis, menunjukkan perubahan dalam ekspresi gen yang dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gaya hidup (Jones et al., 2015).
Pengaruh Gaya Hidup terhadap Usia Biologis
Gaya hidup memiliki dampak yang signifikan terhadap usia biologis. Pola makan, tingkat aktivitas fisik, stres, dan kebiasaan tidur adalah beberapa faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat proses penuaan biologis. Misalnya, seseorang yang menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan mengelola stres dengan baik cenderung memiliki usia biologis yang lebih rendah daripada usia kronologisnya. Sebaliknya, gaya hidup yang buruk, seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan kurang tidur, dapat mempercepat penuaan biologis (Thomson, 2017).
Studi kasus Bryan Johnson, seorang miliarder yang berinvestasi besar-besaran untuk membalikkan proses penuaan, menunjukkan betapa seriusnya beberapa orang dalam mengejar kesehatan optimal dan umur panjang. Dengan diet ketat, rutinitas olahraga yang disiplin, suplemen beragam, dan pemeriksaan medis rutin, Johnson berusaha mengembalikan kondisi tubuhnya ke usia 18 tahun. Meskipun usahanya tampak ekstrem, ini menunjukkan bahwa pendekatan terfokus pada gaya hidup bisa memiliki dampak yang signifikan pada usia biologis (Faragher, 2023).
Teknologi dan Usia Biologis
Teknologi modern juga telah memberikan kontribusi besar dalam memahami dan mengukur usia biologis. Algoritma pembelajaran mendalam seperti FaceAge yang dikembangkan oleh Zalay dan timnya mampu memperkirakan usia biologis seseorang hanya dari foto wajah mereka. Algoritma ini dilatih menggunakan ribuan data individu sehat dan divalidasi pada pasien kanker, menunjukkan bahwa pasien kanker cenderung tampak lebih tua dari usia kronologis mereka dan ini berkorelasi dengan prognosis yang lebih buruk (Zalay et al., 2023).
Penelitian semacam ini menunjukkan bahwa wajah kita menyimpan informasi yang kaya tentang kesehatan dan usia biologis kita. Wajah kita mencerminkan tidak hanya usia kita tetapi juga kesehatan kita secara keseluruhan. Ini membuka peluang baru dalam penggunaan teknologi untuk perawatan kesehatan yang lebih personal dan proaktif.
Pengaruh Stres terhadap Usia Biologis
Stres adalah salah satu faktor utama yang dapat mempercepat proses penuaan. Penelitian menunjukkan bahwa stres fisik dan psikologis dapat meningkatkan usia biologis, tetapi efek ini bisa dibalik ketika kondisi stres hilang. Sebuah studi menemukan bahwa DNA orang yang mengalami stres berat seperti operasi darurat atau infeksi COVID-19 menunjukkan peningkatan usia biologis yang signifikan, tetapi kembali ke tingkat normal setelah stres tersebut hilang (Horvath, 2013).
Ini menunjukkan bahwa kita memiliki kendali atas bagaimana tubuh kita menua melalui pengelolaan stres yang efektif. Teknik seperti meditasi, yoga, dan mindfulness telah terbukti membantu mengurangi stres dan memperlambat penuaan biologis. Dengan demikian, manajemen stres adalah bagian penting dari strategi untuk menjaga kesehatan dan memperpanjang usia biologis kita.
Perbedaan Usia Biologis pada Pria dan Wanita
Penelitian juga menunjukkan bahwa ada perbedaan dalam penuaan biologis antara pria dan wanita. Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Ernest Diez Benavente di UMC Utrecht menemukan bahwa pembuluh darah wanita secara biologis lebih muda sekitar dua tahun dibandingkan dengan pria. Hal ini mungkin menjelaskan mengapa penyakit kardiovaskular sering memiliki profil risiko yang berbeda antara pria dan wanita (Benavente, 2024).
Faktor hormon mungkin memainkan peran penting dalam perbedaan ini. Estrogen, misalnya, diketahui memiliki efek pelindung terhadap pembuluh darah, yang mungkin menjelaskan mengapa wanita memiliki pembuluh darah yang lebih muda secara biologis. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya mekanisme di balik perbedaan ini dan bagaimana kita bisa memanfaatkan pengetahuan ini untuk perawatan kesehatan yang lebih baik.
Intervensi untuk Memperlambat Penuaan
Ada berbagai intervensi yang bisa dilakukan untuk memperlambat proses penuaan biologis. Salah satunya adalah penghapusan sel-sel senescent, yang telah terbukti meningkatkan kesehatan dan umur pada tikus. Jika metode ini dapat diterapkan pada manusia, ini bisa mengurangi biaya perawatan kesehatan dan memperpanjang umur sehat kita. Selain itu, intervensi gaya hidup seperti olahraga teratur, diet sehat, dan pengurangan stres juga efektif dalam memperlambat proses penuaan (Faragher, 2023).
Penelitian tentang penghapusan sel senescent telah menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dalam studi pada tikus, penghapusan sel-sel ini tidak hanya memperpanjang umur tetapi juga meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi risiko penyakit terkait usia. Intervensi ini bisa menjadi bagian penting dari strategi perawatan kesehatan di masa depan untuk memperpanjang usia biologis kita.
Konsep “Healthspan” dan Kualitas Hidup
Konsep “healthspan” menekankan pentingnya tidak hanya memiliki umur panjang tetapi juga menikmati hidup yang sehat dan produktif. Banyak dari kita menghabiskan tahun-tahun terakhir hidup dalam kondisi kesehatan yang buruk. Dengan memperpanjang healthspan, kita bisa menikmati kualitas hidup yang lebih baik seiring bertambahnya usia. Ini berarti menjaga kesehatan fisik, mental, dan sosial kita agar bisa menikmati hidup secara penuh (Ranney, 2023).
Meningkatkan healthspan membutuhkan pendekatan holistik terhadap kesehatan. Ini termasuk pola makan yang seimbang, aktivitas fisik yang teratur, manajemen stres, dan menjaga hubungan sosial yang sehat. Dengan fokus pada kesehatan secara keseluruhan, kita bisa memperpanjang masa sehat kita dan menikmati hidup dengan lebih baik.
Masa Depan Penelitian Usia Biologis
Penelitian tentang usia biologis terus berkembang. Teknologi baru dan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme penuaan akan memungkinkan kita untuk membuat prediksi yang lebih akurat tentang kesehatan masa depan kita dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk menjaga kesehatan kita. Dengan menggunakan biomarker seperti telomere, metilasi DNA, dan pengukuran epigenetik lainnya, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang kondisi fisiologis kita dan bagaimana cara terbaik untuk menjaga kesehatan (Salih et al., 2023).
Teknologi seperti pembelajaran mendalam dan kecerdasan buatan juga akan memainkan peran penting dalam penelitian ini. Dengan menganalisis data dalam skala besar, kita bisa menemukan pola dan tren yang tidak terlihat sebelumnya. Ini akan membuka jalan bagi perawatan kesehatan yang lebih personal dan proaktif.
Penutup
Usia biologis membuka wawasan baru tentang bagaimana kita memahami penuaan dan kesehatan. Ini adalah ukuran yang lebih dalam dan lebih bermakna dari sekadar hitungan tahun. Dengan memahami dan mengelola usia biologis kita, kita bisa memperpanjang masa sehat kita dan menikmati hidup dengan lebih baik. Usia bukanlah sekadar angka, melainkan cerminan sejati dari bagaimana kita menjalani hidup kita. Seperti pepatah bijak mengatakan, “Hidup bukanlah tentang seberapa lama kita hidup, tetapi tentang seberapa baik kita hidup.”
Referensi
1. Aubert, G., & Lansdorp, P. M. (2008). Telomeres and aging. Physiological Reviews, 88(2), 557-579. https://doi.org/10.1152/physrev.00026.2007
2. Basaraba, S. (2023). Chronological vs. Biological Age: Understanding the Differences and Factors That Affect Your Health. Verywell Health. Retrieved from https://www.verywellhealth.com/chronological-vs-biological-age-5105138
3. Faragher, R. (2023). Your body can be younger than you are – here’s how to understand (and improve) your ‘biological age’. The Conversation. Retrieved from https://theconversation.com/your-body-can-be-younger-than-you-are-heres-how-to-understand-and-improve-your-biological-age-187463
4. Horvath, S. (2013). DNA methylation age of human tissues and cell types. Genome Biology, 14(10), R115. https://doi.org/10.1186/gb-2013-14-10-r115
5. Jones, M. J., Goodman, S. J., & Kobor, M. S. (2015). DNA methylation and healthy human aging. Aging Cell, 14(6), 924-932. https://doi.org/10.1111/acel.12349
6. Ranney, M. (2023). Is your Chronological age the same as your Biological age? Read on. Medium. Retrieved from https://medium.com/@marcusranney/is-your-chronological-age-the-same-as-your-biological-age-read-on-b3d92e0e8d95
7. Salih, A., Nichols, T., Szabo, L., & Petersen, S. E. (2023). Conceptual Overview of Biological Age Estimation. Aging Disease, 14(3), 583-588. https://doi.org/10.14336/AD.2022.1107
8. Thomson, H. (2017). Why your real age may be older – or younger – than your years. New Scientist. Retrieved from https://www.newscientist.com/article/2140273-why-your-real-age-may-be-older-or-younger-than-your-years/
9. Zalay, O., Bontempi, D., Bitterman, D. S., Birkbak, N., Shyr, D., Haugg, F., … & Aerts, H. J. W. L. (2023). Decoding biological age from face photographs using deep learning. medRxiv. https://doi.org/10.1101/2023.09.12.23295132