Transformasi Mutu Layanan Kesehatan Indonesia: LAFKI dan FIHFAA Sebagai Ujung Tombak Perubahan

 

Oleh. Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA

Dalam dunia kesehatan, mutu dan keselamatan pasien merupakan pilar utama yang menjadi fondasi bagi pelayanan yang berkualitas. Para ahli setuju bahwa tanpa adanya fokus yang kuat pada kedua aspek ini, tujuan utama dari sistem kesehatan yaitu memberikan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat tidak akan tercapai. Oleh karena itu, akreditasi kesehatan memainkan peran penting dalam memastikan standar mutu dan keselamatan terpenuhi di setiap fasilitas kesehatan.

Mutu dan Keselamatan Pasien: Pilar Utama Layanan Kesehatan
Sistem kesehatan yang baik tidak hanya mengedepankan aspek teknis medis, tetapi juga menitikberatkan pada kualitas layanan dan keselamatan pasien. Mutu layanan kesehatan diukur melalui berbagai indikator, salah satunya adalah kepuasan pasien. Model SERVQUAL, yang diperkenalkan oleh Parasuraman et al., telah menjadi alat penting dalam menilai kualitas layanan kesehatan. Model ini mengevaluasi dimensi tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy dalam layanan kesehatan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Samir Mustafa Al Balas dan koleganya dari Yarmouk University, mutu layanan kesehatan sangat terkait dengan kepuasan pasien (Al Balas et al., 2024) . Temuan ini menunjukkan bahwa pasien yang puas dengan kualitas layanan yang mereka terima cenderung lebih loyal dan memiliki persepsi positif terhadap fasilitas kesehatan tersebut. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan mutu layanan harus menjadi prioritas utama bagi setiap fasilitas kesehatan.

LAFKI: Penjaga Standar Mutu Layanan Kesehatan
LAFKI (Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia) memainkan peran penting dalam memastikan bahwa standar mutu dan keselamatan pasien terpenuhi di setiap fasilitas kesehatan di Indonesia. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas akreditasi fasilitas kesehatan, LAFKI memiliki tugas untuk menilai dan mengevaluasi kualitas layanan yang diberikan oleh rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses akreditasi yang ketat, LAFKI memastikan bahwa setiap fasilitas kesehatan memenuhi standar yang ditetapkan dan mampu memberikan layanan yang terbaik bagi pasien.

Namun, tugas LAFKI tidak berhenti di situ. Untuk terus meningkatkan mutu layanan kesehatan, LAFKI meluncurkan program fellowship yang bertujuan untuk melahirkan pemimpin-pemimpin baru dalam bidang akreditasi kesehatan. Program ini memberikan gelar FIHFAA (Fellow of Indonesian Health Facility Accreditation Agency) kepada para fellows yang telah melalui proses seleksi dan pelatihan yang ketat.

FIHFAA: Agen Perubahan dalam Layanan Kesehatan
Fellowship FIHFAA bukan hanya tentang gelar atau sertifikasi semata, tetapi juga tentang tanggung jawab besar yang diemban untuk memperbaiki sistem kesehatan di Indonesia. Para fellows ini dilatih untuk menjadi agen perubahan, memastikan bahwa setiap fasilitas kesehatan di Indonesia mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan aman bagi pasien. Mereka tidak hanya bertugas untuk memastikan standar mutu dan keselamatan, tetapi juga untuk menginspirasi dan memotivasi rekan-rekan mereka di lapangan.

Menurut dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K). MARS. FIHFAA, FISQua, FRSPH, Ketua Umum LAFKI, “Fellowship adalah investasi jangka panjang bagi peningkatan mutu layanan kesehatan. Para fellows ini dilatih untuk menjadi agen perubahan, memastikan bahwa setiap fasilitas kesehatan di Indonesia mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan aman bagi pasien.”

Kebanggaan dan Semangat Menjadi FIHFAA
Menjadi seorang FIHFAA adalah sebuah kehormatan dan kebanggaan tersendiri. Gelar ini menunjukkan bahwa seseorang telah melalui proses seleksi dan pelatihan yang ketat, serta menunjukkan komitmen dan dedikasi yang luar biasa terhadap profesi mereka. Para FIHFAA diharapkan mampu menginspirasi perubahan positif di seluruh sistem kesehatan Indonesia. Mereka adalah ujung tombak dalam perjuangan menuju pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman bagi seluruh masyarakat.

Menyambut PIFKI di Medan: Lebih dari Sekadar Kegiatan Ilmiah
Pelantikan dan peringatan HUT ke-4 LAFKI yang diadakan di Medan pada 20 Juni 2024 menjadi momen bersejarah bagi para peserta. Acara ini tidak hanya berisi sesi-sesi ilmiah dan pelatihan, tetapi juga kesempatan untuk berwisata dan mengenal budaya lokal. Medan, dengan segala pesonanya, menawarkan berbagai destinasi menarik seperti Durian Ucok, Istana Maimun, Ulos Sianipar, Museum Tjong A Fie Mansion, dan Soto Kesawan.

Gala Dinner: Menghormati Keberagaman Budaya
Salah satu acara puncak dari peringatan ini adalah Gala Dinner yang diadakan dengan tema pakaian adat daerah masing-masing peserta. Acara ini bukan hanya sekedar makan malam bersama, tetapi juga menjadi simbol keberagaman dan kebersamaan yang ada dalam komunitas kesehatan. “Pakaian adat yang dikenakan oleh para peserta mencerminkan betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia. Ini mengingatkan kita bahwa meskipun berbeda, kita tetap satu dalam tujuan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,” kata dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K). MARS. FIHFAA, FISQua, FRSPH

Pendekatan SERVQUAL dalam Evaluasi Mutu Layanan Kesehatan
Untuk mengukur kualitas layanan kesehatan, model SERVQUAL telah menjadi alat yang banyak digunakan. SERVQUAL mengidentifikasi lima celah utama dalam layanan yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Namun, menurut Victor Tang dan Gendao Li dari Northumbria University, model ini memiliki kekurangan dalam mengatasi kegagalan co-creation antara penyedia layanan dan pelanggan (Tang & Li, 2024) .

Tang dan Li menyarankan adanya dua celah baru dalam model SERVQUAL untuk mengatasi kegagalan ini. Mereka menekankan bahwa nilai dari suatu layanan adalah hasil dari co-creation antara penyedia layanan dan pelanggan, dan kegagalan di salah satu sisi dapat berdampak signifikan terhadap kualitas layanan secara keseluruhan. Dengan memperbarui model SERVQUAL, diharapkan dapat meningkatkan deteksi dan pengelolaan kualitas layanan di berbagai industri, termasuk kesehatan.

Mutu Layanan Kesehatan di Indonesia: Tantangan dan Peluang
Mutu layanan kesehatan di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga perbedaan standar layanan di berbagai daerah. Namun, dengan adanya program-program seperti fellowship FIHFAA, ada harapan besar untuk masa depan yang lebih baik. Para FIHFAA, dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh, diharapkan mampu mengatasi tantangan ini dan membawa perubahan positif di seluruh sistem kesehatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Samir Mustafa Al Balas dan koleganya di Yarmouk University menunjukkan bahwa kepuasan pasien diukur melalui berbagai indikator mutu layanan, termasuk dimensi-dimensi yang diidentifikasi dalam model SERVQUAL (Al Balas et al., 2024) . Hasil penelitian ini menekankan pentingnya upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan guna mencapai kepuasan pasien yang optimal.

Inspirasi dari Para Pemimpin FIHFAA
Para FIHFAA adalah sumber inspirasi bagi rekan-rekan mereka di lapangan. Dengan dedikasi dan komitmen yang tinggi, mereka menunjukkan bahwa perubahan positif dalam sistem kesehatan adalah mungkin. Kisah-kisah sukses dari para FIHFAA yang telah berhasil mengimplementasikan standar mutu dan keselamatan yang tinggi di fasilitas kesehatan mereka menjadi contoh nyata dari kekuatan dan pengaruh program fellowship ini.

Menurut dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K). MARS. FIHFAA, FISQua, FRSPH, perjalanan para FIHFAA bisa diibaratkan seperti perjalanan seorang pejuang dalam mencari pencerahan. Mereka berawal dari kegelapan ketidaktahuan, melalui berbagai ujian dan tantangan, hingga akhirnya mencapai titik terang pemahaman yang mendalam. Setiap langkah yang mereka ambil adalah bagian dari proses transformasi diri yang tidak hanya membawa perubahan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi orang lain.

Menyongsong Masa Depan yang Lebih Baik
Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, para FIHFAA diharapkan mampu mengukir masa depan kesehatan Indonesia yang lebih baik. Mereka adalah ujung tombak dalam perjuangan menuju pelayanan kesehatan yang bermutu dan aman bagi seluruh masyarakat. Dengan terus belajar, berbagi, dan menginspirasi, mereka akan membawa perubahan yang nyata dan berkelanjutan.

Kepada para fellows, ingatlah bahwa perjalanan ini adalah bagian dari takdir besar yang telah dipilihkan untuk kalian. Seperti pepatah bijak, “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah kecil.” Teruslah melangkah dengan keyakinan, karena setiap langkah yang kalian ambil akan membawa kita lebih dekat menuju masa depan yang lebih cerah bagi kesehatan Indonesia. Selamat atas Pelantikan Fellows FIHFAA!

Related posts