Perkuat kerjasama Lintas Profesi di Bidang Neurorestorasi Neuroengineering, Perdosni Resmikan Perjanjian Kerja Sama Perdosni–ITB–Unhas, dan Perdosni-Perdokla

 

Ada momen penting di acara rutin tahunan Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) yang diselenggarakan Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) di JW Marriott Surabaya, 30 Mei-2 Juni 2024.
Di kesempatan yang *diketuai oleh Dr dr Achmad Firdaus Sani Sp N Subsp NIIOO (K) FINS* dilakukan penanda tanganan dua kerja sama lintas profesi. Pertama, yakni kerja sama penelitian multicenter Quantitative Electroencephalography (QEEG) Neurorestorasi Neuroengineering (NRE) Perdosni–Institut Tehnik Bandung–Universitas Hasanuddin lintas Kelompok Kerja Perdosni (Neurorestorasi Neuroengineering–Stroke dan pembuluh darah, EEG dan Epilepsi, Neurointensif) pada penyakit Stroke.
Dan yang kedua adalah kerja sama pendidikan, pelayanan dan penelitian multicenter Quantitative Electroencephalography (QEEG) Neurorestorasi Neuroengineering terintegrasi Terapi Oksigen Hiperbarik (terapi lanjutan gangguan neurologi, antara lain dalam penatalaksanaan stroke, penyakit dekompresi, dan penyakit neurologi lainnnya).
Semangat kolaborasi lintas profesi tersebut seiring dengan pesan Eri Cahyadi, Walikota Surabaya di pembukaan acara yang menekankan bahwa Surabaya adalah tempat yang menjunjung tinggi program penanggulangan stroke.
Penandatanganan kerja sama itu dilakukan langsung oleh Dr dr Dodik Tugasworo Pramukarso SpN Subsp NIIOO (K) MH, Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni) didampingi Prof Dr dr Syahrul SpN *Subsp NIIOO (K)* Ketua Kolegium Neurologi Indonesia (KNI).

Hadir dan turut melakukan penandatanganan kerja sama pada Jumat (31/5/2024) itu adalah Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Institut Tehnik Bandung yang diwakili oleh Allya P Kosoema PhD (Tehnik Biomedik ITB) – Dr Ir Agus Budiyono MSc A-A EAA (PPTIK ITB), Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin yang diwakili oleh Dr dr Jumraini Tammasse SpN Subsp NRE (K) (Kepala Departemen Neurologi Universitas Hasanuddin), Dr H Adi Riyono NS Dipl SpKL Subs PH (K), Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Kelautan (Perdokla), dan Dr dr Harmin Sarana MM FS SpB SpKL Subsp KT (K), Ketua Kolegium Perdokla dan Dr.dr Hisnindarsyah Sp.KL Subsp.KT(K), SE M.Kes MH C.FEM FISQua FRSPH ( Kaprodi Spes.Kedokteran Kelautan FK Universitas Hang Tuah/anggota Kolegium dan pengurus Perdokla ) .
Dokter Dodik menegaskan bahwa Perdosni sangat mendukung prioritas Kementerian Kesehatan RI yaitu Kanker–Jantung-Stroke-Uronefrologi–Kesehatan Ibu dan Anak. “Kami Perdosni terus mengembangkan keilmuan neurologi mengikuti era Transformasi Kesehatan Teknologi Digital Revolusi Industri 5.0 yang saat ini lebih menggiatkan penelitian bersama proses diagnostik dan modulasi peralatan brain computer interface Neurorestorasi Neuroengineering multicenter dan lintas profesi,” ungkapnya.
Apalagi, hasilnya dapat dipakai dalam pengembangan pelayanan neurologi di Indonesia dan merupakan sumbangan Perdosni dalam big data Digital Transfomation Organization (DTO).
“Pengggunaan teknologi canggih, dengan mengedepankan keamanan dan validasi yang baik dalam penelitian secara evidence based, agar hal tersebut tetap sesuai dengan panduan klinis utama penyakit neurologi yang menunjang tatalaksana lebih cepat dan efektif, serta mengedepankan teknologi digitalisasi Neurorestorasi Neuroengineering,” urai dokter Dodik.
Dokter Deby Wahyuning Hadi SpN Subsp NRE (K) dan dr Adre Mayza SpN Subsp NRE (K) ahli Neurorestorasi Neuroengineering Surabaya dan Jakarta menambahkan bahwa pelayanan neurologi Indonesia tidak kalah dengan luar negeri.

Sudah banyak modalitas NRE yang sangat didukung pengembangan pelayanan dan penelitiannya oleh Perdosni seperti Transcranial Magnetic Stimulation (TMS), Transcranial Direct Current Stimulation (TDCS), Brain Auditoric Wave Entrantment (BAWE), Neurofeedback (NFB), Virtual Reality (VR), Peripheral Magnetic Stimulation (PMS), Neuro Muscullar Electric Stimulation (NMES), Transcranial Ultrasound Stimulation (TUS), Brain Computer Interface (BCI), Robotic, Artificial Intelegennt (AI).
“Otak tidak berkerja sendiri. Otak mengirimkan sinyal ke bagian otak lainnya, lalu ke anggota tubuh hingga terjadi harmonisasi Gerakan. Sama halnya dengan tujuan kegiatan ini adalah memperkuat kolaborasi antarkelompok kerja, lintas profesi dan multicenter agar mengoptimalkan pelayanan neurologi untuk seluruh masyarakat Indonesia bersama-sama,” ujar dr Gerard A Juswanto CH Cht MKes SpN, Fellow of Neurorestorasi Neuroengineering dari Surabaya yang juga Ketua Panitia Peresmian Kerja Sama. **/riz*

Related posts