LAFKI: Langkah Strategis Menuju Budaya Keselamatan Kerja dan Manajemen Fasilitas di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

 

Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) telah melaksanakan sebuah kegiatan bimbingan teknis praktik lapangan yang bertema tentang kesehatan dan keselamatan kerja (K3), serta Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES). Tujuan dari webinar online ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan fasyankes dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi K3 dan MFK sesuai dengan standar akreditasi yang berlaku.

Kegiatan praktik lapangan tersebut bertujuan memberikan bekal kemampuan manajerial dan teknis kepada peserta dalam menyediakan fasilitas yang aman dan berfungsi dengan baik. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko dan potensi bahaya di lingkungan fasyankes. Selain itu, tujuan lainnya adalah melakukan analisis, monitoring, dan evaluasi implementasi MFK dan K3 di fasyankes, serta melaksanakan akreditasi MFK dan K3 fasyankes secara efektif dan komprehensif.

Acara ini dilaksanakan secara daring pada tanggal 5 Maret 2024, dan secara luring pada tanggal 7 Maret 2024. Narasumber yang mengisi acara ini adalah Prof. Dr. dr. Julianty Pradono, MS., Sp.Ok (Guru Besar Universitas Malahayati Lampung), dr. Agustina Puspitasari, Sp.Ok. SubSp.Bio.KO(K) (Praktisi dokter spesialis kedokteran okupasi subspesialis biologi kedokteran okupasi), dan dr. Agnes Anastasia S, SH., MH., FIHFAA (Ketua Korwil LPA LAFKI Jawa Barat).

Kegiatan ini bertujuan untuk membangun budaya mutu dalam penerapan K3 dan MFK di fasyankes. Sasaran yang ingin dicapai meliputi fasyankes itu sendiri, keamanan pasien, serta tenaga kesehatan/karyawan dalam memelihara budaya keselamatan pasien. Sasaran program ini adalah untuk memberikan pelayanan yang berkualitas, prima, dan mencapai level mutu unggul. Selain itu, penilaian akreditasi juga menjadi fokus, di mana diharapkan fasyankes dapat memenuhi elemen penilaian maksimal dalam proses akreditasi.

Peserta kegiatan diharapkan mampu secara manajerial dan teknis dalam menyediakan fasilitas yang aman dan berfungsi dengan baik. Mereka juga diharapkan dapat mempersiapkan akreditasi K3 dan MFK fasyankes secara efektif dan komprehensif. Selain itu, kontinuitas peningkatan mutu pasca akreditasi juga menjadi bagian dari sasaran peserta.

Sambutan dari Ketua Panitia, dr. Intan Widayati, MA, membuka acara ini dengan penuh semangat dan harapan. Analisis dan evaluasi lapangan bersama narasumber, Prof. Dr. dr. Julianty Pradono MS, SpOK, dan dr. Agustina Puspitasari, SpOK.,SubSp.Bio.KO(K), menjadi inti dari acara ini. Selain itu, simulasi Code Red, Code Blue/BHD oleh panitia dan peserta juga menjadi bagian yang penting dalam meningkatkan pemahaman tentang tanggap darurat di fasyankes.

Acara ini juga dihadiri dan dibuka oleh Yth. Bapak dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG (K), MARS, Ketua Umum Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI), yang memberikan dukungan dan dorongan pada kegiatan ini.

Dari sudut pandang teori, kegiatan ini sangat relevan dengan konsep keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dikembangkan oleh berbagai ahli. Menurut teori sistem manajemen K3, seperti yang dikemukakan oleh James Reason, pentingnya memperhatikan aspek budaya organisasi dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman. Dengan membangun budaya mutu seperti yang diusulkan dalam kegiatan ini, fasyankes dapat mengintegrasikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai bagian integral dari operasi sehari-hari mereka.

Selain itu, teori akreditasi juga menjadi landasan penting dalam kegiatan ini. Teori ini menekankan pentingnya proses penilaian yang komprehensif dan berkelanjutan untuk memastikan standar keselamatan dan kesehatan yang tinggi di lingkungan fasyankes. Dengan melibatkan para praktisi dan akademisi terkemuka, seperti narasumber dalam acara ini, fasyankes dapat meningkatkan kualitas layanan mereka serta memastikan keselamatan pasien dan tenaga kerja.

Dalam analisis mendalam, kegiatan ini juga mencerminkan pentingnya adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Dengan mengadopsi format daring dan luring, kegiatan ini mampu mencapai peserta dari berbagai lokasi dengan efektif. Ini menunjukkan komitmen LAFKI dalam memperluas jangkauan dan memberikan akses yang lebih luas terhadap pelatihan dan pengembangan profesional di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.

Dari sudut pandang ilmiah dan empiris, dapat disimpulkan bahwa kegiatan seperti ini memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya K3 dan MFK di fasyankes. Evaluasi mendalam terhadap implementasi program-program ini juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitasnya dalam jangka panjang.

Secara keseluruhan, kegiatan ini merupakan langkah yang positif dalam memperkuat sistem keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia. Dengan melibatkan berbagai pihak terkait dan menerapkan pendekatan yang komprehensif, diharapkan bahwa fasyankes di seluruh negeri dapat menjadi tempat yang lebih aman dan berkualitas bagi pasien dan tenaga kesehatan.

 

Oleh: dr. Agnes Anastasia S, SH., MH., FIHFAA

Related posts