Pulang Pisau – Satuan Lalu Lintas – Sat Lantas Polres Pulang Pisau menggelar kegiatan Art Policing atau pemolisian dengan pendekatan seni budaya dan pariwisata. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya patuh dan tertib belalu lintas, Minggu (18/9/2022).
Acara dimeriahkan dengan di hadiri Komunitas Sepeda, Komunitas Sepeda Listrik , dan Komunitas Karate dan pembagian Doorprize kepada masyarakat yang mengikuti Kegiatan Trafic Social And Art Policing, di Halaman Stadion H.M.
Kegiatan ini digelar sekaligus dalam rangka memeriahkan rangkaian Memperingati Hari Lalu Lintas Bhayangkara ke-67 dan mendukung terciptanya Keamanan, Keselamatan, Ketertiban dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamseltibcarlantas).
Kapolres Pulang Pisau AKBP Kurniawan Hartono, S.I.K., melalui Kasat Lantas Polres Pulang Pisau AKP Waryono menjelaskan, Trafic Social and Art policing merupakan sebuah pendekatan pemolisian yang berbasis seni dan budaya yang dapat diimplementasikan dengan memanfaatkan ruang publik untuk memamerkan, mengekspresikan program-program khususnya Kepolisian Lalulintas. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat lebih mendekatkan kepada masyarakat sehingga tercipatanya kamseltibcarlantas yang baik.
“Outputnya yakni memudahkan Polri dalam menciptakan keteraturan sosial pada umumnya,” ujar Waryono.
Lebih lanjut menurut AKP Waryono penyebab utama kecelakaan lalu-lintas secara umum disebabkan oleh 5 faktor. Pertama faktor kesalahan manusia, atau disebut juga human error, menjadi faktor utama penyebab kecelakaan lalu lintas.
“Ini dibuktikan 61 persen kecelakaan disebabkan oleh faktor ini. Untuk itu, setiap pengendara juga wajib mengetahui aba-aba gerakan lalu-lintas yang disampaikan petugas di lapangan. Agar menambah pengetahuan masyarakat tentang aba-aba yang sering digunakan petugas saat mengatur lalu-lintas,” ungkapnya.
Adapun Faktor lain yaitu kondisi jalan juga dapat menjadi penyebab kecelakaan lalu-lintas. Hal ini karena masih banyak kondisi jalan yang memprihatinkan, diantaranya kurangnya penerangan, jalan yang berlubang, tidak adanya rambu lalu-lintas, selanjutnya tikungan yang tajam.
Kemudian Faktor alam, dimana kondisi alam yang paling berbahaya saat mengemudi adalah bila terjadi hujan deras, yang mengakibatkan jalanan lebih licin dan memperpendek jarak pandang pengemudi. Selain itu adanya kabut, banjir, gempa bumi, atau bencana lainnya juga dapat menyebabkan kecelakaan.
Selanjutnya faktor kendaraan. Masyarakat harus sering mengecek kelaikan kendaraan dengan membawa ke bengkel untuk perawatan berkala. Sedangkan Faktor ke lima yakni kendaraan dengan kelebihan muatan terutama untuk kendaraan besar seperti truk dan bus. Kelebihan muatan menjadi masalah yang serius.
“Jika kelebihan muatan, maka kendaraan akan menjadi rentan untuk tidak seimbang. Hal ini dapat membuat kendaraan oleng jika ada rem mendadak atau melaju terlalu cepat. Untuk itu kami disarankan tidak membawa kendaraan dengan muatan lebih dari kapasitas yang sudah ditentukan,” imbau AKP Waryono.
Untuk mencegahnya, Lanjut AKP Waryono, masyarakat bisa menerapkan keamanan berkendara melalui safety riding. Seperti memakai helm jika menaiki motor, seatbelt saat mengemudi mobil, dan pastikan pengemudi tidak dalam kondisi mabuk atau mengantuk.
“Patuhi rambu lalu lintas, dan kabari orang lain untuk tidak menghubungi selama di jalan,” pungkasnya.