MARTAPURA-PW:Kodim 1006/ Mtp memanfaatkan lahan pekarangan setempat untuk budidaya ikan lele dengan sistem bioflok,atau bak terbuat dari batako
Selain menanam sayuran dengan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) atau cara Hidroponik pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit di makodim setempat untuk digunakan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok. Selasa (3/11/2020)
Dikatakan Pasi Ter Kapten Inf Kurmanto dipilihnya ikan lele karena menurutnya, ikan lele tergolong mudah dibudidayakan karena kemampuannya bertahan hidup yang sangat tinggi sekalipun dipelihara di air yang kualitasnya buruk.
Adapun teknik budidaya lele yang sengaja dipilihnya adalah dengan sistem bioflok. Menurutnya, sistem bioflok ini merupakan teknik pemeliharaan ikan dengan memaksimalkan jumlah tebar ikan lele pada wadah terbatas dimana airnya dikondisikan menjadi kaya mikroorganisme bermanfaat yang akan menguraikan kotoran ikan lele menjadi makanan lagi.
Pada pembuatan kolam tersebut juga mendapat perhatian salah seorang petugas dinas budidaya ikan air tawar Mandi Angin
Dijelaskan secara singkat bahwa
“Kotoran lele akan berubah menjadi gumpalan-gumpalan kecil yang mana sebenarnya merupakan perpaduan dari alga, ganggang dan bakteri yang merupakan makanan alami ikan.
Sehingga sistem bioflok dari kolam merupakan cara terbaik memelihara ikan lele untuk saat ini dimana peternak bisa menghemat pakan hingga 50%,” jelasnya”
Kurmanto menambahkan
saat ini, anggota sedang membuat dua kolam lele dengan sistem bioflok dimana masing-masing kolam nantinya akan diisi sebanyak 500 ekor benih lele.
Masa panen pada budidaya ikan lele sistem bioflok ini bisa dilakukan lebih cepat yakni 15-20 hari lebih awal daripada pemeliharaan model konvensional. “Itu terjadi karena asupan nutrisi ikan lele dalam sistem bioflok senantiasa terpenuhi setiap saat sehingga ukuran tubuhnya lebih cepat berkembang,” imbuhnya saat menerima penjelasan petugas perikanan.(Mk-95).