Buntut soal Bodi Desa, masyarakat Tawa usir kades dari Desa

Halsel, PW – nasib malang sepertinya kembali mendera Kepala Desa Tawa, Bahtiar Hi Hakim. Kades yang menjabat sejak 2017 ini dicap tidak dapat menjadi contoh yang baik di Desa yang ia pimpin

Informasi yang dihimpun media ini menyebut Kades Bahtiar telah melakukan skenario kekerasan kepada sejumlah warga di desa. Dua diantaranya adalah mahasiswa

Masalah ini bermula sejak kades Bahtiar di duga memanfaatkan Bodi ( jhonson pentura ) desa guna kepentingan pribadinya ( bisnis ) yakni mengangkut BBM jenis minyak tanah dari Labuha kota Bacan di bawa ke Desa.

Masyarakat yang sudah bosan dengan sikap kades karena apatis terhadap kemajuan desa itu mulai mempertanyakan perihal aset desa yang berulang kali di gunakan kades untuk pribadinya

Badrun Bahri (23), alias Igo. Mahasiswa yang juga pemuda asli desa Tawa, Jum’at (31/07) atas desakan Masyarakat kemudian berangkat menuju anak dusun desa Tawa yakni dusun Tuamoda. dengan bersama M Ridha (23). Keduanya kemudian berangkat

Sesampainya di sana, mereka berdua kemudian mendapat perlawanan dari pihak dusun yang notabene adalah pendukung kades ” tiba disana kami langsung bicara dengan motoris bodi desa secara baik-baik agar bodi tersebut kami bawa kembali ke desa, tapi dia malah telpon kades yang saat itu berada di desa tawa, tak lama kades datang dan langsung bentak kami dengan bahasa seakan kami profokator” ujar Igo kepada media ini melalui sambungan telepon. Ahad, 2 Agustus 2020

untuk mengamankan diri ia dan M ridha langsung bergegas balik menuju desa Tawa dengan membawa bodi desa tersebut, mirisnya baru mencoba pergi ia dan temannya itu justru dilempari batu oleh warga dusun padahal disaat yang sama kades Bahtiar juga ada di tengah-tengah mereka bahkan kades terkesan mendukung aksi pelemparan tersebut

Karena merasa terancam dengan lemparan batu bak hujan itu, ia langsung melepas kembali bodi desa yang telah di gandengnya itu

Setelah sampai di desa Tawa, waktu iba’dah Magrib. Igo yang korban pelemparan menceritakan perihal kejadian yang menimpanya bersama satu temannya itu. Mendengar hal tersebut, Masyarakat Tawa marah dan langsung mengadakan rapat yang dihadiri tokoh agama dan masyarakat, poin dari rapat tersebut ialah Masyarakat bersepakat bahwa Kades Bahtiar tidak bisa kembali lagi ke desa.

Buntut dari masalah tersebut, sabtu (01/08) sore menjelang magrib, Kades yang sedari awal telah mengetahui bahwa dirinya bakal mendapat penolakan tetap bersikeras datang ke desa dengan memboyong Camat Kasiruta Timur Sanusi Haruna. serta satu anggota kepolisian.

Alih-alih mendapat perlindungan, Kades Bahtiar bersama rombongannya ketika hendak merapat ke plabuhan dengan menggunakan bodi justru mendapat perlawanan dan cercaan dari masyarakat yang tengah berbondong-bondong memadati pelabuhan desa tersebut

Informasi yang sampai ke media ini menyebut sore itu kades Bahtiar di hadang sejumlah warga di plabuhan, ia di larang naik ke plabuhan karena warga terlanjur kesal dengan sikap arogannya

Sementara itu, kades Bahtiar saat di konfirmasi media ini melalui sambungan telepon mengatakan dirinya sedang sibuk, ia juga tak segan-segan mematikan telepon genggamnya agar menghindar dari pertanyaan wartawan A/IP

Related posts