Terapkan Relaksasi PSBB Di Papua, Dansatrol Lantamal X Sarankan Agar Dilaksanakan Secara Bertahap

Jayapura, PW: Komandan Satrol Lantamal X Kolonel Laut (P) Dian Tri Hutanto, S.Kel., M.M., hadir dalam Rapat Koordinasi Relaksasi Transportasi di Provinsi Papua masa tanggap darurat wabah Covid-19 di Papua, bertempat di Swissbell Hotel Jayapura. Jumat, (5/6/2020).

Dalam penyampaiannya mewakili Danlantamal X, pada forum tesebut Komandan Satrol Lantamal X Kolonel Laut (P) Dian Tri Hutanto, S.Kel., M.M., menyampaikan beberapa masukan dan saran kepada peserta rapat.

Dikatakan bahwa rencana pembukaan pertama kali bandara dan pelabuhan tanggal 9-10 Juni dalam rangka relaksasi harus disikapi dan dilaksanakan dengan bijaksana secara bertahap.

”Hal ini agar PSBB di Papua yang telah kita laksanakan hampir 3 bulan tidak menjadi sia-sia menuju uji coba pelaksanaan new normal life atau aplikasi kehidupan baru.”, ungkap perwira lulusan AAL tahun 1998.

Menurutnya pula bahwa transportasi memegang peran kunci dalam penanggulangan covid, karena sebagai lalu lintas orang dan barang. Pada sisi lain, kegiatan ekonomi harus mulai berjalan sebagai stimulus masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasarnya.

”Penyusunan SOP dan petunjuk teknis serta syarat-syarat untuk naik kapal harus sederhana, efektif, efisien, sesuai dengan protokol kesehatan, tidak terlalu membebani masyarakat, tidak mahal dan tepat sasaran.”, pungkasnya.

Rapat teknis ini sebagai tindak lanjut rapat yang diselenggarakan pada hari Kamis (05/06) yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Papua dan dihadiri seluruh unsur Forkopimda Papua.

Rapat fokus membahas pada teknis pelaksanaan terbukanya kembali Bandara Sentani dan pelabuhan laut umum Jayapura yang rencananya akan mulai beroperasi pada tanggal 9 Juni 2020 untuk pelabuhan laut dan 10 Juni 2020 untuk bandar udara.

Dalam keterangannya, Kepala Dishub Provinsi Papua Reky Douglas Ambrauw mengatakan bahwa tranportasi laut dibuka pada tanggal 9 Juni bertepatan dengan kapal Pelni yang masuk di pelabuhan Jayapura yang mengangkut logistik.

Setelah itu kapal Pelni tersebut bisa digunakan untuk mengangkut masyarakat, khususnya diprioritaskan bagi masyarakat yangg terlockdown agar bisa segera kembali/keluar Papua dengan syarat dan ketentuan harus mengikuti Rafid Test dan bebas dari Covid-19. Sementara Untuk masyarakat adat Sairei akan dinaikan kapal Sabuk Perintis.

Sedangkan untuk tranportasi udara menurut Kepala Dishub Provinsi Papua bahwa penerbangan kembali akan dibuka pada tanggal 10 Juni dengan route hanya Jayapura-Jakarta PP, dan hanya dilayani oleh maskapai Garuda Indonesia dan Batik Air. Serta dibatasi jumlah penumpangnya, maksimal 50 persen dari jumlah kursi yang tersedia di pesawat.

Hadir dalam Rapat Koordinasi tersebut antara lain Ketua Harian Satgas Covid-19 Papua, Ketua Komisi IV DPRP, Kepala Dinas Perhubungan Papua, Kapolresta Jayapura, Kepala Karantiana Pertanian Papua, KSOP Papua, Ketua MRP, BPBD Papua, Kepala KKP Papua, KSOP Papua, Pelindo IV Jayapura serta tokoh masyarakat adat Saireri.

Related posts

Leave a Comment