AMBON, peloporwiratama.co.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Maluku menggelar Perayaan Natal dan Berbagi Kasih. Acara yang mengusung tema “Yesus Datang! Semua Orang Yang MenerimaNya diberiNya Kuasa Menjadi Anak-Anak Allah” Bertempat Aula DPRD Provinsi Maluku, Selasa (28/1).
Wakil Ketua DPRD Provinsi Maluku, Muhamad Fauzan Rahawarin, mengatakan “Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan dan semangat kebersamaan, bukan sekadar ajang refleksi,” kata Fauzan dalam sambutannya di hadapan pengurus GMNI dan perwakilan organisasi kepemudaan lainnya.
Rahawarin mengapresiasi peran GMNI yang tidak hanya fokus pada isu kemahasiswaan, tetapi juga aktif dalam pembangunan sosial dan politik tanah air. Ia berharap konferensi tersebut dapat menghasilkan gagasan inovatif yang bermanfaat bagi kemajuan Maluku dan Indonesia.
“Di tengah perayaan Natal dan konferensi ini, kita diajak untuk merenung dan memperbaharui komitmen terhadap nilai-nilai kemanusiaan, kasih sayang, dan perdamaian,” ujarnya.
Politisi senior ini menekankan pentingnya peran GMNI sebagai garda terdepan dalam mendorong pemuda untuk berpikir kritis dan berperan aktif menciptakan solusi bagi permasalahan sosial, ekonomi, dan politik.
“Dengan semangat persatuan dan kebersamaan, kita dapat terus berkontribusi bagi pembangunan Maluku dan Indonesia yang lebih baik,” tandas Rahawarin.
Senior GMNI Marchelino Paliama menekankan tiga hal penting dalam konferensi tersebut.
“Ada tiga hal penting dalam konferensi daerah ini. Pertama, melahirkan kebijakan-kebijakan yang progresif revolusioner. Kedua, memilih pengurus yang baru. Ketiga, menetapkan program-program kerja,” ujar Paliama dalam sambutannya.
Terkait pemilihan pengurus baru, Paliama menyerukan agar para kader memilih berdasarkan hati nurani. “Siapa pun yang terpilih nanti itulah kader GMNI yang terbaik. Pilihlah sesuai dengan hati dan nurani. Orang yang mau bekerja untuk GMNI pasti Tuhan buka jalan,” tegasnya.
Paliama juga menekankan pentingnya membangun sinergitas dengan DPRD Maluku. Menurutnya, GMNI tidak hanya harus seideologis, tetapi juga mampu menjadi mitra kerja yang memberikan pemikiran positif bagi pembangunan Maluku.
“Saya mengajak kita semua untuk lebih memahami kehadiran kita sebagai pejuang dan petarung. Kalau kita mau menjadi kader GMNI yang biasa-biasa saja, lebih baik tidak usah. Kita harus jadi kader GMNI yang luar biasa,” tambahnya.
GMNI Maluku saat ini telah menempatkan kadernya di berbagai posisi strategis. Ketua DPRD Maluku berasal dari GMNI, dua orang kader di Bawaslu Maluku, serta sejumlah kader yang tersebar di Bawaslu dan KPU di 11 kabupaten/kota di Maluku.
“Semoga dari Konferensi Daerah ini bisa melahirkan pemimpin-pemimpin yang revolusioner karena dari GMNI-lah akan muncul Soekarno baru di Bumi Maluku,” ujar Paliama.
Ketua DPD GMNI Maluku, Alberthus Y. R. Pormes, dalam sambutannya menyatakan bahwa konferensi ini merupakan wujud musyawarah mufakat kaum nasionalis Soekarno. “Kita berterima kasih atas semangat kebersamaan sebagai kaum nasionalis Soekarno untuk bermusyawarah mencapai mufakat,” ujarnya.
Mengangkat tema “Marhaen Menang Indonesia Maju”, Pormes menekankan bahwa perjuangan GMNI masih panjang. “Selama masih ada masyarakat yang tinggal di gubuk, orang miskin, dan anak terlantar di jalanan, cita-cita Indonesia Emas 2045 belum bisa tercapai,” tegasnya.
Ia berharap siapapun yang terpilih sebagai ketua DPD GMNI Maluku periode mendatang dapat mempertahankan semangat progresif revolusioner organisasi. “Momentum ini sangat penting untuk memproyeksikan arah gerak perjuangan kita dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan demi mencapai Indonesia Emas 2045,” kata Pormes.
Konferensi daerah ini akan menetapkan garis-garis besar perjuangan organisasi GMNI Maluku secara menyeluruh, sekaligus memilih kepemimpinan baru yang akan mengemban tugas hingga tahun 2027.
Sebelumnya, GMNI dikenal sebagai organisasi kemahasiswaan yang konsisten memperjuangkan nilai-nilai Marhaenisme dan pemikiran Soekarno dalam upaya membangun Indonesia yang lebih berkeadilan sosial,”tutupnya. (PW.19)