Oleh. PP LAFKI
Pagi yang cerah di Cappadocia pada 30 September menjadi penutup perjalanan yang penuh makna bagi delegasi LAFKI. Setelah menikmati sarapan terakhir di tanah yang penuh misteri ini, para delegasi menaiki bus Angora, sebuah kendaraan yang akan mengantarkan mereka menuju destinasi berikutnya: Bursa, kota yang kaya akan sejarah dan budaya.
Di balik langit pagi yang biru, Cappadocia perlahan menghilang di kejauhan, namun kenangan akan lembah-lembahnya yang mistis, balon-balon udara yang terbang bebas, dan gua-gua purba yang bercerita tentang masa lalu tetap tinggal dalam benak para delegasi. Cappadocia, dengan formasi batuannya yang unik, adalah tempat di mana alam dan manusia berkolaborasi selama berabad-abad untuk menciptakan keajaiban yang tak lekang oleh waktu.
Sejarah Singkat Cappadocia
Cappadocia, tanah yang terkenal dengan lanskap vulkaniknya yang memukau, telah menjadi rumah bagi berbagai peradaban selama ribuan tahun. Dari Hittite hingga Romawi, dari Bizantium hingga Kekaisaran Ottoman, Cappadocia menyaksikan pergerakan sejarah yang kaya dan penuh intrik. Kota-kota bawah tanah seperti Derinkuyu dan Kaymakli dibangun sebagai tempat perlindungan dari serangan musuh dan pengejaran religius.
Di masa Kekristenan awal, Cappadocia menjadi tempat perlindungan bagi umat Kristen yang bersembunyi dari pengejaran Romawi. Gua-gua tersembunyi di lembah Göreme dijadikan gereja dan biara, menyimpan seni fresco kuno yang menggambarkan kehidupan para martir dan santo. Pemandangan ini, yang masih dapat dilihat hingga hari ini, membuat Cappadocia bukan hanya sebagai destinasi wisata alam, tetapi juga pusat spiritual yang penuh dengan refleksi sejarah.
Perjalanan Menuju Bursa
Dengan semangat pagi yang baru, para delegasi LAFKI memulai perjalanan panjang menuju Bursa, kota yang dikenal sebagai ibu kota pertama Kekaisaran Ottoman. Selama perjalanan, suasana dalam bus Angora dipenuhi dengan percakapan ringan, sambil sesekali mata memandang keluar jendela, menikmati pemandangan yang berganti-ganti dari dataran vulkanik Cappadocia menuju pegunungan dan hijauan yang menyelimuti jalan menuju Bursa.
Bursa, yang dikenal dengan arsitektur klasik Ottoman-nya, sudah menanti. Kota ini menjadi saksi awal kebangkitan sebuah kekaisaran yang akan mengubah peta dunia. Terkenal dengan industri tekstilnya dan pemandian air panas alami, Bursa juga menyimpan warisan penting bagi sejarah Turki modern.
Semangat Pagi dan Harapan Baru
Seperti halnya perjalanan para leluhur yang melintasi benua untuk mencari kehidupan baru, perjalanan delegasi LAFKI di pagi ini tak hanya sekadar berpindah tempat. Ini adalah perjalanan menuju cakrawala yang lebih luas, dengan semangat untuk terus belajar dan berkembang. Di tengah kesegaran pagi Cappadocia yang berangsur hilang, semangat baru menyelimuti mereka yang kini menatap masa depan dengan lebih jelas, lebih tegas, dan lebih penuh harapan.
Seperti pepatah Turki yang mengatakan, “Setiap perjalanan adalah sebuah pelajaran, dan setiap tujuan adalah awal dari langkah baru.” Cappadocia telah meninggalkan jejaknya, dan Bursa kini menanti untuk menjadi lembaran baru dalam perjalanan panjang para delegasi LAFKI. Salam LAFKI