Oleh. Bidang Akreditasi PP LAFKI
Membangun Fondasi Kuat untuk Masa Depan Kesehatan Indonesia
Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI) yang kedua pada tahun 2024 di Medan menjadi titik tolak penting dalam upaya Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) untuk meningkatkan kualitas akreditasi fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Acara yang dihadiri oleh para pengurus pusat dan koordinator wilayah dari Sabang hingga Merauke ini, membawa tema besar “Sinergi dan Inovasi untuk Meningkatkan Kualitas Kesehatan Nasional”.
Rapat Organisasi: Menguatkan Sinergi Nasional
Pada malam 19 Juni 2024, di Santika Premiere Dyandra Hotel Medan, berlangsung rapat organisasi yang penuh semangat dan inspirasi. Rapat ini dibuka oleh Ketua Umum LAFKI, dr. Friedrich M. Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FIHFAA, FISQua, FRSPH, yang menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar wilayah untuk mencapai tujuan bersama dalam peningkatan standar akreditasi fasilitas kesehatan. Dalam sambutannya, dr. Friedrich mengatakan, “Akreditasi bukan hanya sebuah penilaian, tetapi sebuah perjalanan transformasi menuju layanan kesehatan yang lebih baik dan berkelanjutan.”
Evaluasi Kinerja dan Strategi Peningkatan
Agenda rapat meliputi evaluasi kinerja akreditasi fasilitas kesehatan hingga saat ini, pemaparan hasil evaluasi oleh dr. Friedrich, dan diskusi tentang strategi peningkatan standar akreditasi di masa mendatang. Evaluasi ini mencakup pencapaian, hambatan, dan rencana strategis yang harus diambil untuk memastikan setiap fasilitas kesehatan memenuhi standar internasional. Dr. Friedrich menegaskan bahwa setiap wilayah harus mengembangkan strategi yang adaptif dan responsif terhadap perubahan kebutuhan dan tantangan di lapangan.
Laporan dari Setiap Wilayah
Para koordinator wilayah, termasuk dr. Syafrizal dari Aceh, dr. Tommy Hendra dari Sumatera Utara, dan drg. Afando Ekardo dari Sumatera Barat, menyampaikan laporan mereka yang mencakup kondisi keuangan, capaian, serta rencana dan usulan untuk tahun mendatang. Salah satu laporan yang menarik perhatian adalah dari Kalimantan, yang diwakili oleh dr. Florence Felicia, Sp.MK., FIHFAA. Dalam laporannya, dr. Florence memaparkan berbagai inisiatif dan program yang telah dilakukan di Kalimantan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, termasuk program pelatihan bagi tenaga kesehatan dan penguatan sistem informasi kesehatan.
Penentuan Lokasi PIFKI 2025
Salah satu keputusan penting yang diambil dalam rapat ini adalah penentuan lokasi pelaksanaan PIFKI ketiga pada tahun 2025. Setelah melalui diskusi yang matang, diputuskan bahwa PIFKI 2025 akan dilaksanakan di Jawa Barat, dengan dr. Agnes Anastasia sebagai tuan rumah. Keputusan ini didasarkan pada kesiapan dan komitmen wilayah Jawa Barat untuk menyelenggarakan acara besar ini dengan sukses, serta potensi besar wilayah tersebut dalam memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas akreditasi fasilitas kesehatan di Indonesia.
Pendapat dan Teori Ahli
Dalam diskusi yang berlangsung, Ketua Dewan Pengawas LAFKI, Prof. Dr. dr. Daniel Tjen, Sp.N., FIHFAA, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya inovasi dalam proses akreditasi. Beliau menegaskan bahwa “Inovasi adalah kunci untuk memastikan bahwa standar akreditasi tidak hanya dipenuhi, tetapi juga terus ditingkatkan. Kita harus selalu berpikir ke depan dan mencari cara baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.” Pendapat ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh berbagai ahli kesehatan, yang menekankan pentingnya adaptasi dan respons terhadap perubahan dalam lingkungan kesehatan global.
Sinergi dan Kolaborasi: Kunci Sukses
Rapat organisasi ini juga menjadi ajang untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi antar wilayah. Setiap koordinator wilayah diberi kesempatan untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan strategi mereka dalam mencapai standar akreditasi yang ditetapkan. Diskusi yang hangat dan konstruktif ini membuka ruang bagi pertukaran ide dan solusi inovatif yang dapat diterapkan di berbagai wilayah. Dr. Florence dari Kalimantan, dalam paparannya, menekankan pentingnya kerjasama antar wilayah dalam mengatasi tantangan yang ada. Beliau mengatakan, “Melalui sinergi dan kolaborasi, kita dapat mengatasi segala hambatan dan bersama-sama mencapai tujuan kita.”
Menghadapi Tantangan dengan Semangat Inovasi
Dalam pertemuan ini, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh setiap wilayah dalam proses akreditasi juga dibahas secara mendalam. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dalam bidang akreditasi. Untuk mengatasi hal ini, LAFKI telah menginisiasi berbagai program pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi tenaga kesehatan di seluruh wilayah Indonesia. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam memenuhi standar akreditasi yang ditetapkan.
Peningkatan Standar Akreditasi
Evaluasi kinerja akreditasi juga menjadi fokus utama dalam rapat ini. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa meskipun telah banyak kemajuan yang dicapai, masih terdapat beberapa area yang memerlukan perbaikan. Salah satu area yang menjadi perhatian adalah perlunya peningkatan standar akreditasi untuk fasilitas kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal. Dr. Friedrich menekankan bahwa “Setiap fasilitas kesehatan, di mana pun berada, harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan memenuhi standar akreditasi yang telah ditetapkan. Ini adalah tanggung jawab kita bersama.”
Harapan untuk Masa Depan
Mengakhiri rapat dengan penuh inspirasi, dr. Friedrich memberikan sebuah metafora indah yang menggambarkan perjalanan LAFKI dalam meningkatkan standar akreditasi fasilitas kesehatan. “Kita semua adalah penjaga mercusuar di lautan luas pelayanan kesehatan. Setiap dari kita memiliki tanggung jawab untuk memastikan cahaya mercusuar kita tetap menyala terang, menuntun setiap kapal yang melintas menuju pelabuhan keselamatan dan kesehatan.” Metafora ini menggambarkan komitmen bersama untuk terus berupaya memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI) ke-2 di Medan telah menjadi tonggak penting dalam perjalanan LAFKI untuk terus meningkatkan standar akreditasi fasilitas kesehatan di Indonesia. Melalui rapat organisasi yang konstruktif dan kolaboratif, para pengurus pusat dan koordinator wilayah berhasil merumuskan strategi-strategi baru yang adaptif dan responsif terhadap tantangan di masa depan. Keputusan untuk melaksanakan PIFKI 2025 di Jawa Barat menjadi simbol komitmen bersama untuk terus menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh pelosok negeri. Sebagai penjaga mercusuar kesehatan, kita semua memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan setiap fasilitas kesehatan di Indonesia memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. Dengan sinergi dan inovasi, kita dapat mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kualitas kesehatan nasional.