Hyperbaric Oxygen Therapy (HBOT), sebuah teknologi medis yang seperti lampu ajaib, membuka dunia yang penuh dengan kemungkinan dalam perjalanan menuju kesehatan dan umur panjang. Dengan cara yang mirip dengan penjelajahan dalam kisah-kisah epik, HBOT membawa kita ke dalam kedalaman yang belum terjamah, menawarkan oksigen—elemen kehidupan—dalam bentuk yang lebih murni dan konsentrasi yang lebih tinggi.
Dalam narasi kesehatan modern, HBOT berdiri sebagai penjelajah yang berani, berlayar melalui samudra yang luas dari tantangan medis. Mirip dengan para penjelajah yang berani menghadapi lautan tak terbatas, HBOT membuka jalan baru dalam pengobatan. Ia menawarkan oksigen, elemen penting untuk kehidupan, dalam bentuk yang murni dan padat, seakan memberikan nafas baru bagi sel-sel yang haus akan vitalitas.
HBOT merupakan perpaduan antara sains dan seni—menggunakan tekanan tinggi untuk memperkaya tubuh dengan oksigen yang sangat dibutuhkan. Teknologi ini, bagaikan pohon kehidupan, menjanjikan regenerasi, peremajaan, dan pemulihan. Penggunaannya dalam medis modern mirip dengan sebuah simfoni yang indah, di mana setiap not memberikan dampak yang mendalam pada keseluruhan melodi kesehatan.
Penelitian terbaru menambahkan nuansa yang lebih dalam pada penggunaan HBOT, seolah melukis langit malam dengan bintang-bintang pengetahuan baru. Sebuah studi pada tikus menunjukkan bahwa HBOT mampu menurunkan kadar malondialdehyde (MDA), indikator stres oksidatif, sementara meningkatkan aktivitas antioksidan seperti superoksida dismutase (SOD) dan kadar glutathione (GSH) serta zinc (Zn). Lebih jauh lagi, penelitian ini mengungkapkan bahwa HBOT dapat memacu regenerasi hati—sebuah fajar baru dalam dunia transplantasi dan penyembuhan hati.
Pada manusia, penelitian menunjukkan bahwa HBOT dapat menginduksi kerusakan DNA, namun juga melindungi DNA dari eksposur oksigen hiperbarik berikutnya. Ini seperti pertahanan benteng yang setelah serangan pertama, menjadi lebih kuat dan tahan terhadap serangan berikutnya. HBOT tidak hanya membawa kita ke kedalaman tekanan tinggi, tetapi juga memperkuat sel kita dalam menghadapi ancaman eksternal.
HBOT sebagai stres hormetik ringan juga mengundang refleksi yang mendalam. Dalam penelitian terhadap sel endotel mikrovaskular manusia, HBOT menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan ekspresi gen antioksidan, sitoprotektif, dan gen respons awal yang segera. Ini seakan-akan HBOT memberi sel-sel kita perisai dan pedang untuk melawan stres oksidatif. Efek ini bukan hanya sekadar perlindungan, tetapi juga pemberdayaan—memberi sel kemampuan untuk melawan cedera oksidatif dan mendukung penuaan yang sehat.
Dalam hal gangguan pendengaran sensorineural mendadak (SSNHL), HBOT menunjukkan dampaknya pada keseimbangan antioksidan–oksidan. Studi menunjukkan bahwa satu sesi HBOT dapat mempengaruhi keseimbangan ini, seakan-akan mengatur ulang kompas kesehatan selular kita. Ini menunjukkan bahwa HBOT memiliki dampak yang luas dan mendalam, tidak hanya dalam mengobati kondisi spesifik, tetapi juga dalam mempengaruhi keseimbangan biokimia tubuh kita secara keseluruhan.
HBOT, dengan segala potensinya, bukan hanya tentang menyediakan oksigen lebih untuk tubuh. Ia adalah tentang menciptakan keseimbangan—menemukan titik tengah antara kelebihan dan kekurangan. Dalam dunia medis yang sering kali terfokus pada pengobatan daripada pencegahan, HBOT menawarkan perspektif baru. Ia tidak hanya memperbaiki yang rusak, tetapi juga mencegah kerusakan sebelum terjadi.
Dengan potensi yang luar biasa ini, HBOT membawa kita kembali ke esensi dari Hippocrates—’Primum non nocere’ atau ‘pertama-tama, janganlah merugikan.’ Ia mengingatkan kita bahwa dalam usaha untuk menyembuhkan, kita harus juga melindungi—memberi tubuh apa yang diperlukan untuk memperbaiki dirinya sendiri tanpa membawanya ke titik kerusakan.
Dengan demikian, HBOT layaknya obor dalam kegelapan, memberikan cahaya dan arah untuk penjelajahan medis ke depan. Dengan penelitian yang masih berkembang dan potensinya yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, HBOT menjanjikan era baru dalam pengobatan regeneratif dan anti-penuaan. Kita diajak untuk tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga peserta aktif dalam narasi ini—untuk memeluk teknologi ini dengan hati-hati dan rasa ingin tahu yang mendalam, dan untuk melihatnya sebagai bukti nyata dari kemajuan manusia dalam memahami dan memperpanjang hadiah terbesar yang kita miliki: kehidupan itu sendiri.
Penulis: Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah, SpKL. Subsp.KT(K),SE., M.Kes., MH., C.FEM, FISQua, FRSPH
Ozden, T. A., Uzun, H., Bohloli, M., Toklu, A. S., Paksoy, M., Simsek, G., Durak, H., Issever, H., & Ipek, T. (2004). The effects of hyperbaric oxygen treatment on oxidant and antioxidants levels during liver regeneration in rats. The Tohoku journal of experimental medicine, 203(4), 253–265. https://doi.org/10.1620/tjem.203.253
Dennog, C., Radermacher, P., Barnett, Y. A., & Speit, G. (1999). Antioxidant status in humans after exposure to hyperbaric oxygen. Mutation research, 428(1-2), 83–89. https://doi.org/10.1016/s1383-5742(99)00034-4
Godman, C. A., Joshi, R., Giardina, C., Perdrizet, G., & Hightower, L. E. (2010). Hyperbaric oxygen treatment induces antioxidant gene expression. Annals of the New York Academy of Sciences, 1197, 178–183. https://doi.org/10.1111/j.1749-6632.2009.05393.x
Paprocki, J., Sutkowy, P., Piechocki, J., & Woźniak, A. (2019). Markers of Oxidant-Antioxidant Equilibrium in Patients with Sudden Sensorineural Hearing Loss Treated with Hyperbaric Oxygen Therapy. Oxidative medicine and cellular longevity, 2019, 8472346. https://doi.org/10.1155/2019/8472346