(Sidoarjo) PW : Dalam rangka menindaklanjuti Perintah Harian Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono tentang pembangunan Sumber Daya Manusia unggul dan profesional serta tangguh dalam menghadapi segala ancaman, Komandan Brigif 2 Marinir Kolonel Marinir Rudi Harto Marpaung memimpin rapat perumusan Organisasi Pasukan Pendarat (Pasrat) dengan kekuatan 1.745 Korps Marinir di ruang rapat Brigif 2 Marinir Gedangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Selasa (05/04/2022).
Kolonel Marinir Rudi Harto Marpaung menjelaskan bahwa perumusan Organisasi dasar Pasukan Pendarat (Pasrat) Korps Marinir TNI AL ini disusun untuk menyiapkan Kekuatan yang akan digunakan pada Operasi Amfibi dalam Pelaksanaan Operasi Gabungan TNI.
Kekuatan Pasrat yang disusun dalam Pokja Tersebut mengacu kepada Analisa Ancaman yang akan dihadapi oleh Pasukan Pendarat di Pantai yang dikuasai oleh Musuh.
Tujuan dari Rumusan Pembuatan Organisasi Tugas Pasukan Pendarat Korps Marinir Kuat 1745 ini adalah sebagai patokan awal dengan tetap mengacu kepada musuh yang akan dihadapi sehingga dalam menyusun kekuatan personel dan material tempur serta sarana angkut KRI dapat memberikan gambaran.
Dengan terbentuknya Organisasi Tugas Pasrat dengan kekuatan 1745, Bukan Berarti Dalam Pelaksanaan Operasi Amfibi yang akan dilaksanakan selalu mengacu kepada kekuatan tersebut, melainkan harus dianalisa sesuai dengan kekuatan musuh yang akan dihadapi, sehingga proses perencanaan pengembilan keputusan Militer ini sangat menentukan dalam penyiapan kekuatan Pasukan Pendarat dan Alat Lintasan Laut yang akan digunakan dalam pelaksanaan Operasi Amfibi.
“Dengan terbentuknya Pasrat Kuat 1745, Korps Marinir TNI Angkatan Laut akan dapat menindaklanjuti sebagai dasar dalam menyiapkan dan membina kemampuan beserta kelengkapan peralatan tempurnya Pasukan Pendarat Korps Marinir sehingga dapat mendukung keberhasilan tugas Operasi,” jelasnya.