(Situbondo) PW : Staf Ahli (Sahli) E Bidang Kerjasama Militer (Kersamil) Korps Marinir, Kolonel Marinir Didiet Hendra Wijaya, M.MP meninjau Latihan Bersama (Latma) antara prajurit Intai Amfibi Korps Marinir TNI AL dengan United States Marines Corps (USMC) Reconnaissance Unit dengan sandi Reconex 21-II di Pusat Latihan Pertempuran Marinir (Puslatpurmar) 5 Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Sabtu (05/06/2021).
Dalam melaksanakan peninjauan tersebut Sahli E Bidang Kersamil didampingi Komandan Batalyon Intai Amfibi 2 Marinir Letkol Marinir Supriyono selaku Komandan Satgas Latihan (Dansatgaslat) Reconex 21-II, Paopslat Lettu Marinir Eko, S.S., Putra, Captain Usmc Nicholas Paparella pada saat materi latihan Counter-EOD dan pengetahuan Military Freefall.
Tujuan dari latihan tersebut yaitu untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang cara pelaksanaan demolisi/pemusnahan terhadap bahan peledak ranjau serta tehnik dan taktik dalam Military Freefall.
Pada kesempatan tersebut, Kolonel Marinir Didiet Hendra Wijaya, M.MP berpesan kepada seluruh peserta Latma Reconex 21-II untuk memanfaatkan kesempatan latihan bersama ini guna mengetahui secara personal karakter serta kemampuan masing-masing sebagai modal penugasan ke depan. Perang dimasa yang akan datang bertumpu pada hubungan baik antar negara karena tidak satu negarapun didunia ini, dapat menyelesaikan permasalahannya sendiri. Hubungan tersebut dapat diperoleh melalui latihan bersama antar negara dengan saling bertukar pengalaman dan pengetahuan sesuai karakter negara yang dimiliki masing-masing personil. Tidak perlu takut kendala bahasa karena selain ada penerjemah, dengan berada lingkungan yang sama, perlengkapan yang sama, standar operation procedure (SOP) yang sama dan berorientasi pada penyelesaian sasaran yang sama, maka kendala bahasa akan terpecahkan mengalir pada penyelesaian tugas pokok yang dibebankan kepada satuan gabungan tersebut.
“Ini merupakan implementasi konkret dari motto Marines Brotherhood yang merupakan jiwa hubungan interpersonal Marinir seluruh dunia, yang diawali dari pengenalan pribadi antar anggota. Hal ini penting mengingat dengan perkembangan teknologi saat ini seseorang dapat berhubungan dengan counterpart mereka walau berada dibelahan dunia yang berbeda. Dengan terjalinnya hubungan personal yang baik maka penyelesaian tugas militer menggunakan standar internasional (Multinational Standard Operation Procedure) akan dapat dilaksanakan dengan lebih mudah,” pungkasnya.