Pembakaran 2 Unit Ekskavator Oleh OTK Di Lahan PT SIM. Ini Kronologisnya Dan Tangapan Ketua Gerakan SBB Bersih

SBB PW 25 Juli 2025 – Konflik agraria yang berkepanjangan di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, kembali memanas.

Kali ini, dua unit alat berat berupa ekskavator milik perusahaan PT SIM hangus terbakar akibat dibakar oleh orang tak dikenal (OTK).

Insiden ini terjadi pada Jumat dini hari, sekitar pukul 03.15 WIT, di area parkir ekskavator yang terletak di Dusun Mumul, Desa Kawa, Kecamatan Seram Barat.

Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) PT SIM, Burhan soapatti menjelaskan kronologi kejadian bermula saat tiga anggota satpam baru saja menyelesaikan patroli rutin pada pukul 03.00 WIT. Sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP), patroli dilakukan setiap satu jam sekali.

Ketiga anggota kemudian kembali ke pos utama. Namun salah satu anggota, Bagdad Samal, kembali ke pos dua nursery karena tertinggal senter.

Dalam perjalanan kembali menuju pos dua , Bagdad melewati lokasi parkir ekskavator dan melihat adanya api yang menyala di bagian atas salah satu unit ekskavator yang terparkir tiga unit Karena merasa takut dan berada seorang diri, ia segera kembali ke pos utama mumul untuk meminta bantuan rekan-rekannya.

“Begitu mereka kembali ke lokasi, api sudah membesar di dua unit dan sulit dipadamkan,” jelas Burhan. Kedua unit ekskavator yang terbakar adalah Komatsu tipe PC 200 dan PC 210, yang diketahui digunakan untuk aktivitas perkebunan dan infrastruktur perusahaan.

Kejadian ini langsung mendapat perhatian dari pihak Kepolisian Resor (Polres) Seram Bagian Barat.

Tim kepolisian telah memasang garis polisi (police line) di tempat kejadian perkara (TKP) dan saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap pelaku dan motif pembakaran ujar burhan

Sejumlah pihak menilai termasuk ketua Gerakan SBB Bersih Jacobis Heatubun, bahwa insiden ini merupakan sinyal buruk bagi dunia investasi di Kabupaten Seram Bagian Barat.

Wilayah yang dikenal dengan slogan “Saka Mese Nusa” ini tengah berupaya membuka diri terhadap investor, khususnya di sektor perkebunan, pertambangan, dan infrastruktur.

Namun konflik agraria yang belum terselesaikan dengan baik kerap memunculkan ketegangan antara masyarakat lokal dan pihak perusahaan.

Jacobis menambahkan bahwa insiden pembakaran ini harus menjadi peringatan bagi pemerintah daerah. “Pemerintah harus serius dalam menyelesaikan konflik agraria.

Jika tidak, iklim investasi akan terus terganggu dan masyarakat juga tidak akan mendapatkan manfaat pembangunan yang optimal,serta terbukanya lapangan kerja baru ” ungkapnya.

Sementara itu,sala satu tokoh masyarakat Desa Kawa anwar latumakulita berharap pihak berwenang bisa segera mengungkap pelaku dan menjaga situasi keamanan di wilayah tersebut. “Kami khawatir situasi ini bisa membesar jika tidak segera ditangani secara serius,” katanya.

Hingga berita ini diturunkan, aparat keamanan masih berjaga di lokasi, dan pihak perusahaan belum memberikan keterangan resmi terkait kerugian yang ditimbulkan akibat insiden tersebut. Namun dipastikan nilai kerugian mencapai milyaran rupiah.

Dari hasil pantauan kami di TKP hadir juga kapolres SBB, Dandim 1513/SBB dan site menejer PT sim…. @dy.

Related posts