Jakarta- Forum Perempuan Tolak Poligami (FPTP) bersama puluhan mahasiswi menggelar aksi damai didepan kantor Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Rabu 21 Mei 2025, Aksi Demo tersebut menurut Koordinator Aksi Fero Lestari adalah menindaklanjuti janji kampanye Gubernur Pramono Anung yang menganut Monogami.
Dimana usai dilantik sebagai Gubernur Jakarta pada tanggal 21 Februari 2025, Bapak Pramono Anung menegaskan, dirinya penganut paham monogami dan tidak setuju dengar poligami.
“Di era kepemimpinan saya, jika ada anak buah, terutama pejabat, yang melakukan poligami atau selingkuh, pasti akan saya copot jabatannya,” tandas Pramono waktu itu.
Dengan Ketegasan Gubernur DKI Jakarta Bapak Pramono Anung tentang larangan aparatur Pemerintah DKI Jakarta berpoligami patutlah kita apresiasi. Gubernur Daerah Khusus Jakarta bapak Pramono Anung menganggap aturan Pergub tidak sejalan dengan semangat reformasi birokrasi yang ingin diterapkannya.
Pramono memastikan, selama masa jabatannya, tidak akan ada izin untuk praktik poligami bagi PNS/ASN dilingkungan Pemda Daerah Khusus Jakarta, Atas dasar tersebut Forum Perempuan Tolak Poligami (FPTP) setuju dengan sikap tegas bapak Gubernur DKI Jakarta yang menolak paham poligami di kalangan pejabat, Aparatur Sipil Negara.
Kehadiran hari ini Kami menagih janji bapak Gubernur Pramono Anung untuk bertindak tegas terhadap anak buahnya yang berpoligami atau selingkuh.
Untuk Itu Kami Forum Perempuan Tolak Poligami melakukan pernyataan dan tuntutan, satu Meminta Bapak Gubernur Daerah Khusus Jakarta untuk membuktikan ucapannya agar menindak dan memecat PNS/ASN yang melakukan poligami.
Dua meminta Inspektorat untuk memeriksa dan menginvestigasi para pejabat dan aparatur Sipil Negara terkait melakukan praktek poligami dan melaporkan kepada bapak Gubernur Daerah Khusus Jakarta, ketiga Mendesak para pejabat dan Aparatur Sipil Negara dilingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk Mundur jika terbukti melakukan praktek Poligami.
Keempat meminta Pejabat dan aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak melakukan hubungan gelap yang menyimpang dan tidak etis dilingkungan birokrasi agar tumbuh suasana kerja yang meningkatkan kinerja, tegas Fero Leslesi. (Red)