Komisi I DPRD MBD Perjuangkan Nasib 19 Tower Telekomunikasi

 

JAKARTA, peloporwiratama.co.id – Sebanyak 19 menara telekomunikasi di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) terancam dinonaktifkan menyusul kebijakan moratorium akibat efisiensi anggaran. Hal ini mendorong Komisi I DPRD MBD melakukan kunjungan kerja ke Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) RI di Jakarta, Jumat (21/2/2025).

“Kami datang untuk membicarakan masalah 19 tower yang terancam dinonaktifkan akibat efisiensi anggaran,” ujar Ketua Komisi I DPRD Kabupaten MBD, Korneles Tuamain, S.Sos, MAP, dalam pertemuan tersebut.

Dalam pertemuan itu, Tuamain menekankan pentingnya mempertahankan jaringan telekomunikasi di MBD mengingat statusnya sebagai daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) yang terdiri dari pulau-pulau kecil. Ia juga mengajukan permintaan peningkatan bandwidth saat berlangsungnya kegiatan nasional dan asesmen di sekolah-sekolah.

Kabupaten Maluku Barat Daya Lanjut Tuamain Merupakan Daerah dengan kategori tertinggal, termiskin dan sebagai daerah perbatasan (Daerah 3T) selain itu juga secara geografis kita dipisahkan oleh pulau-pulau kecil sehingga kehadiran tower-tower Telkomsel itu sangat membantu daerah untuk keluar dari ketertinggalan, memastikan jiwa Nasionalisme tetap terjaga di tapal batas Negara serta dapat menghubungkan antara pulau yang satu dengan pulau yang lainnya,”jelasnya.

Tuamain berharap kunjungan langsung ke Kementerian Komdigi ini menjadi perhatian dan pertimbangan Komdigi dalam melakukan moratorium site tower bakti di MBD.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Supervisi BAKTI Komdigi, Dr. Lessy Sutiyono Aji, ST, MT, menyatakan akan mengevaluasi ulang 7 lokasi yang direncanakan diterminasi, terutama yang berada di kawasan pertambangan, ibukota kecamatan, dan daerah pariwisata.

Dalam pertemuan terpisah dengan Staf Divisi Layanan TI Pemerintah BAKTI, Fakhrusy Ismail mengungkapkan bahwa dari 19 site yang direncanakan, 7 lokasi telah disepakati untuk diterminasi. Lokasi tersebut meliputi Desa Lelang, Ilmarang, Bandara Jos Orno, Purpura, Letsiara, Nuwewang dan Hila.

“Terminasi ini dilakukan karena beberapa faktor, termasuk perangkat BTS yang rusak tidak diperbaiki namun tetap dibayarkan sewa layanannya, serta adanya overlap coverage di beberapa titik,” jelas Ismail.

Untuk mengompensasi terminasi tersebut, BAKTI berencana melakukan peningkatan kapasitas 4G BTS di lokasi-lokasi strategis. Langkah ini diharapkan dapat mengoptimalkan layanan telekomunikasi sambil tetap mempertimbangkan efisiensi anggaran. (PW.19)

Related posts