Pelepasan KKN Unigal: Pj. Bupati Ciamis Harapkan Mahasiswa Menjadi Problem Solver

 

Ciamis, Jabar – PW.Pj. Bupati Ciamis, Budi Waluya, S.E., M.M., bertindak sebagai Inspektur Upacara pada acara pelepasan peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Konservasi dan Budaya Universitas Galuh periode I Tahun Akademik 2024/2025. Acara ini berlangsung di halaman Pendopo Kabupaten Ciamis dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Dewan Pembina dan Pengurus Yayasan Pendidikan Galuh Ciamis, Rektor Universitas Galuh, serta para tamu undangan lainnya, Kamis (30/1/2025).

KKN Konservasi Unigal ini diikuti oleh 508 Mahasiswa/Mahasiswi Unigal dari berbagai fakultas dengan lokasi pelaksanaan di 17 Desa yang berada di Kecamatan Cikoneng (9) dan Sadananya (8), mulai 30 Januari sampai dengan 28 Februari 2025. Tema KKN yang diusung kali ini adalah “Peningkatan Kapasitas Masyarakat Melalui Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dan Kearifan Lokal.”

Dalam amanatnya, Budi Waluya mengungkapkan bahwa peran Universitas Galuh sebagai salah satu perguruan tinggi di Kabupaten Ciamis sangatlah strategis sebagai edukator, katalisator, fasilitator, dan developer yang ikut serta menjadi problem solver atas berbagai permasalahan di masyarakat.

“Program dan kegiatan yang dilaksanakan perguruan tinggi melalui kegiatan KKN dapat diorientasikan pada penyiapan mahasiswa sebagai sarjana pendamping masyarakat,” kata Budi Waluya. “Mahasiswa dapat berpartisipasi aktif sebagai penggerak masyarakat dengan ikut serta merumuskan model pemberdayaan melalui pemanfaatan lingkungan dan budaya yang sesuai dengan pendekatan kolaborasi pentahelix dibawah bimbingan dosen pembimbing lapangan.”

Sementara itu, Rektor Universitas Galuh, Prof. Dr. Dadi, (link unavailable), menjelaskan bahwa tujuan KKN kali ini mengusung konsep konservasi budaya sebagai upaya peningkatan program sebelumnya dalam upaya mendukung meningkatkan kapasitas masyarakat melalui peningkatan lingkungan.

“Mahasiswa juga dituntut untuk merumuskan model pemberdayaan melalui life skills untuk peningkatan masyarakat melalui pemamfaatan sumber daya alam dan kearifan lokal,” jelasnya.

Dadi juga menekankan bahwa selama sebulan penuh, mahasiswa diharapkan dapat menggali potensi desa serta memberikan dampak positif bagi warga setempat.

“Sebulan itu waktu yang singkat. Saya harap mahasiswa bisa benar-benar berkontribusi dan memberikan pengalaman berharga bagi masyarakat maupun diri mereka sendiri,” tutupnya.*** Jurnalis: FAI

Related posts