Why Bali? Dialog Strategis di Konferensi ISQua di Istanbul

Oleh. PP LAFKI

Pada hari pertama Konferensi ISQua di Istanbul, sebuah meeting strategis berlangsung di antara kesibukan agenda konferensi yang padat. dr. Friedrich Max Rumintjap (Ketua Umum LAFKI) atau dr.Frits, dan Dr. Carsten Engel, Chief Executive Officer dari ISQua telah membahas peluang yang sangat signifikan: penyelenggaraan Konferensi ISQua 2028 di Bali, Indonesia.

Di sela-sela kesibukan konferensi, terjadi dialog antara dr. Frits dan Dr. Engel menawarkan visi berani yang bisa membawa dampak besar bagi dunia kesehatan internasional. “Why Bali?” bukan hanya pertanyaan retoris, melainkan titik awal dari diskusi yang mendalam tentang potensi Indonesia menjadi pusat perhatian dalam arena kesehatan global.

Sambutan Hangat dan Proses Formal

Dr. Engel menyambut ide tersebut dengan antusiasme yang besar, menandakan bahwa proposal dari Indonesia mendapat respons positif. Perbincangan mengarah pada penjelasan tentang proses formal yang harus diikuti, menegaskan komitmen kedua belah pihak untuk melanjutkan sesuai dengan mekanisme yang telah ditetapkan oleh ISQua.

dr.Frits menekankan bahwa menjadi tuan rumah konferensi tidak hanya akan mengukuhkan posisi Indonesia dalam komunitas kesehatan global tetapi juga menandai LAFKI sebagai pemain kunci yang serius dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan. “Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan ISQua, why not?” tegasnya, menggambarkan visi progresif dan berani.

Bukti Komitmen LAFKI terhadap Standar Internasional

Sebagai anggota institusional ISQua sejak 2022, LAFKI tidak hanya berpartisipasi tetapi juga berkomitmen untuk mendapatkan akreditasi internasional oleh ISQua pada Januari 2025. Langkah ini bukti nyata dari dedikasi LAFKI untuk memenuhi dan menerapkan standar internasional dalam kesehatan, menjamin kualitas dan keamanan pasien di Indonesia.

Bali: Infrastruktur Kelas Dunia dan Pengalaman Budaya Unik

Diskusi juga menyentuh keunggulan Bali sebagai lokasi yang ideal: infrastruktur kelas dunia, aksesibilitas yang mudah, dan pengalaman budaya yang kaya. Bali bukan hanya tentang pemandangan pantainya yang memukau, tetapi juga komitmen kuatnya terhadap mutu pelayanan kesehatan, membuatnya lokasi yang sempurna untuk mengadakan konferensi internasional.

Kesimpulan dan Harapan

Pertemuan ini, walaupun hanya sebentar, menandai langkah awal yang menjanjikan untuk mewujudkan Bali sebagai tuan rumah Konferensi ISQua 2028. Dengan dukungan kuat dari ISQua dan kepercayaan yang diberikan kepada LAFKI, dialog ini tidak hanya membuka pintu untuk Bali tetapi juga menegaskan komitmen Indonesia untuk menjadi pemimpin dalam kualitas kesehatan global. Kita semua dengan harapan yang tinggi, menantikan proses formal selanjutnya dan kemungkinan besar pertemuan bersejarah yang akan terjadi di Bali. Salam LAFKI

Related posts