Menembus Kabut: Vaping, Kesehatan, dan Dukungan Sosial dalam Perspektif Ilmu Administrasi

Oleh. Dr. H. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep., CISHR, FISQua, FRSPH, FIHFAA (Reviewer Jurnal PRAJA Observer: Jurnal Penelitian Administrasi Publik)

Pendahuluan
Di tengah kemajuan teknologi dan perubahan gaya hidup, vaping telah muncul sebagai tren yang menarik perhatian, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Sering kali dianggap sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan merokok konvensional, vaping membawa risiko kesehatan yang signifikan yang tidak selalu dipahami dengan baik oleh penggunanya. Artikel ini akan mengeksplorasi dampak vaping dari perspektif administrasi kesehatan, mengkaji peran dukungan sosial, dan menawarkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi kecanduan ini.

Evolusi dan Popularitas Vaping
Rokok elektrik pertama kali dipatenkan oleh Herbert A. Gilbert pada tahun 1965 dan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hon Lik pada tahun 2003 di China. Sejak saat itu, vaping telah mengalami berbagai inovasi, mulai dari bentuk yang menyerupai rokok konvensional hingga perangkat mod pod berteknologi tinggi seperti JUUL. Pemasaran yang agresif dan inovasi rasa yang beragam telah mendorong peningkatan penggunaan vaping, terutama di kalangan remaja. Di Indonesia, vaping menjadi semakin populer dengan berbagai desain dan rasa yang menarik perhatian anak muda (Bhatnagar et al., 2014; BPOM, 2015).

Kandungan dan Cara Kerja Rokok Elektrik
Vape atau rokok elektrik bekerja dengan memanaskan cairan yang mengandung nikotin, flavoring, propylene glycol, dan zat tambahan lainnya menjadi aerosol yang dihirup pengguna. Kandungan nikotin yang tinggi dalam cairan ini membuat perangkat ini sangat adiktif. Selain nikotin, vape juga mengandung zat-zat berbahaya lainnya seperti formaldehida, acrolein, dan logam berat yang dapat merusak paru-paru dan organ lainnya (Palazzolo, 2013; Scott et al., 2018).

RISIKO KESEHATAN VAPING
Kerusakan Paru-Paru dan Organ Lainnya

Partikel yang dihirup saat vaping dapat menyebabkan peradangan dan iritasi pada paru-paru, yang bisa berujung pada kerusakan permanen seperti jaringan parut dan penyempitan saluran udara. Penyakit serius seperti EVALI (e-cigarette, or vaping, product use associated lung injury) telah mengakibatkan ribuan orang dirawat di rumah sakit dan setidaknya 68 kematian pada tahun 2019-2020 (Centers for Disease Control and Prevention, 2020).

Kecanduan Nikotin

Nikotin dalam vape sangat adiktif, mengubah struktur otak sehingga pengguna terus menginginkan lebih banyak nikotin. Kecanduan ini bisa mempengaruhi perkembangan otak, terutama pada remaja dan dewasa muda, meningkatkan risiko gangguan suasana hati dan kontrol impuls (National Institute on Drug Abuse, 2021).

Efek Jangka Panjang yang Tidak Diketahui

Vaping belum ada cukup lama untuk kita memahami sepenuhnya efek jangka panjangnya. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa vaping dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengkonfirmasi temuan ini (National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, 2018).

Dukungan Sosial dan Perilaku Vaping
Dukungan sosial memainkan peran penting dalam perilaku vaping di kalangan remaja. Sebuah studi yang dilakukan di Surabaya menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara dukungan sosial dan perilaku vaping di kalangan remaja usia SMA. Dukungan sosial dapat berupa dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan emosional, dan dukungan penghargaan (Blasius Hasni D. & Widati, 2022).

Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung seperti pemberian uang atau rokok elektrik oleh teman atau keluarga. Studi menunjukkan bahwa remaja yang mendapatkan dukungan instrumental cenderung lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku vaping (Hasna, 2017).

Dukungan Informasi

Dukungan informasi melibatkan pemberian informasi atau saran mengenai rokok elektrik. Informasi yang diberikan oleh teman atau keluarga mengenai jenis dan rasa vape dapat mendorong remaja untuk mencoba vaping (Tridhonanto, 2014).

Dukungan Emosional

Dukungan emosional mencakup perasaan nyaman dan diterima saat melakukan vaping bersama teman-teman. Remaja yang merasa mendapatkan dukungan emosional dari teman-temannya cenderung lebih nyaman dan lebih mungkin untuk terus melakukan vaping (Sutha, 2016).

Dukungan Penghargaan

Dukungan penghargaan melibatkan pengakuan dan penghargaan dari lingkungan sosial atas perilaku vaping. Remaja yang merasa dihargai oleh teman-temannya karena vaping akan cenderung terus melanjutkan perilaku tersebut (Habibi, 2017).

Perspektif Administrasi Kesehatan
Dari perspektif administrasi kesehatan, penanganan masalah vaping memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, penyedia layanan kesehatan, sekolah, dan keluarga. Administrasi kesehatan dapat berperan dalam mengembangkan kebijakan yang efektif, menyediakan program edukasi, dan memfasilitasi akses ke sumber daya untuk berhenti vaping.

Kebijakan dan Regulasi

Pemerintah perlu mengimplementasikan kebijakan yang ketat terkait pemasaran, penjualan, dan penggunaan vape, terutama di kalangan remaja. Hal ini termasuk pembatasan iklan, pengaturan penjualan online, dan peningkatan usia legal untuk membeli produk vape (Truth Initiative, 2024).

Edukasi dan Kampanye Kesadaran

Kampanye edukasi yang menargetkan remaja dan orang tua sangat penting untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya vaping. Kampanye ini harus mencakup informasi tentang risiko kesehatan dan kecanduan yang terkait dengan penggunaan rokok elektrik, serta strategi untuk menghindari tekanan teman sebaya (Truth Initiative, 2024).

Dukungan Sosial yang Positif

Mendorong dukungan sosial yang positif dari keluarga dan teman sangat penting dalam membantu remaja berhenti vaping. Orang tua harus memberikan pemahaman yang jelas tentang dampak negatif vaping dan membantu anak-anak mereka untuk membuat keputusan yang sehat (Sodik, 2018).

Program Berhenti Vaping

Program seperti “This is Quitting” menyediakan dukungan anonim melalui pesan teks bagi remaja dan dewasa muda untuk berhenti vaping. Penelitian menunjukkan bahwa program ini efektif dalam meningkatkan kemungkinan berhenti vaping (JAMA Internal Medicine, 2021).

Refleksi dan Penutup
Menangani fenomena vaping memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif. Sebagai masyarakat, kita harus bekerja sama untuk melindungi kesehatan generasi muda dan memastikan bahwa mereka memiliki informasi dan dukungan yang mereka butuhkan untuk membuat pilihan yang sehat.

Filsafat Timur Tengah
Dalam pandangan filsuf Timur Tengah, kehidupan adalah perjalanan melintasi padang pasir yang luas. Setiap langkah yang kita ambil harus penuh dengan kesadaran dan tujuan. Seperti dalam perjalanan di padang pasir, kita harus berhati-hati terhadap fatamorgana yang bisa menyesatkan kita dari jalan yang benar. Vaping adalah salah satu fatamorgana modern yang tampaknya menawarkan kesenangan sementara tetapi menyembunyikan bahaya yang dalam.

Nasihat dari Ustadz Faiz
Ustadz Faiz mengingatkan kita bahwa kesehatan adalah amanah dari Allah yang harus kita jaga dengan sebaik-baiknya. “Jagalah tubuhmu karena itu adalah anugerah dari Allah,” katanya. “Hindarilah hal-hal yang dapat merusak kesehatanmu, dan jangan terpedaya oleh godaan sesaat yang dapat membawa kerugian jangka panjang. Ingatlah bahwa setiap tindakan kita akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya.”

Kesimpulan
Vaping mungkin tampak seperti alternatif yang lebih aman dibandingkan merokok, tetapi risiko yang ditimbulkannya sangat nyata dan serius. Dukungan sosial memainkan peran penting dalam perilaku vaping di kalangan remaja, dan upaya untuk mengatasi kecanduan ini memerlukan pendekatan yang komprehensif. Dengan meningkatkan kesadaran, mendorong dukungan sosial yang positif, dan menyediakan program dukungan yang efektif, kita dapat melindungi generasi muda dari bahaya vaping dan menciptakan masa depan yang lebih sehat dan bebas dari nikotin.

Referensi:

1. Bhatnagar, A. et al. (2014). Electronic cigarettes: A policy statement from the American Heart Association. Circulation, 130(16), 1418–1436. doi: 10.1161/CIR.0000000000000107
2. Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Outbreak of lung injury associated with the use of e-cigarette, or vaping, products. Retrieved from https://www.cdc.gov/tobacco/basic_information/e-cigarettes/severe-lung-disease.html
3. Goniewicz, M. L. et al. (2014). Levels of selected carcinogens and toxicants in vapour from electronic cigarettes. Tobacco Control, 23(2), 133–139. doi: 10.1136/tobaccocontrol-2012-050859
4. Habibi, M. H. (2017). Hubungan antara perilaku merokok dengan harga diri pada remaja akhir. SKRIPSI. Retrieved from http://digilib.uinsby.ac.id/22325/7/Muhammad Hamdan Habibi_B77213087.pdf
5. Hasna, F., Cahyo, K., & Widagdo, L. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Rokok Elektrik Pada Perokok Pemuladi Sma Kota Bekasi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, 5(3), 548–557. Retrieved from https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/17287
6. National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2018). Public health consequences of e-cigarettes. Washington, DC: The National Academies Press.
7. National Institute on Drug Abuse. (2021). Vaping devices (electronic cigarettes). Retrieved from https://www.drugabuse.gov/publications/drugfacts/vaping-devices-electronic-cigarettes
8. Palazzolo, D. L. (2013). Electronic Cigarettes and Vaping: A New Challenge in Clinical Medicine and Public Health. A Literature Review. Frontiers in Public Health, 1. doi: 10.3389/fpubh.2013.00056
9. Scott, A. et al. (2018). Pro-inflammatory effects of e-cigarette vapour condensate on human alveolar macrophages. Thorax, 73(12), 1161–1169. doi: 10.1136/thoraxjnl-2018-211663
10. Sodik, M. A. (2018). Merokok dan Bahayanya. Pekalongan: PT. NASYA EXPANDING MANAGEMENT. doi: 10.31219/osf.io/wpek5
11. Sutha, D. W. (2016). Analisis Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Merokok Remaja di Kecamatan Pangarengan Kabupaten Sampang Madura. Jurnal Manajemen Kesehatan STIKES Yayasan RS. Dr. Soetomo, 2(1), 43–59. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/258436-analisis-lingkungan-sosial-terhadap-peri-8ae73fac.pdf
12. Syahlina, L. (2023). Coping Stress Wanita Pengguna Rokok Elektrik (Vape) di Lhokseumawe.
13. BPOM. (2015). Bahaya rokok elektronik. InfoPOM, 16(5), 1–12. Retrieved from http://perpustakaan.pom.go.id/slims/repository/0515.pdf

Related posts