Oleh. Dr. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep., FIHFAA, FISQua, FRSPH, CISHR
Pada tanggal 12 Juni 2024, Kiona Skin Clinic di Banjarbaru menghadapi survei akreditasi daring yang diadakan oleh Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI). Survei lanjutan secara luring akan dilakukan pada tanggal 15 Juni 2024. Ini bukan sekadar evaluasi, tetapi perjalanan penuh harapan, ketegangan, dan semangat untuk mencapai standar pelayanan kesehatan terbaik. dr. Rizky Padelia, pemimpin klinik yang karismatik dan visioner, bersama dengan timnya, Fadliansyah Thas dan seluruh staf Kiona Skin Clinic, telah mempersiapkan diri dengan tekad dan dedikasi tinggi. Survei ini dilakukan oleh Dr. Ahyar Wahyudi, S.Kep.Ns., M.Kep., FIHFAA, FISQua, FRSPH, CISHR dan Taufik Hidayat, S.Kep.Ns., M.Kep. Sp.Kom, dua sosok surveior dengan yang profesional.
Persiapan yang Matang dan Berkomitmen
Dalam menghadapi survei ini, dr. Rizky Padelia dan timnya melakukan berbagai persiapan, mulai dari pemenuhan standar operasional prosedur, pelatihan berkelanjutan bagi staf, hingga peningkatan fasilitas dan pelayanan yang berfokus pada kepuasan pasien. Mereka memahami bahwa akreditasi bukan sekadar pengakuan, tetapi komitmen terhadap peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Teori keadilan (equity theory) Robbins dan Judge (2008) menunjukkan bahwa kepuasan kerja dan loyalitas karyawan meningkat ketika mereka merasa diperlakukan adil dan diberi kompensasi yang sesuai. Hal ini relevan dalam konteks persiapan akreditasi, di mana motivasi dan kesejahteraan staf menjadi faktor kunci keberhasilan.
Ketegangan dan Harapan: Sebuah Balada Cinta terhadap Profesi
Hari-hari menjelang survei dipenuhi dengan berbagai emosi: ketegangan, harapan, dan semangat yang menyala. Dalam setiap rapat koordinasi dr. Rizky selalu memberikan motivasi dan semangat kepada timnya. “Kita bukan hanya berjuang untuk mendapatkan akreditasi, tetapi untuk memberikan yang terbaik bagi pasien kita,” ujarnya dengan penuh keyakinan. Seperti sebuah balada cinta, perjuangan ini adalah tentang dedikasi dan cinta terhadap profesi serta tanggung jawab kepada masyarakat. Pandangan ini menekankan pentingnya komitmen emosional dalam menghadapi tantangan profesional.
Tantangan dan Strategi Menghadapinya
Tidak ada perjalanan yang mulus tanpa tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah menjaga motivasi dan kinerja staf dalam menghadapi tekanan survei akreditasi. Penelitian Yuliani & Siregar (2023) menyatakan bahwa kepemimpinan partisipatif dan kompensasi yang adil dapat meningkatkan kinerja karyawan di klinik kecantikan. dr. Rizky mengadopsi gaya kepemimpinan partisipatif, selalu mendengarkan masukan dari staf dan memberikan dukungan yang mereka butuhkan. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan adaptif dan inklusif dapat menjadi strategi efektif dalam menghadapi situasi krisis.
Hari Survei yang Menentukan
Pada hari survei daring, suasana klinik penuh ketegangan namun tetap profesional. Dr. Ahyar Wahyudi dan Taufik Hidayat, dua surveior ini melakukan penilaian dengan teliti. Mereka mengevaluasi setiap aspek pelayanan klinik, mulai dari manajemen risiko, mutu pelayanan, hingga keselamatan pasien. dr. Rizky dan timnya menunjukkan kinerja luar biasa, menjawab setiap pertanyaan dengan keyakinan dan menunjukkan pencapaian yang telah diraih. Momen ini menggambarkan bagaimana persiapan yang matang dan kepemimpinan efektif dapat menghasilkan performa optimal dalam penilaian formal.
Hasil yang Membahagiakan
Hasil dari survei daring memberikan semangat baru. Meskipun ada beberapa area yang perlu diperbaiki, secara keseluruhan penilaian sangat positif. Ini memberikan harapan besar untuk survei luring beberapa hari kemudian. Tim Kiona Skin Clinic semakin memperkuat persiapan mereka, melakukan evaluasi internal dan memperbaiki kekurangan yang ada. Hasil ini bukan hanya cerminan usaha keras, tetapi juga bukti dari komitmen berkelanjutan terhadap mutu dan keselamatan pasien.
Inspirasi dan Semangat di Balik Survei
Menghadapi survei akreditasi ini, kita bisa mengambil banyak pelajaran berharga. Pertama, pentingnya persiapan matang dan komitmen terhadap peningkatan mutu. Kedua, kepemimpinan yang baik dapat memberikan motivasi dan semangat kepada tim. Ketiga, akreditasi bukan hanya tentang memenuhi standar, tetapi tentang memberikan yang terbaik bagi pasien. Seperti dikatakan oleh Peter Drucker, “The best way to predict the future is to create it.” dr. Rizky dan timnya menunjukkan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi, masa depan yang lebih baik dapat tercipta. Mereka tidak hanya mengejar akreditasi, tetapi juga berusaha menciptakan standar pelayanan yang lebih tinggi dan memberikan yang terbaik bagi setiap pasien.
Perjalanan ini adalah tentang cinta dan dedikasi terhadap profesi. Seperti sebuah balada cinta yang penuh dengan tantangan dan harapan, setiap langkah yang diambil adalah bagian dari upaya memberikan yang terbaik bagi pasien. dr. Rizky dan timnya menunjukkan bahwa dengan semangat dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin. Mutu pelayanan adalah cerminan cinta kita terhadap profesi dan tanggung jawab kepada masyarakat. Dalam setiap langkah yang kita ambil, marilah kita selalu mengingat bahwa yang terpenting adalah memberikan yang terbaik bagi mereka yang kita layani. Semoga survei akreditasi ini menjadi langkah awal dari berbagai pencapaian besar di masa depan, dan menjadi inspirasi bagi banyak klinik kecantikan lainnya untuk terus berusaha memberikan yang terbaik.