Yayasan Stroke Indonesia ( Yastroki) secara mengadakan edukasi pada pasien dan keluarga penderita stroke. Pada acara kamisan kali ini yang dihelat secara daring melalui zoom pada 28 Maret 2024, mengundang narasumber utama , Kolonel Laut (K) Dr. dr. Hisnindarsyah, SpKL., Subsp KTP(K)., S.E., M.Kes.,MH., C.FEM. untuk membahas tentang terapi oksigen hiperbarik dan pengaruhnya pada penanganan pasien stroke.
Acara ini dihadiri oleh Ketua Pembina Yastroki Pusat Prof. Dr. Haryono Suyono, Pembina Yastroki Pusat Prof Dr. Teguh Ranakusuma Sp.N.(K), Pembina Yastroki Pusat Linda Gumelar, Sekretaris Yastroki Pusat dr. Adre Mayza Sp.N.(K), dan Ketua umum Yastroki Pusat Mayjen (Purn) Dr. dr Tugas Ratmono, Sp.N. MARS. MH.
Dalam kesempatan tersebut, Dr. dr. Hisnindarsyah, SpKL(K) mengatakan bahwa stroke menjadi penyebab utama kematian dan kecacatan di Indonesia. Prevalensi stroke di Indonesia meningkat 56% dari 7 per 1000 penduduk pada tahun 2013 menjadi 10,9 per 1000 penduduk pada tahun 2018.
Beliau juga menjelaskan bahwa stroke adalah bagian dari Cerebrovascular Disease (CVD) atau gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terputus atau berkurang secara drastis, menyebabkan sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang dapat mengakibatkan kerusakan permanen jika tidak ditangani dengan cepat.
Dr. Hisnindarsyah juga membahas patofisiologi stroke, faktor risiko stroke, gejala, dan tanda-tanda stroke yang dikenal dengan slogan “SeGeRa Ke RS” (Se:Senyum tidak simetris, Ga Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, dan Ra: sulit bicara).( HSD/Nur /uht)