Bagi Penderita TB Hati-hati Jangan Sampai Putus Obat dan Kenali Keluhan Tertentu Akibat Pengaruh Obat

 

Ciamis, Jabar–PW. Kepala Puskesmas (Kapus) Cikoneng Tamposari Widy Astuti tegaskan kepada pasien Tuberkulosis (TB) akan bahayanya putus obat, karena dihawatirkan nanti akan menjadi resisten kemudian MDR dan yang lebih parah lagi jadi XDR.

Hal itu dia sampaikan kepada Ploporwiratama di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Puskesmas Cikoneng pada Rabu (28/2/2024).

Menurutnya rata-rata pasien yang meninggal itu yang sudah masuk ke fase MDR (Multi Drug Resisten) dan XDR (eXtensively Multi Drug Resisten). Adapun yang menjadi penyebab terputusnya pengobatan, pasien tersebut mengalami keluhan tertentu akibat pengaruh obat.

“Biasanya apabila pasien mengalami keluhan tertentu akibat pengaruh obat, akan dengan sendirinya berhenti berobat tanpa adanya konsultasi dengan petugas kesehatan,” ucap Astuti

Sebagian kecil penderita TB akan mengalami keluhan tertentu akibat pengaruh obat, seperti kencing berwarna merah, mual dan badan terasa pegal. Apabila mengalami keluhan seperti itu pihaknya menegaskan agar meneruskan pengobatan dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan.

Astuti menjelaskan, ada dua jenis penyakit TB satu diantaranya ialah Sensitiv Obat (SO) dan yang kedua Resistensi Obat (RO)., untuk mengetahui ke dua jenis tersebut pihaknya melakukan test dahak melalui alat Test Cepat Molekuler (TCM), berhubung Puskesmas Cikoneng tidak memiliki TCM sendiri, maka semple dahaknya dikirim oleh Puskesmas ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) RSUD Ciamis, karena Faskes tersebut sudah tersedia alat TCM.

Meninjau hal itu Kepala Puskesmas Cikoneng menghimbau kepada masyarakat yang mempunyai gejala TB seperti demam, batuk yang tak kunjung sembuh, sesak dibagian dada, kelelahan, berkeringat dimalam hari serta berat badan yang menurun secara drastis untuk segera memeriksakan diri dengan mengecek dahaknya melalui TCM.

“Adapun untuk pengecekan dan pengobatannya sesuai dengan program Pemerintah semuanya gratis tanpa dikenakan biaya,” tegasnya.

Sementara yang tercatat terdiagnosis positif TB di Puskesmas Cikoneng TBC Sensitiv Obat (SO) mencapai 58 orang, sedangkan jumlah TBC Resistensi Obat (RO) ada 4 orang dan yang tercatat sembuh ada 2 orang.

Mengatasi hal itu pihaknya telah dibantu oleh para kader TB untuk melakukan penyuluhan serta Pengawasan Menelan Obat (PMO).

Adapun bentuk penyuluhannya dengan memberikan informasi dan edukasi terkait Tuberkulosis (TB), apabila ada indikasi satu orang terdiagnosis positif TB para kader tersebut akan melakukan penyuluhan kepada keluarganya dan masyarakat sekitarnya.

“Karena apabila dari salah satu keluarga terdiagnosis positif TB maka dianjurkan seluruh keluarganya untuk diperiksa,” katanya.

“Berharap dengan adanya penyuluhan tersebut masyarakat lebih mengetahui akan penularan TBC yang mana penyebaranya melalui kuman Mycobactorium Tuberculosis serta lebih meningkatkan pola hidup sehat dan seluruh masyarakat terhindar dari penyakit TB,” Pungkasnya.

Penulis : Adyluhung

Related posts