Ciamis, Jabar–PW. @Tuberkulosis (TB) merupakan jenis penyakit menular secara langsung yang disebabkan oleh kuman (Mycobacterium Tuberculosis). TB tersebut, bukan penyakit keturunan, kutukan atau guna-guna. TBC dapat menyerang siapa saja, akan tetapi penyakit ini dapat disembuhkan.
Demikian disampaikan Kepala Puskesmas (Kapus) Ciamis Gurlia Bayurini APT. M.M didampingi program pelayanan TB Asep Rubaman kepada awak media Selasa (20/2/2024).
Menurutnya Kasus terdiagnosis tuberkolosis (TB) di daerah Kecamatan Ciamis ditahun 2023 adalah TBC Sensitiv Obat (SO) mencapai 45 orang, sedangkan jumlah TBC Resistensi Obat (RO) ada 1 orang.
“Dari rincian jumlah 45 pasien TBC SO, 27 pasien laki-laki dewasa, 13 perempuan dewasa dan 5 orang diantaranya ialah anak-anak, adapun untuk 1 orang TBC RO, baru ditemukan pada tahun 2024,” jelasnya.
Langkah awal yang dilakukan kepada pasien TB yaitu dengan memeriksa dahaknya melalui alat Test Cepat Molekuler (TCM), karena Puskesmas Ciamis tidak memiliki alat TCM sendiri, maka semple dahaknya dikirim oleh Puskesmas ke Fasilitas Kesehatan (Faskes) RSUD Ciamis. Karena di Faskes tersebut sudah tersedia alat TCM.
TCM tersebut kata dia ialah sebuah alat untuk test dahak pasien yang mempunyai gejala TB, seperti demam, batuk yang berkepanjangan lebih dari 2 minggu, sesak dibagian dada, kelelahan, berkeringat dimalam hari serta berat badan yang menurun drastis. Bagi yang mempunyai keluhan sebagai berikut dia mengatakan untuk segera memeriksakan diri ke Fasilitas kesehatan, dengan mengecek dahaknya melalui TCM.
Kemudian sesuai dengan program Pemerintah semua bentuk pelayanan yang dilaksanakan untuk pasien-pasien TB tidak dipungut biaya, sisanya bagaimana orang yang sudah positif TB agar disiplin dalam pengobatan, karena pengobatan TB jenis Sensitiv Obat (SO) pengobatannya cukup lama yaitu 6 bulan, sedangkan untuk TB Resistensi Obat (RO) proses pengobatanya bisa sampai 1 tahun hingga 2 tahun.
“Hawatirnya ketika pasien tersebut putus obat, karena nanti akan menjadi resisten kemudian MDR dan yang lebih parah lagi jadi XDR. Karena rata-rata pasien yang meninggal itu yang sudah masuk ke fase MDR (Multi Drug Resisten) dan XDR (eXtensively Multi Drug Resisten),” ujarnya.
“Saya berpesan, masyarakat agar selalu menerapkan pola hidup sehat dan berharap seluruh masyarakat terhindar dari penyakit TB,” tutup Kepala Puskesmas Ciamis.
Sementara selaku program pelayanan TB Asep Rubaman mengatakan, dari hasil pemeriksaan kasus TB pada saat ini mengalami peningkatan, mengatasi hal itu pihaknya telah dibantu oleh konsorsium penabulu.
Penabulu mempunyai kader di daerah untuk mengedukasi langsung ke masyarakat, apabila ada indikasi satu orang terjangkit TB, para kader tersebut akan melakukan penyuluhan ke masyarakat sekitarnya, dengan memberikan informasi serta edukasi terkait Tuberculosis (TB).
Dari hasil penyuluhannya kata Asep, apabila terdapat masyarakat yang mempunyai gejala penyakit TB, kader tersebut akan mengarahkan supaya memeriksakan diri ke Fuskes terdekat.
“Pesan saya kepada seluruh masyarakat jangan ragu dan jangan malu apabila mempunyai gejala seperti batuk yang tak kunjung sembuh, sesak dibagian dada, penurunan berat badan secara drastis agar memeriksakan diri ke Fasilitas kesehatan terdekat,” pungkasnya.
Penulis : Adyluhung