Kegembiraan 50 Anak PPA Id 0700 Ekklesia Generation, Kunjungi Pembudidaya Buah Naga Dan Jambu Kristal di Aimas

Aimas PW- Rombongan anak-anak Pusat Pengembangan Anak (PPA) Id 0700 Ekklesia Generation yang bekerjasama dengan Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Ekklesia Ministry Kota Sorong dan beralamat di Jalan Tanjung Rimoni Sawagumu Sorong Timur Kota Sorong -Provinsi Papua Barat Daya, mengadakan program kunjungan di Aimas (15 Januari 2024).

50 anak-anak PPA Id 0700 bersama koordinator dan tutor serta beberapa orang tua, mengunjungi tempat budidaya buah naga dan jambu kristal. Untuk tkunjungan pertama berada di tempat budidaya buah naga Jalan Walet Malawele Aimas Kabupaten Sorong. Pak Turimin bersama istri yang merupakan pemilik atau pengusaha budidaya buah naga, menyambut dengan ramah. Di lokasi budidaya buah naga, anak-anak melihat-lihat pohon dan buah naga tersebut.

Bahkan Calvin Yawan, Oktovina Momoremi dan dan Fransiska Faidiban selaku koordinator menanyakan cara membudidayakan buah naga, waktu penanaman sampai panen, resiko serta keuntungan yang didapat dalam membudidayakan buah naga. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh Pak Turimin, yang juga merupakan anggota Kepolisian yang bertugas di Polres Sorong.

Turimin menjelaskan jika bibitnya dibeli dari luar Sorong dan penanamannya melalui batang. Dari penanaman sampai waktu berbunga, berbuah sampai panen, maksimalnya memerlukan waktu 8 – 12 bulan. Dijelaskannya jika pohon buah naga ini sejenis kaktus. Jadi ketika ada pohon yang di potong karena mengalami pembusukan, tidak bisa dibuang ke atas tanah kering. Nanti berakar dan tumbuh. Namun harus dibuang ke air agar busuk.

Dijelaskan Turimin, bahwa dalam memanen buah naga dilakukan terus menerus jika sudah mencapai masa panen. Jika dilakukan pemeliharaan secara rutin, maka panen buah naga akan berlangsung lama. Setelah dari tempat budidaya buah naga, rombongan kemudian mengunjungi tempat budidaya jambu kristal, yang berada di Jalan Pariwisata Unit 1 Aimas Kabupaten Sorong – Papua Barat Daya.

Disana rombongan bertemu langsung pemilik tempat pembudidayaan jambu kristal tersebut, yang bernama Ayik. Ayik menerangkan berbagai informasi seputar jambu kristal kepada rombongan yang ada. Alberto Narua sempat menanyakan perbedaan jambu biasa dengan jambu kristal. Ayik menjawab jika jambu biasa kulitnya tipis dan banyak bijinya. Sedangkan jambu kristal tebal kulitnya tapi bijinya sedikit.

Dia menjelaskan jika jambu kristal mulai berbunga setelah 7-9 bulan dan dapat dipanen satu tahun setelah ditanam. Kemudian setelah dipanen, berikutnya dapat di panen seminggu sekali dan bisa juga perhari jika sudah masuk. Di lokasi ini, ada dua jenis jambu kristal yaitu merah dan putih. Jambu kristal putih dipasarkan Rp 35000/kilo dan yang merah lebih mahal yaitu Rp 50000/kilo. Disini lokasi kedua, lokasi satu berada di Jalan Konteiner.

Ayik menyampaikan jika lokasi budidaya jambu kristal ini, hanya di sewa dari orang lain. Dan dalam mengelola budidaya jambu kristal tersebut, dirinya dibantu 6 orang karyawan. Dirinya yang sebelum terjun dalam bisnis budidaya jambu kristal, merupakan pekerja di bidang konsultan pengawas pada beberapa proyek konstruksi. Namun dua tahun yang lalu, ditinggalkannya dan mengelola bisnis ini, dengan keuntungan mencapai Rp 10.000.000/bulan.

*Jacob Sumampouw

Related posts