Menginspirasi Dedikasi: Arahan Ketua Umum LAFKI untuk Koordinator Wilayah Jawa Barat

Perjalanan inspiratif Lembaga Akreditasi Fasilitas Kesehatan Indonesia (LAFKI) di wilayah Jawa Barat dimulai dengan kegiatan yang sangat penting, yaitu Rapat Koordinasi dan Silaturahmi Pengurus LAFKI Korwil Jabar bersama surveior dan pembimbing. Acara ini digelar pada tanggal 27 Desember 2023 di IPB Internasional Convention Center, dan dihadiri oleh seluruh surveior LAFKI FKTP di Jawa Barat. Koordinator wilayahnya adalah dr. Agnes Anastasia S, SH., MH, FIHFAA, yang merupakan salah satu tokoh utama dalam perjalanan ini.

Acara tersebut juga dihormati oleh kehadiran Ketua Umum LAFKI, dr. Friedrich Max Rumintjap, Sp.OG(K), MARS, FISQua, FRSPH, FIHFAA. Beliau memberikan arahan yang sangat penting bagi seluruh surveior LAFKI dalam menjalankan tugas mereka. Beliau menekankan pentingnya untuk senantiasa update pengetahuan dari berbagai sumber tentang FKTP, menjalin silaturahmi, dan persiapan untuk perayaan HUT yang dirangkai dengan Pertemuan Ilmiah Fasilitas Kesehatan Indonesia (PIFKI), di mana koordinator wilayah diharapkan bisa membawa paper dan atau poster yang berarti.

Selain itu, dr. Friedrich Max Rumintjap juga mengungkapkan rencananya untuk menghadiri konferensi ISQua di Istanbul, Turki, serta rencana akreditasi LAFKI EEA ISQua. Panduan etika surveior juga menjadi poin penting dalam arahannya, mengingat pentingnya etika dalam menjalankan tugas yang sangat penting ini. Beliau juga menekankan bahwa surveior LAFKI harus senantiasa menjaga profesionalisme agar menjadi panutan bagi fasilitas kesehatan saat mereka bertugas.

Dalam presentasi yang dihadirkan, terdapat laporan kegiatan Koordinator Wilayah Jabar dari organisasi LAFKI untuk bulan Desember 2023. Laporan ini mencakup berbagai aspek seperti dasar hukum, struktur organisasi, sumber daya manusia, laporan kegiatan survei akreditasi, pembimbingan, laporan keuangan, dan analisis SWOT. Dalam laporan ini, terdapat juga informasi mengenai jumlah surveior, pembimbing, dan mitra yang terlibat dalam kegiatan organisasi ini. Semua informasi yang disajikan sangat detail dan mencakup berbagai aspek penting dari kegiatan organisasi LAFKI Jawa Barat.

Setelah pertemuan tersebut, dapat kita tarik beberapa refleksi penting. Pertama, LAFKI Jawa Barat berkontribusi secara signifikan dalam meningkatkan kesehatan di Indonesia. Lampiran capaian yang disebutkan mencakup FKTL (Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut) dan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama). Ini adalah indikator keberhasilan dalam memperbaiki layanan kesehatan di wilayah ini.

Kedua, LAFKI menyadari betapa pentingnya pelaksanaan akreditasi pada rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan. Pelatihan Casur (Calon Surveior) menjadi salah satu cara untuk memastikan bahwa FKTP mampu memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Ini merupakan komitmen nyata untuk meningkatkan pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat.

Ketiga, LAFKI senantiasa membantu pelaksanaan survei di Indonesia dengan tetap mempertimbangkan kemampuan fasilitas kesehatan berdasarkan wilayah masing-masing. Namun, mereka juga menjaga mutu dan kualitas serta selalu berpegang teguh pada peraturan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah/Kemenkes. Ini menunjukkan bahwa LAFKI tidak hanya memenuhi tugasnya sebagai lembaga akreditasi, tetapi juga berperan sebagai pengawas yang ketat dalam menjaga standar kualitas.

Keempat, LAFKI mendapatkan beberapa pengaduan dan permasalahan dari para surveior di lapangan. Mereka dengan bijak meneruskan masalah-masalah ini ke Komite Etika, Disiplin, dan Hukum. Hal ini menunjukkan bahwa LAFKI tidak hanya berkutat pada angka-angka dan prosedur, tetapi juga sangat peduli dengan etika dan tata kelola yang baik.

Kelima, LAFKI terus mengembangkan penguatan koordinator wilayah di seluruh wilayah NKRI. Ini adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa setiap wilayah di Indonesia memiliki kapabilitas yang baik dalam menjalankan fungsi akreditasi.

Terakhir, LAFKI juga ikut serta dalam perkembangan keilmuan mutu organisasi dan surveior serta fasilitas kesehatan melalui kehadirannya di forum internasional ISQua Seoul 2023, dan rencana konferensi ISQUA di Istanbul 2024 mendatang. Mereka juga melaksanakan pembekalan ilmiah bagi surveior, meskipun ini masih terbatas. Ini menunjukkan bahwa LAFKI tidak hanya fokus pada pekerjaan rutin, tetapi juga berusaha untuk terus berkembang dan mengikuti perkembangan ilmiah di bidang kesehatan.

Dengan segala informasi ini, kita dapat merasakan betapa pentingnya peran LAFKI Jawa Barat dalam pembangunan kesehatan dan masyarakat di wilayah ini. Mereka bukan hanya lembaga akreditasi biasa, tetapi merupakan garda terdepan yang terus berjuang untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan. Mereka adalah pahlawan tak dikenal yang bekerja dengan tulus dan ikhlas, seperti petani yang merawat tanahnya dengan penuh kasih sayang.

Sebagaimana kata seorang filsuf, “Kerja keras adalah kunci kesuksesan.” LAFKI Jawa Barat adalah contoh nyata dari kerja keras yang tak kenal lelah dalam mewujudkan kesehatan yang lebih baik untuk masyarakat. Mereka adalah pionir yang menjalankan tugasnya dengan dedikasi tinggi, tanpa pamrih, dan dengan tujuan yang mulia.

Seperti petani yang setiap hari merawat tanahnya, LAFKI Jawa Barat juga setiap hari merawat kualitas layanan kesehatan. Mereka menanam benih-benih kebaikan, merawatnya dengan cermat, dan saat panen tiba, hasilnya adalah kualitas layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat. Mereka adalah teladan bagi kita semua, bahwa dengan kerja keras, dedikasi, dan semangat yang tinggi, kita dapat mencapai hal-hal besar dalam pembangunan kesehatan dan masyarakat.

Jadi, mari kita semua memberikan apresiasi yang tinggi kepada LAFKI Jawa Barat atas peran penting mereka dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di wilayah ini. Mari kita ikuti jejak mereka dalam berjuang untuk kesehatan yang lebih baik, karena kita semua adalah bagian dari perjalanan ini, dan bersama-sama kita dapat mencapai kesehatan yang lebih baik untuk Indonesia.

Related posts