TNI AL, Dispen Kormar (Bali). Komandan Pasmar 2 Brigadir Jenderal TNI (Mar) Y. Rudy Sulistyanto, menghadiri pembukaan Pacific Amphibious Leaders Symposium (PALS) tahun 2023, di Hotel Hilton Bali, Nusa Dua Bali Kabupaten Badung Provinsi Bali. Senin (10/07/2023).
Perhelatan penting Pacific Amphibious Leaders Symposium (PALS) tahun 2023, secara resmi dibuka oleh Komandan Korps Marinir (Dankormar) Indonesia Mayor Jenderal TNI (Mar) Nur Alamsyah, S.E., M.M., M.Tr (Han) bersama Komandan Marine Forces Pacific (Marforpac) Letnan Jenderal William Jurney yang di tandai dengan pemukulan gong.
Welcom to Bali, selamat datang di Indonesia,” kata Komandan Korps Marinir Indonesia dihadapan lebih dari 40 delegasi yang terdiri dari 26 negara peserta yang hadir dalam Pacific Amphibious Leaders Symposium (PALS) 23 Bali.
Ucapan terima kasih juga disampaikan Dankormar kepada Marine Forces Pacific (Marforpac) yang bersama-sama menyiapkan kegiatan tersebut sehingga pelaksanaan Pacific Amphibious Leaders Symposium tahun 2023 bisa terlaksana dengan baik.
Kegiatan Pacific Amphibious Leaders Symposium adalah kegiatan tahunan yang diprakarsai oleh Marine Forces Pacific. Kegiatan ini merupakan ajang pertemuan para pemimpin pasukan Amfibi/Marinir yang berada di kawasan Pasifik dan sekitarnya.
PALS pada tahun ini melibatkan 26 Negara dari seluruh Indo-Pasifik, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan Eropa diantaranya Australia, Bangladesh, Brazil, Chile, Colombia, Ecuador, Fiji, France, Indonesia, Japan, Rep. Korea, Malaysia, Maldives, Mexico, Netherland, New Zealand, Peru, Philippines, Singapore, Sri Lanka, Thailand, Tonga, Timor Leste, United Kingdom, Unites States.
Dalam pelaksanaan PALS 23, Korps Marinir TNI Angkatan Laut akan mendemonstrasikan kemampuan RDO Rubber Duck Operation dalam HADR Humanitarian Assistance Disaster Relief serta peranan pasukan amfibi yang dimiliki oleh Marinir Indonesia. Sedangkan negara-negara peserta terlibat dalam diskusi dengan membahas aspek-aspek penting dari operasi amfibi, kepemimpinan melalui modernisasi kekuatan dan pentingnya interoperabilitas multilateral dalam bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.