NU Tidak Bisa Dipisahkan Dari PKB

Sidoarjo.PW – Perhelatan akbar puncak Harlah 1 Abad NU dinilai sukses yang dihadiri jutaan warga Nahdliyyin. H.Usman sebagai warga Nahdliyyin dan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Sidoarjo merasa bangga karena di abad ke dua Nahdlatul Ulama sebagai organisasi moderat.

Ditemui di rumah dinas H.Usman mengatakan bahwa, hadirnya jutaan warga Nahdliyyin menunjukkan NU sebagai organisasi jam’iyah terbesar di Indonesia. “Kebesaran NU tidak ditunjukan secara kuantitas tapi kwalitas, yang mampu membawa jam’iyahnya sebagai organisasi Nahdlatul Ulama,” kata Usman. Senin (13/2/2023).

Ditambahkan, sebelumnya NU seolah-olah sebagai organisasi pesantren, di abad ke dua menjadi organisasi moderat, terbukti mampu menjaga kemaslahatan umat. “Merawat Jagad Membangun Peradaban, itu harus sesuai dengan takeland Peringatan Satu Abad NU,” terang Usman yang juga Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo.

Tantangan ke depan NU menjadi sebuah kekuatan yang mampu menjaga NKRI. “Terkait ada ancaman radikalis, islam garis keras NU sebagai garda terdepan dalam menjaga NKRI. Siapa yang akan mengubah haluan negara mengganggu stabilitas keamanan negara NU harus menjadi garda terdepan,” tegas legislator PKB.

Disinggung terkait politik Usman menjelaskan bahwa NU sebagai organisasi Jam’iyah terbesar melahirkan PKB untuk kendaraan politik. Sebelum mandat resmi fakta sudah terbentuk. NU dengan PKB adalah sudah mendarah daging yang tidak bisa dipisahkan.

“Kita bicara di tingkat regional saja, di Kabupaten Sidoarjo. NU PKB, PKB NU. Secara historis demikian, PKB bagian dari NU, karena satu-satunya partai politik yang dilahirkan NU adalah PKB. Jika NU tidak punya kendaraan politik selamanya jadi penonton,” jelasnya.

Menurutnya, hanya PKB yang konsisten mengawal yang menjadi kebijakan Nahdlatul Ulama misalnya dari sisi pendidikan, ekonomi, kesehatan. “Kekuatan yang menyatu antara NU dan PKB seimbang.” Pungkasnya.

Dikutip dari sarasehan nasional Satu Abad NU, KH.Said Aqil Sirodj menegaskan bahwa NU tidak bisa dipisahkan dengan PKB. “Tim 5 pendiri PKB dibantu Tim 9, semuanya orang NU, SK resmi PB.NU. Tidak mungkin lupakan sejarah!,” tegas KH.Said Aqil Sirodj yang juga sebagai Tim 5.

Ia juga menegaskan bahwa NU adalah PKB dan PKB adalah NU, karena hanya Partai Politik PKB yang benar-benar Ahlusunah Wal Jama’ah, “PKB partai Islam Ahlusunah Wal Jama’ah, partai mana yang ada Ahlusunah Wal Jama’ahnya?. Hanya PKB yang pas dan jelas-jelas ada Ahlussunah Wal Jama’ahnya,” tegasnya lagi

Ditambahkan, hanya PKB, partai yang sejalan, seiring, senafas dengan NU. “NU tidak bisa dipisahkan dengan PKB. Bila ada orang bilang, NU harus jauh dari PKB itu melupakan sejarah.” jelas KH.Said Aqil Sirodj yang juga tokoh nasional.

Hal yang sama juga diutarakan KH.Imran Fauzi Hailami, NU tidak bisa dipisahkan dengan PKB. “Orang NU harus care kepada PKB karena inilah yang menyuarakan NU.” Pungkas Kyai kharismatik Nusa Tenggara Barat. (Znr/yun).

Related posts