Keluarga Besar Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala (Muspusdirla) bersama Edukator untuk Museum Pleret, gowes bareng mengunjungi situs bersejarah peninggalan keraton era Mataram Islam, Jumat (20/1). Gowes bareng dimulai dari halaman Museum Pleret menyusuri jalan sepanjang kurang lebih 5 kilometer.
Selama gowes, rombongan mengunjungi beberapa situs, seperti situs Masjid Kauman Pleret, situs Gunung Kelir dan situs Kerta. Di setiap situs rombongan gowes berhenti sejenak mendengarkan penjelasan Edukator Museum Dinas Kebudayaan DIY untuk Museum Sejarah Purbakala Pleret, Ayu Oktafi.
Saat di situs Masjid Kauman Pleret, Ayu Oktafi menjelaskan sejarah masjid yang didirikan oleh Amangkurat I itu. Dijelaskannya, Masjid Kauman Pleret atau Masjid Agung Pleret berukuran 40 x 40 meter. Ruang utama diperkirakan ditopang oleh empat soko guru dan beberapa tiang penyangga.
“Masjid dibangun dengan bahan bata dan batu putih. Beberapa umpak atau penyangga tiang ditemukan di situs Masjid Kauman Pleret,” jelas Ayu Oktafi. Di situs masjid yang dibangun oleh putera Sultan Agung Hanyakrakusumo itu, pengunjung bisa melihat bekas-bekas galian yang di dalamnya tersusun tumpukan bata ukuran besar.
Setelah gowes selama kurang lebih 2 jam berkeliling dari satu situs ke situs yang lain, rombongan gowes tiba kembali di halaman Museum Pleret. Di museum yang terletak di Dusun Kedaton, Desa Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul ini peserta gowes melepas lelah sembari menikmati menu yang telah disajikan.
Keluarga Besar Muspusdirla juga diberi kesempatan untuk melihat aneka koleksi yang dipamerkan di Museum Pleret baik yang berada di gedung sisi barat (Gedung Kerta) maupun sisi timur (Gedung Gunung Kelir), termasuk mengunjungi Sumur Gumuling.
Juru Pelihara Sumur Gumuling KRT Suryo Utomo menjelaskan Sumur Gumuling dibangun pada abad ke-17 Masehi atau sejaman dengan era Keraton Pleret. Sumur yang memiliki kedalaman 269 sentimeter ini berdinding Jobong dengan diameter 80 sentimeter. Ini
“Dinding sumur berupa Jobong atau dinding sumur yang terbuat dari tanah liat,” terang KRT Suryo Utomo. KRT Suryo Utomo menambahkan, Sumur Gumuling menjadi bagian dari area Museum Pleret. Untuk itu semua aktivitas yang dilakukan di sumur harus memperoleh ijin dari pengelola Museum Pleret.
Kepala Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Kolonel Sus Yuto Nugroho mengapresiasi gowes bareng ini. Menurutnya selain sehat, gowes bareng juga mengeratkan silaturahmi, bersinergi untuk kemajuan Muspusdirla dan Museum Pleret.
“Saya mengapresiasi gowes bareng Muspusdirla bersama Museum Pleret. Karena selain untuk menjaga komunikasi yang selama ini sudah terjalin baik, juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk memajukan kedua museum agar lebih dikenal masyarakat,” ucap Kolonel Sus Yuto Nugroho.
Kolonel Sus Yuto Nugroho mengharapkan, ke depan tak hanya olah raga bersama atau gowes bareng saja yang dihelat, namun juga berbagai kegiatan lain juga bisa digelar bersama antara Muspusdirla dengan Museum Pleret.
Sementara Kasi Permuseuman Dinas Kebudayaan Propinsi DIY Wismarini, S.E. M.Hum., mengucapkan terima kasih atas pelaksanaan olah raga bersama. Diharapkannya nama Museum Pleret bisa lebih dikenal dan mendapat banyak kunjungan.