Sidoarjo, PW-“Ruwah Desa” adalah tradisi untuk mengenang dan mengirim do’a kepada Nenek Moyang yang dilakukan secara turun-temurun hingga sekarang dan sekaligus menghargai jasa-jasanya dalam membangun desa. Hal itu juga dilakukan oleh Desa Mulyodadi Kecamatan Wonoayu Sidoarjo.Ribuan warga Desa Mulyodadi dan sekitarnya menghadiri “Mulyodadi Bersholawat”.Pagelaran sholawat ini dalam rangka Tasyakuran dan Ruwah Desa Mulyodadi, Kecamatan Wonoayu Sidoarjo tahun 2022. Ruwah Desa ini terasa istimewa karena dihadiri langsung Wakil Bupati Sidoarjo H. Subandi, SH, Senin malam (28/2/2022).
Selain Wabup Sidoarjo, juga dihadiri Riza Ali Faizin anggota DPRD Komisi B fraksi PKB, Forkopimka Wonoayu, Camat Wonoayu Probo Agus Sunanto, Kapolsek Wonoayu AKP. Samat, SH, Danramil Wonoayu Kapten. Arm. Teguh Yudi Irbayanto, SH. perangkat desa, seluruh lembaga desa, tokoh masyarakat dan agama.
“Mulyodadi Bersholawat” menghadirkan Al Habib Muhsin Bin Ahmad Al Ahmad dari Jember, KH. Husein Umar Abdul Latif sebagai pelantun Sholawat Nabi, sedangkan
Ahbabul Mustofa dari Surabaya memberikan tausiyah yang intinya selalu bersyukur kepada Alloh agar desa diberikan keberkahan dan kerahmatan.
Di hadapan warga Desa Mulyodadi, Camat Wonoayu, Probo Agus Sunanto mengatakan, bahwa dengan kegiatan ini warga desa diberi keselamatan dan kesehatan. “Mohon dido’akan habib supaya desa diberi keselamatan kesehatan, keberkahan dan terhindar dari segala macam penyakit,” ucap Camat Wonoayu
Di kesempatan yang sama, Wabup Sidoarjo, H. Subandi, SH, mengapriasi atas kegiatan Tasyakuran dan Ruwah Desa. Ia menghimbau kepada masyarakat supaya Prokes tetap diterapkan dengan ketat. Mudah-mudahan dengan bersholawat warga Sidodadi menjadi makmur dan lebih baik dan sehat selalu.
“Kami memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Desa Mulyodadi bisa menyelenggarakan acara sebesar ini. Jika tidak ada sinergi kepala desa dengan masyarakat tidak mungkin berlangsung dengan semeriah ini,” terang H. Subandi.
Selamet Riyanto, SH, salah satu warga Desa Mulyodadi merasa bangga dengan adanya Tasyakuran dan Ruwah Desa yang sudah menjadi tradisi dan kalender tahunan. Dirinya berharap dengan acara ini masyarakat desa semakin kompak semakin guyub. Rasa nasionalisme semakin meningkat.
“Pendapatan hasil petani semakin meningkat, yang mana dua tahun lalu sempat ada penurunan, gagal panen di tingkat petani karena pandemi. Rasa cinta persatuan dan kesatuan tanah air serta Sholawat juga menghormati sesepuh dan nenek moyang yang mendahului kita,” terang Selamet. (Zanuar )