Surabaya, PW: Pada Lattek pelayaran Prajalasesya menuju Palu dibawah kendali Perwira Pelaksana Latihan (Palaklat) Letkol Laut (P) Wisnu Priyangga, sebanyak 187 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) Tingkat I Angkatan ke-70 yang onboard di KRI Dewaruci – 945 dan KRI Surabaya – 591 menjalani momen istimewa, yakni tradisi Mandi Kathulistiwa saat melintasi Selat Makasar tepatnya di koordinat 1° 38′ 7238″ LS dan 29° 02′ 0676 T, Kamis dini hari (24/3).
Selain 187 Taruna Tingkat I Angkatan ke-70 juga tidak ketinggalan beberapa staf latihan dan anggota KRI Dewaruci – 945 dan KRI SBY – 591 yang belum pernah Mandi Khatulistiwa, juga wajib menjalani prosesi tradisi mandi Khatulistiwa saat melintasi garis Khatulistiwa di perairan Selat Makasar.
Menurut Komandan KRI Surabaya Letkol Laut (P) Handoyo, setiap Taruna maupun anggota TNI AL diwajibkan untuk melaksanakan Mandi Khatulistiwa disaat melintasi garis Khatulistiwa.
Ritual ini sudah dilakukan oleh pendahulu–pendahulu TNI Angkatan Laut dan sampai saat ini, hal tersebut masih diteruskan oleh Kapal-kapal perang yang ada di Indonesia dan dijadikan sebagai salah satu tradisi, bahkan mandi Khatulistiwa ini juga menjadi tradisi Pelaut Dunia ketika melewati Garis Khatulistiwa dan wajib diikuti oleh seluruh awak kapal yang belum pernah melakukan tradisi mandi khatulistiwa ini, ujarnya.
Di geladak Utama dan geladak Helly, para Taruna AAL serta anak buah kapal (ABK) sudah disambut dengan guyuran air laut, hingga menambah dinginnya suasana. Kemudian terdengarlah obrolan dari dewa penguasa tujuh Samudera, Dewa Neptunus dengan Komandan Kapal agar segera dibersihkan penumpangnya dari segala kotoran yang dibawa dari daratan dengan prosesi tradisi mandi Khatulistiwa.
Setelah memenuhi segala persyaratan yang diminta oleh Dewa Neptunus dan melaksanakan prosesi Mandi Khatulistiwa, maka seluruh penumpang gelap sudah di sahkan untuk bebas melayari segenap Samudera Raya dan disaksikan oleh penghuni lautan di atas geladak KRI Dewaruci dan KRI Surabaya.
Tampak hadir pada pelaksanaan tradisi mandi Khatulistiwa yakni Komandan KRI Surabaya Letkol Laut (P) Handoyo, Komandan KRI Dewaruci Letkol Laut (P) Lubis, Palaklat Prajalasesya 2022 Letkol Laut (P) Wisnu Priyangga, Palaksa KRI Dewaruci dan Palaksa KRI Surabaya serta para perwira pendamping (Paping) Taruna AAL.